sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 25 Mei 2015

Asah Spiritualitas Diri



“If you believe in your ideas, money will follow.
If you pursue money you should fail”
-Tibor Kalman
Sebagai bangsa yang “religious” walaupun tidak setiap persoalan selalu dihubungkan dengan agama(=Tuhan). Bangsa ini lebih banyak mengakui dan menyakini untuk hidup beragama. Yang mustinya dalam kesehariannya agama dipraktekan sebagai wujud ketaatan kepada Penciptanya. Salah satu perintah yang mulai Nabi pertama, Adam sampai Rasulullah, Muhammad SAW adalah mengakui dan meyakini bahwa tiada sesembahan yang hak diibadahi kecuali Allah. Maka beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketaatan. Istilah yang disampaikan oleh seorang ustadz ialah ada warna, diwarnai dan mewarnai.


Akhir-akhir ini merebak begitu cepat di Indonesia antara narkoba dan prostitusi. Kedua penyakit itu akan menghancurkan manusia dan generasi. Dan hubungan keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Hidup yang dianut masyarakat serba boleh(hidonis) membuka peluang besar terjadi tindak kejahatan dan asusila. Masyarakat Indonesia yang katanya “religious” begitu permisif dengan pakaian mengumbar aurat dan tarian pornoaksi(seronok). Kekuatan hawa nafsu memang menjadi senjata setan untuk menjauhkan manusia dari agama. Perilaku semacam ini bukanlah jati diri bangsa Indonesia tapi bangsa barat yang telah meracuni anak-anak bangsa. Beberapa indicator yang mewabah di masyarakat kita adalah:

  • Terjadi banyak perceraian karena perselingkuhan.
  • Tindak kejahatan meningkat seperti kekerasan seksual dan tindak kejahatan lain.
  • Narkoba dan minum-minuman keras merajalela.
  • Hidup berfoya-foya menjadi gaya hidup yang harus dipenuhi.
  • Harta dan kekayaan menjadi tujuan utama dalam hidup

Warna. Sebenarnya banyak warna yang ada di sekitar kita. Namun secara garis besar ada 2 yaitu apakah warna agama ataukah warna sekuler? Jika warna agama yang diambil berarti ada nilai-nilai ketuhanan yang menjadi pedoman hidup. Kebahagiaan yang dibangun di dunia dan di akherat. Begitu sebaliknya bila warna sekuler tentu agama bukan yang menjadi pedoman hidup. Hidup hanya semata-mata hari ini. Hidup di dunia saja jauh dari urusan akherat.

Orang yang memiliki prinsip dan pedoman hidup(agama) insya’allah tidak mudah diwarnai. Meskipun derasnya informasi dan kebebasan berekspresi yang bebas nilai telah menghancurkan sendi-sendi bangunan karakter bangsa ini. Imunitas. Bagaimana seseorang memiliki imunitas agar tidak mudah diwarnai?
1.Pergaulan yang positif yang dikembangkan
2.Bacaan dan tontonan yang membangun pribadi yang utuh diutamakan
3.Teman dan lingkungan yang mendukung budi pekerti menjadi pilihan
4.Praktek agama menjadi prilaku keseharian
5.Nilai-nilai agama yang dipakai untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Warga Negara yang baik adalah orang-orang yang memiliki karakter dan budi pekerti yang baik. Yang bersumber pada nilai-nilai agama. Adalah nilai-nilai agama yang menjadikan kebaikan dirinya. Selanjutnya kebaikan diri saja tidaklah cukup tanpa mewarnai orang lain yang belum baik. Bangsa ini masih banyak membutuhkan orang-orang yang berkarakter dan mampu mengajak orang lain menjadi baik. Seperti apakah contoh warga Negara yang baik itu? 

Berikut beberapa indicator warga Negara yang baik:
1.Ikut berperan dalam pembangunan bangsa
2.menjaga dan mematuhi aturan negaranya(hak dan kewajiban)
3.menjadi pribadi-pribadi yang mulia(prilaku dan tutur kata)
4.nasionalis menjadi panggilan jiwanya sebagai anak-anak bangsa
5.menunjukan identitas diri sebagai bangsa Indonesia yang luhur yang beragama

Menatap kehidupan yang banyak mengimani akan materialistis seperti saat ini. Menjadi godaan yang besar bagi seseorang yang mau mengasah spiritualitas dirinya. Maka mencari warna yang digaris Allah mutlak diimani dan dijalani. Ketika diwarnai dalam kehidupan disiasati dengan imunitas diri yang kuat. Yang tidak mudah terpengaruh pada jalan sesat. Yaitu jalan yang menjatuhkan ke dalam kehancuran. Oleh karena itu, saat pribadi yang sudah memiliki karakter mulia maka, berperan dalam mewarnai dan menularkan nilai-nilai agama ke orang lain menjadi tuntutan setiap diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar