sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Rabu, 20 Mei 2015

Bangkit!



Orang tidur… bangun lalu ambil air wudlu
Orang  sakit … berobat & memohon lalu sembuh
Orang jatuh …. Bangun berdiri membangun prestasi
Orang bermimpi …. Sadar lalu kejar tak kenal henti Sukses menanti!
Semua Bangkit ….
Wahai orang yang tidur, orang yang sakit, orang yang jatuh, orang yang bermimpi …
Selagi masih ada waktu.


Bangsa ini telah banyak mengalami jatuh bangun membangun negeri. Masa merebut kemerdekaan telah banyak nyawa para pahlawan gugur membela negeri. Masa mengisi kemerdekaan banyak korupsi para pejabat tergusur masuk bui. Dua zaman yang berbeda tapi sama dalam perlawanannya. Pada zaman pertama para pahlawan benar-benar memiliki tekad kuat mengusir penjajah. Keikhlasan, daya juang dan harapan satu “Merdeka”. Bebas menentukan nasib sendiri untuk kesejahteraan anak-anak negeri. Di zaman kedua para tokoh dan pejabat telah menguap tekad mengusir “penjajahan”. Yaitu kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan masih terus menghantui hingga saat ini. Yang justru hadir para tokoh dan pejabat yang hanya menguras ibu pertiwi untuk kesenangan diri sendiri. Lalu apa sebenarnya yang mau dicari untuk negeri?

Saat tertidur segeralah bangun ambil air wudlu jalankan ibadah, Negeri ini tidak akan bangkit menjadi bangsa dan Negara yang maju tanpa orang yang beriman dan taat kepada-Nya. Berkah Allah tiadalah turun bagi negeri yang jauh dari agama. Hidup hanyalah fatamorgana. Nampak baik dan indah tapi sebenarnya palsu. Mungkin negeri ini kaya raya tapi sudah tergadaikan. Mungkin anak-anak bangsa ini pandai-pandai tapi solusi justru sulit dicari. Dan mungkin penduduknya sudah pada maju tapi tidak memiliki jati diri.

Saat sakit bersabar dengan berusaha untuk disembuhkan. Sehat dan sakit adalah bagian ujian untuk bersyukur dan bersabar. Kondisi senang dan susah adalah pasangan suami istri yang menghiasi takdir setiap diri. Apakah kita semua ini sudah menyadari jika sehat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun negeri? Atau saat sakit digunakan untuk istirahat, pemulihan dan intropeksi perbaikan amalan diri. Bangsa ini jatuh sakit yang banyak tidak disadari. Korupsi, pornografi, dan ekstasi menjadi barang konsumsi sehari-hari. Sudah pasti jatuh sakit karena lebih mementingkan isi leher ke bawah(=kebanyakan). Bukan leher ke atas!(semakin banyak tambah okey).

Saat jatuh segera sadar bangun dan bangkit lalu kejar prestasi. Ingat sebuah nasehat:”Yang sangat ditakutkan bukan ketika jatuh tapi ketika tidak dapat bangkit kembali”. Bangsa ini telah banyak dikarunia nikmat Allah yang banyak. Belum tentu semua Negara memiliki karunia sebesar Indonesia. Namun besarnya semua nikmat yang telah dikaruniakan-Nya tidak serta merta menjamin sejahtera dan bahagia. Lalu bagaimana? Bekerjalah sungguh-sungguh di mana saja. Beramal shalehlah dimana dan kapan saja. Allah, Rasul dan segenap kaum beriman akan menjadi saksi. Melihat prestasi kita.

Anak-anak negeri ini punya mimpi. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun."QS.Saba’(34).15. Atau sebagaimana isi pembukaan UUD ’45 “mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur." Maka tugas kita semua-sesuai bidang masing-masing-membangun negeri ini lebih baik. Langkah pertama menjadikan diri kita baik kemudian bermanfaat untuk keluarga, masyarakat dan bangsa ini. Jadilah orang baik dan berprestasi.

Hari Kebangkitan Nasional, tanggal 20 Mei 2015 ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk menyadari. “Ayo bangkit bangun negeri karena Ilahi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar