sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Rabu, 30 September 2015

Diminta ataupun Tidak



Pendidikan yang maju atau berkualitas terletak pada para guru yang memiliki peran paling penting. Dikatakan demikian karena mereka berada pada garis depan membangun peserta didik menjadi manusia unggul. Tidak setiap profesi memiliki kesempatan meng-install,meng-upgrade dan me-maintenance anak-anak secara jamaah dan resmi  seperti di sekolah. Lembaga sekolah tempat peserta didik dibangun kepribadiannya, pemikirannya, dan kehidupan sosialnya. Dalam jangka 12 tahun sampai 14 tahun anak-anak mengenyam pendidikan akan sia-sia bila yang diperoleh di lembaga sekolah kurang membantu untuk kehidupannya ke depan. Lalu kepada siapa masa depan mereka disandarkan dan dipertaruhkan?

Bekerja Sajalah

Tantangan terbesar bagi pendidikan kita adalah ada upaya merobohkannya baik langsung maupun tidak langsung. Apakah negara dan bangsa ini sudah menyadari terjadi? Seperti apa  pendidikan kita ini roboh? Tanggungjawah siapakah bila pendidikan ini roboh? Dan mengapa pendidikan bangsa ini sampai bisa roboh? Lalu apa yang dapat kita, para pendidik lakukan? Saat ini terjadi ketidak seimbangan antara yang membangun dan yang merobohkannya. 

Selasa, 29 September 2015

Antara Berharap dan Takut



5.Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
6.sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7.Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
8.dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. QS.Alam Nasyrah(94).5-8

Di pagi yang buta seorang petani berangkat menuju sawah untuk bercocok tanam. Hawa dingin, jalan gelap dan sunyi sepi menemani di jalan setapak kaki petani melangkah. Ia semangat menuju sawah untuk menjemput karunia-Nya yang luas. Ia terus saja berkerja keras setiap hari sejak pagi buta hingga sore hari. Terik panas matahari menyengat kulit tubuhnya yang semakin menghitam ia tidak hiraukan. Kaki tangan bahkan badan berbelepotan lumpur sawah sudah menjadi santapan harian kayak sayur sambal yang selalu menemaninya saat makan siang. Harapan mendapat hasil yang melimpah adalah doa-doa  tatkala ayunan cangkul menjungkir balikan tanah sawahnya. Hati sejuk ketika melihat tanaman padi tumbuh subur menghijau terhampar.  Hati juga menjadi was-was lagi takut bila hamba tikus akan menyerang. Menghancurkan semua harapan yang sudah menempati di lubuk hati yang paling dalam. Lalu kepada siapakah terus berharap…!

Memilih dan memutuskan



Dalam kehidupan manusia ada saat yang pasti pernah dialami antara memilih dan memutuskan. Dari kedua kegiatan ini yang pasti ada pertimbangan atau ada sesuatu yang mempengaruhinya. Mengapa harus memilih dan mengapa harus memutuskan? Apa saja yang mempengaruhi pemilihan dan pemutusan sesuatu? Yang mempengaruhi adalah seperti lebih baik, lebih menarik, lebih sesuai atau yang lebih … apalah-apalah semakna dengan itu. Sebenarnya ada juga yang karena terpaksa atau “dipaksa”. Setelah mendapat “kemantapan” atau keyakinan baru berikutnya diputuskan untuk diambil atau tidak dipilih. Lalu bagaimana dengan Anda?

Minggu, 27 September 2015

Mas Daya Juangmu mana?(3 habis)



Tekun
Anak cerdas yang memiliki otak encer telah diberi oleh Allah kemudahan mampu berpikir cemerlang. Sunatullahnya anak yang cerdas adalah mudah menerima pelajaran dan mampu menjawab soal-soal yang sulit. Namun tidak setiap anak mendapat karunia seperti itu. Bagaimana dengan anak yang tidak memiliki kecerdasan di atas rata-rata? Apa selalu akan memperoleh kegagalan? Kalau mendapat kegagalan musti tapi kalau selalu belum tentu. Kenapa? Pantang menyerah dan tekun harus menjadi menu santapan setiap hari. Agar badan dan jiwa jauh lebih kuat melampaui kecerdasan otak yang kurang encer. Insya’allah itu semua akan tertutupi. Bukankah Albert Enstain yang katanya genius itu hanya 10% saja kemampuan otaknya yang digunakan?

Sabtu, 26 September 2015

Mas Daya Juangmu mana?(2)



Disiplin
Kesabaran menerima segala konsekuensi apa yang telah diputuskan melahirkan disiplin. Para mahasiswa STKIP Al Hikmah yang sebelum masuk kuliah: tidur, bangun tidur, sholat, baca Quran, mencuci dan bersih-bersih tidak setertib dan sebesar kayak di mahad. Mengapa? Kalau dirumah keinginan diri(nafsu) untuk malas-malasan, tak perlu tantangan dan masa bodoh jauh lebih besar. Perbandingannya 1 : 10 artinya hanya 10% saja anak yang mau melakukan aktifitas yang begitu hebat. Ini penyebabnya tidak memiliki tekad kuat menjadi diri yang lebih baik. Untuk itu perlu sistem yang mengatur dan mendorong agar mereka mau melakukan aktifitas yang diharapkan. Berikut contoh aktifitas mahasiswa STKIP Al Hikmah yang perlu disiplin:

Mas Daya Juangmu mana?(1)



Ada firman Allah yang menginspirasi pada kita kaum beriman:

Ketaatan pada pimpinan bentuk dari daya juang berupa kesabaran.


“Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk-seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."QS.2.249


Gerakan Mengajar



Lima tahun terakhir ini sangat marak gerakan mengajar. Ambillah contoh Indonesia Mengajar yang komandani Mendiknas saat ini Bapak Anies Baswedan. Kemudian ada juga komunitas yang menamakan diri 1000Guru yang tujuannya memberi motivasi kepada anak-anak sekolah sambil berkunjung ke daerah wisata. Ada yang lain para eksekutif membantu mengajar memberi mimpi anak-anak di sekolah-sekolah. Sungguh gerakan yang menginspirasi tumbuhnya mengajar yang baik.

Dosen yang Guru



Dosen yang guru. Apa maksudnya dosen yang guru? Bukankah dosen dan guru itu berbeda. Pada aturannya di Dikti bahwa untuk menjadi dosen harus tidak boleh memiliki NUPTK. Dikatakan resmi sebagai dosen bila memiliki NIDN bukan NUPTK. Pada titik tekan keduanya juga berbeda. Belum lagi peserta didiknya jauh berbeda. Mengapa dosen perlu yang guru? Untuk konsumsi siapakan dosen yang guru tersebut? Demikian barangkali pertanyaan yang muncul bersamaan judul itu disampaikan.So so.

Shubuh Berjamaah



“Totalitas diri pada apa yang diimani berbanding lurus dengan komitmen yang dibangunnya” –heri miarto


Tepat tanggal 23 Agustus bulan lalu menjadi hari kelahiranku. Sebenarnya tidak ada istimewanya sih dari tahun ke tahun. Hanya saat itu bertepatan dengan launching Sholat Shubuh berjamaah. Yang pelaksanaannya di masjid Al Falah Surabaya. Penceramah saat itu adalah Ustadz Fadlan dari Papua. Mengapa saya katakan istimewa? Ya karena bisa mengingatkan pada diri ini untuk menjaga sholat Shubuh berjamaah di masjid. Mengapa harus sholat Subuh? Bukankah yang lain juga sholat wajib, Dhuhur, Ashr, Maghrib dan Isya’? Benar. Tapi memang khusus untuk sholat Subuh memiliki keistimewaan tersendiri.


Orang Israel bilang: di dalam kitab kami (Kitab Taurat) ada tertulis Jika diseluruh dunia jumlah orang Islam yang hadir untuk solat subuh berjamaah di masjid sama banyak dengan jumlah jamaah solat Jumat, maka saat itu Israel akan hancur.


