sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Minggu, 10 Mei 2015

Model Pembelajaran



(pembelajaran transformatif)

Bagaimana seorang guru mengajar lebih dinamis, menarik dan kreatif? Memang mengajar apa harus dinamis, menarik dan kreatif? Guru menyampaikan materi/pelajaan siswa mendengarkan dan mencatat. Demikian pengajaran yang berlangsung di sekolah dan pesantren ini sudah bertahun-tahun. Madzab seperti ini berjalan baik-baik saja!demikian terang salah satu guru disalah satu ponpes. Lho, koq bisa? “Itu kitab kesebelas!”komentar teman. Ya artinya dari perspektif mana seseorang memandang dan meyakini sebuah cara diambil untuk suatu pengajaran. Memang penetapan model mana yang akan dilakukan oleh guru, maka gurulah yang memiliki otoritas. Asal apa yang diputuskan dapat dipertanggungjawabkan.

Seorang guru yang baik tentu ingin potensi peserta didiknya berkembang maksimal. Karena maksimal dan tidaknya potensi yang berkembang berkaitan dengan model pembelajaran. Sebagai contoh model pembelajaran yang mampu meningkatkan proses pembelajaran yang atraktif, dinamis dan kompetitif adalah pembelajaran transformatif. Sebagai catatan bahwa keberhasilan dan kegagalan ukurannya bukan hanya pada hasil akhir, tapi juga proses belajar. Jadi pembelajaran transformatif menitiktekankan pada proses belajar.


Model transformatif memiliki 4 varian menurut JM Dirkx(1998) yaitu:
1.emancipatory approach, 2.cognitive-rational approach, 3.developmental approach, 4.spiritual-integrative approach.

Pembelajaran akan hidup dan menarik ketika peserta didik diberi kesempatan untuk berkontribusi. Didorong dan dilibatkan dengan penuh dalam proses belajar. Di samping itu pembelajaran yang baik juga merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis. Selanjutnya pembelajaran haruslah mampu mengembangkan potensi peserta didik. Terakhir pembelajaran akan mempunyai nilai tinggi guru mampu memadukan dan menghubungkan materi pelajaran dengan nikai-nilai spiritual.

Model pembelajaran transformatif mampu menumbuhkan suasana yang dinamis, atraktif dan kompetitif. Model ini memiliki 5 pilar yaitu: 1. Peran pendidik sebagai fasilitator belajar, 2. Peran peserta didik sebagai subyek belajar, 3. Penggunaan kata-kata persuasif dalam pembelajaran, 4. Pola interaksi antara pendidik dan peserta didik bersifat patnership, 5. Suasana belajar aktif, dinamis dan konstruktif. Kelima pilar tersebut menjadi perhatian guru agar prose belajar berlangsung lebih kondusif.

Deskripsi pembelajaran yang dijelaskan diatas menjadi bahasan dalam sebuah buku Pembelajaran Transformatif berbasis Learning How To Learn karya Dr.Hardika, M.Pd. Saya berharap dengan salah satu contoh model pembelajaran transformatif ini, para guru mampu menggunakan dan mengembangkan proses belajar yang lebih baik. Dengan proses belajar yang baik diharapkan hasilnya juga baik. Seringkali guru tergoda akan jalan pintas. Tiada peduli bagaimanapun proses yang dilakukan yang penting hasilnya baik. Tentu ini bukan prinsip pendidikan yang benar. Sama artinya kita mendidik peserta didik untuk tidak kerja keras dan proses tidak bim salabim! Jadi. Bukan kan? Ekses dari hal ini adalah UN bocor. Ketidakjujuran bukan lagi menjadi proses membangun pribadi yang unggul untuk masa depan.

+++
Guru membuka pelajaran dengan salam. Menyapa dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang akan dibicarakan. Dilanjutkan dengan cerita singkat membuka topik untuk dikaitkan dengan materi. Berikutnya bertanya bagaimana kalau mereka mampu memecahkan masalah hari ini. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok punya 6 anggota. Tugas masing-masing kelompok didiskusikan di dalam kelompoknya. Guru memeriksa dan membantu dari satu kelompok ke kelompok lain. Memotivasi dan mendorong anggota kelompok untuk berkontribusi. Setelah cukup memberikan waktu untuk berdiskusi, masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasilnya ke kelas. Kelompok lain memberi tanggapan bagaimana hasil yang disampaikan tersebut. Guru memberi bimbingan dan membantu pokok-pokok penting pelajaran hari ini.  Selanjutnya peserta didik membuat kesimpulan dari masalah yang diajukan dan hasil penyelesaiannya. Ini contoh model emancipatory approach dari pembelajaran transformatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar