sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Minggu, 07 Januari 2018

Berpihak: Kepada Siapakah Kita berpihak..?



alQur’an Surat an-Nur(24).52

   Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah                      dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat                kemenangan.
   
   alQur’an Surat Ali ‘Imron(3).73


                           
Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu." Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui"

Akhir-akhir ini ramai warganet menanggapi kebijakan yang diambil oleh salah satu gubernur di Indonesia, Anis Baswedan. Keputusannya yang berpihak kepada ‘wong cilik’. Kata-kata wong cilik sering kali jadi komoditi meraup untung- bukan Ary Untung lho ya..? - meraih jabatan. Bagi orang-orang yang munafik memang ini cara jitu agar segala keinginannya tercapai. Setelah tujuannya kesampaian, maka peduli amat pada semua pihak yang telah berkontribusi(=pemilih-rakyat). Janji..biarlah tinggal janji memang gue pikirin… Begitu kali yang ada di benaknya. Semoga tidak. Sadar bahwa jabatan ada batasnya dan kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya. Itu bagi yang percaya…Tapi, bagi emak-emak yang menyebut akherat tidak ada ya tentu semaunya sendiri.

Apa saja yang kita lakukan terdorong atas keinginan dan tujuan yang akan dicapai.1 Dalam agama para ustadz dan kyai sering menyampaikan bahwa sebelum melakukan sesuatu hendaknya berniat ikhlas2 karena lillahi ta’ala. Orang yang sudah berniat baik seperti itu tanpa pengamanan dan pengawalan yang kuat bisa menyimpang dari niat awal. Manusia makhluk yang lemah dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. Untuk itulah Allah membekali manusia dengan berbagai karunia, diantaranya akal dan agama.3

Bagi orang-orang yang beriman hati, ucapan dan perbuatan merupakan bagian dari bangunan iman yang tidak dapat terpisahkan.5  Oleh karena itu, kaum yang beriman selalu berusaha meningkatkan imannya. Dengan mengingat Allah hati akan bertambah kuat dan baik imannya, sehingga penyakit hati hilang. Hati yang sehat menjadikan ucapan yang keluar dari mulut juga baik, sehingga perbuatan yang diamalkan benar dan diridloi-Nya.

Berbicara tentang keberpihakan harus diletakan pada posisi yang benar. Untuk menilai apakah posisi kita- lebih-lebih pemimpin-dalam posisi yang tepat maka perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan dan sikap berikut ini:

1. Berpegang pada nilai-nilai agama(Tauhid)
    Mendahulukan agama dari pada alasan lainnya(=urusan dunia) karena keselamatan akherat jauh         lebih penting.
2. Kemanusiaan
    Urusan kehidupan dan kemanusiaan didahulukan tanpa mempertimbangkan agama, suku dan ras.
3. Ilmu pengetahuan
    Pengembangan SDM merupakan asset penting pembangunan manusia. Ilmu yang berkembang           akan meningkatkan peradaban seseorang ataupun bangsa.
4. Akhlakul karimah
    Mengedepankan akhlak dalam setiap berinteraksi kepada siapa saja, bahkan kepada hewan dan           tumbuhan.
5. Toleransi
     Menjunjung tinggi nilai toleransi sebagai kemulyaan beragama tanpa gangguan. Untukmu                    agamamu dan untukku agamaku.6



___________________________________________

1   Tarsidi, Didi. (2008) MOTIVASI: Apa yang mendorong orang berbuat sesuatu? http://d- tarsidi.blogspot.co.id

An-Nawawi, Imam Matan Hadits Arba’in: Bab Niat
3 Saefurohman, Usep. (2010) Akal dan Agama https://usepsaefurohman.wordpress.com
4 Anoname , 2010 Al Qur’an Digital
5 https://muslim.or.id/14768-iman-keyakinan-ucapan-dan-amalan.html
6 Mawardi, Imam. (2017) Ceramah: Islam sebagai Solusi Peradaban