Kamis, 24 September 2015

Wisuda



Tepat tanggal 19 September 2015 lalu menjadi hari istimewa buat anak sulung saya, tentu termasuk saya dan istri. Kenapa demikian? Proses panjang sebelum menuju titik ini betul-betul berliku-liku. Jatuh bangun, sakit hati, tetesan air mata dan korban perasaan menjadi orang tidak punya. Menjadi orang tidak berdaya! Dimulai saat kegalauan saya diketahui kolega kerja saya di kantor. Saya katakan ada 2 PR besar yang harus saya selesaikan ke depan.

Rabu, 23 September 2015

Berkorban



Berkorban adalah syareat yang banyak kaum muslimin amalkan saat hari raya ‘iedul adha. Kebesaran jiwa kaum beriman ini mampu mengalahkan hegemoni kepemilikan harta yang tidak akan pernah habis untuk terus menambah. Tidak ada ceritanya orang menolak harta kalau bisa ya harus bertambah banyak. Padahal semakin harta bertumpuk semakin ingin menambah tumpukan yang lain. Itulah sifat harta yang sudah se-maqom dengan hati manusia yang tidak ter-sibghoh oleh  Allah SWT. Manusia bukan lagi menjadi tuan tapi menjadi budak harta. Naudzubillah min dzalik! Orientasi berubah yang sebenarnya harta itu sarana untuk mengabdi-Nya menjadi harta sebagai Tuhannya.Bukan “tuhan” dari Banyuwangi lho?wkwk.

Minggu, 20 September 2015

Ingat saja tidak cukup



Zaman seperti saat ini informasi sangat banyak lalu lalang di sekitar kita. Informasi yang begitu banyak tersebut diperlukan kemampuan untuk menyaring dan menyeleksi. Kemudian didalami makna dan maksudnya untuk diambil manfaat atau pelajaran buat diri kita atau orang lain. Ngomong-ngomong urusan pelajaran adalah guru yang lebih kompeten karena  setiap hari yang berkecimpung kegiatan belajar mengajar. Mulai dari persiapan mengajar:silabus, RPP dan materi pelajaran termasuk bahan evaluasi. Hal lain yang penting adalah bagaimana guru mampu mengintegrasikan nilai-nilai(agama khususnya) dalam pelajaran. Kemudian dalam pelaksanaannya guru harus mampu menyampaikan dengan tepat(metoda) agar pelajaran mudah dipahami.

Sabtu, 19 September 2015

Tiada Lelah



 
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”QS.al-Hijr(15).99
Satu hal penting bagi kita dibandingkan segala urusan hidup yang ada di dunia kecuali urusan iman. Ya urusan iman yang menjadi pangkal apakah manusia mau taat pada apa yang telah diimani. Pada Allah yang telah memberi kehidupan di dunia ini. Karena pemberian kehidupan di dunia bukanlah sesuatu yang gratis. It’s not free for life. Whatever  is happened to us the important thing how we approve our faith. Yaitu beribadah selama hidup kepada-Nya. Hidup sehebat dan sepanjang apapun tiada arti tanpa iman dan ibadah.

Jumat, 04 September 2015

Membangun Generasi Pemenang



“Kesempatan berkarya besar hanya di kala muda sebelum akhirnya hidup tiada berdaya. Lakukanlah!”   -Heri miarto

Menyiapkan generasi mendatang hanya dimiliki sedikit orang. Meskipun sedikit orang yang memikirkan generasi mendatang insya’allah pengaruh dari sumbangsihnya besar sekali untuk kehidupan anak cucu.Mereka itu- yang mau membangun generasi mendatang -jelas bervisi jauh melampaui batas usianya.Tidak berhenti pada kesuksesan atau pencapaian keinginan pribadi.Beyond expectation!Indonesia membutuhkan orang-orang yang berkualifikasi demikian.Kesulitan hidup seperti saat ini semoga masih ada orang-orang pilihan tersebut.