sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Jumat, 30 Januari 2015

Bekerja dengan Totalitas



“Kamu tidak bisa meluputkan diri dari tanggungjawab hari esok dengan menghindarinya hari ini”
                                                                                                                         Abraham Lincoln

Sekolah yang telah maju-baik pendidikan maupun prestasinya-tentu banyak wali murid yang mencarinya. Sekolah yang sudah mencapai prestasi seperti itu, tentu saja tidak begitu saja terjadi. Pasti telah melalui proses yang panjang dan berliku. Mulai dari yayasan, pimpinan sekolah, para guru, karyawan, orangtua, dan murid-murid serta masyarakat. Masing-masing pihak berkontribusi terciptanya kualitas pendidikan yang baik untuk murid-muridnya. Melalui kualitas pendidikan yang baik maka akan membantu murid-murid untuk berkembang lebih maju lagi di kemudian hari.

Melahirkan

Generasi Penerus



Sukses! Itulah kata-kata yang keluar pertama-tama saat saya presentasi awal semester 2 ini. Presentasi dengan mengangkat judul “Guru yang Sukses”memberikan semangat kepada seluruh mahasiswa STKIP Al Hikmah di hari Kamis, 29 Januari 2015 kemarin. Saya sengaja memberikan PUNCHING : “Sukses itu wajib bagi QT!” Karena mengajak orang lain sukses maka tidaklah SOPAN kalau diri sendiri belum sukses. Ini mirip dengan ayat Allah dalam surat ash-Shaf(61).2:


Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?


Rabu, 28 Januari 2015

Kembali ke Sekolah

Asal



Dua minggu yang lalu mahasiwa STKIP Al Hikmah mengadakan KKN untuk memenuhi tugas di masa libur semesteran. Dan hari ini Rabu, 28 Januari 2015 mempresentasikan hasil KKN-nya di hadapan teman-teman dan para dosen. Mereka benar-benar mencoba mendapat informasi yang sejelas-jelasnya, agar dapat memperoleh masalah dan bagaimana memberi solusinya. Ada diantara mahasiswa yang diberi kesempatan untuk menggantikan mengajar di kelas di mana dulu ia sebagai murid. Tentu berbeda! Sebagai “guru” haruslah tampil lebih baik apalagi membawa nama institusi AL HIKMAH yang sudah punya nama di Jatim maupun Nasional. Dari beberapa tampilan menunjukkan sekolah mereka yang mempunyai banyak warna, bukan hanya dari sisi fisik tapi juga non fisik.

Selasa, 27 Januari 2015

Meraih Surga

dengan Bertauhid



QS.ar-Rum(30).30. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

Beragama yang lurus adalah beragama tauhid, beragama Islam yang hanya menyembah, bersandar(berlindung), memohon(berdo’a) dan takut hanya kepada-Nya, Allah SWT.

Menyembah Allah semata
QS.Ibrahim(21).92. “Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.”

QS.al-Maidah(5).72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

Senin, 26 Januari 2015

Sekolah yang Bermutu

(sekolah efektif)


Masyarakat terdidik dari sekolah, karena sekolah merupakan pusat pendidikan formal. Maka sekolah harus didorong untuk memberikan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas melahirkan manusia-manusia yang berkualitas, baik karakter maupun kecerdasannya. Contoh produk pendidikan karakter adalah ketika masih kanak-kanak suka berkelahi, tidak mau kalah-ingin selalu menang-dan gampang menyerah. Diubah menjadi bersosialisasi yang baik, dengan berteman, saling mengasihi, menghormati, empati, rela berkorban dan memiliki sikap belajar yang baik, ingin tahu tinggi dan semangat tinggi(kerja keras). Berikutnya contoh produk pendidikan kecerdasan adalah anak-anak belum peka pada lingkungan diubah menjadi peduli pada lingkungan. Mampu mengumpulkan fakta-fakta pencemaran dilingkungan sekitarnya. Kemudian mencari masalah dan penyebabnya, menganalisis, menyimpulkan dan memberikan solusi dalam mengatasi masalah lingkungannya.

Jumat, 23 Januari 2015

Wajah Diri

(3-habis)



“Membangun rumah 10 milyar, lalu membangun rumah akherat berapa milyar?”-tanya HRM

Kegiatan rutin saya-insya’allah sampai Allah yang mengakhiri-membimbing pengajian ibu-ibu yang 50% sudah manula. Namun semangat untuk belajar mengaji masih tetap bergelora. Kendala so… pasti ada! Kendala tidak menjadikan patah semangat. Justru saya sebagai pembimbingnya yang harus lebih semangat. Maluuu lah! Meskipun kelihatannya masih muda-padahal udah beruban alias tuwir juga-beberapa kali kalah aktif disebabkan jadual berbenturan dengan jadual kantor. Ada salah satu dari peserta pengajian ini yang mengakhiri masa hidup dengan indah. Atau bahasa yang dikenal husnul khatimah. Amiin semoga Allah SWT akan mengampuni segala dosa-dosanya dan menempatkannya di surga.

Rabu, 21 Januari 2015

Wajah diri(2)

Perjalanan hidup memang tidak pada yang tahu bagaimana akhirnya. Tapi awal perjalanan dan saat perjalanan bisa dan boleh tahu. Atau mungkin hasilnya…. Bisa tahu. Ya masih serba mungkin. Tidak dapat dipastikan. Mengapa? Ya menurut saya sich kan bisa direncanakan. Bisa diikhtiari. Gitu lho…! Masalah akhir… berhasil-gagal, gembira-sedih, dan selamat-mati itu sudah bagian dari yang Maha Pemberi Hidup. Allah Subhanallah Ta’ala Penguasa jagad raya ini. Maka pasrah mendahului, bersamaan dan/ atau mengakhiri berusaha sekuat tenaga merupakan bagian ikhtiar. Kita merencanakan sesuatu yang akan dilakukan dengan sebaik-baiknya dan melakukan rencana tersebut dengan sebaik-baiknya, maka hasilnya akan lebih dekat sebagaimana yang rencanakan. Ini tetap juga insya’allah karena tidak ada yang mampu menjamin 100% kecuali Dia.

Senin, 19 Januari 2015

Boleh sombong

asal …



Manusia yang diciptakan Allah SWT memiliki kelebihan dibandingkan makhluk lainnya. (QS.95.4) Kelebihan yang paling menonjol adalah kekuatan akal. Kecerdasannya mampu menaklukan makhuk yang ukuran dan kekuatan jauh lebih besar dibandingkan diri mereka. Gunung yang begitu besar dapat ditaklukan dengan didaki hingga ke puncak, digali untuk ditambang dan dibuat bendungan. Lautan dapat dimanfaatkan untuk perniagaan dan transportasi di laut. Gajah yang berbadan besar dapat dijinakan untuk tunggangan dan kerja (angkutan barang) serta pertunjukan. Manusia juga mampu menciptakan gedung pencakar langit, membuat pesawat dengan beban ratusan ton,  menembus langit dan mendarat di bulan.(QS.55.33)

Kamis, 15 Januari 2015

Wajah Diri(1)



Awalnya saya terus terang jarang memakai cermin. Bila saya menyisir rambut…, jadi ya tetap tidak pakai cermin! Lho? Memang kenapa? Apa kurang ganteng? Ya sebenarnya sich 11 dan 12 lah ama …Sahrukhan! Heh!wkwk ngarep! Malu. Ya malu diri dan tidak pede. Habis merasa gimana…begitu. Walaupun akhirnya saya tekadkan diri untuk bercermin pakai spion sepeda motor. Allohumma kama hassanta kholqii fahasin huluqii. Wahai Allah sebagaimana Engkau ciptakan diriku yang indah, muliakanlah budi pekertiku.

Wajah kan nampak seperti aslinya saat bercermin. Dalam kaidah umum memang manusia adalah sebaik-baik ciptaan. Ini mengandung maksud bahwa manusia sebagai ciptaan tidak boleh saling menghina. Apabila dilakukan di samping berdosa juga bisa berarti menghina Penciptanya. Sikap menghina Allah SWT menunjukkan kualitas iman dan keislaman yang masih rendah. Belum mampu ibadahnya mencegah perbuatan fahsa’ dan mungkar. Sehingga hati, ucapan dan perbuatan perlu dicarikan solusi agar kembali normal.

Senin, 12 Januari 2015

Sang Proklamator, Dr.H.Muhammad Hatta


(pecinta buku dan nan sederhana)



Negeri ini sungguh bangga memiliki tokoh yang pernah lahir di Indonesia. Walaupun saya hanya mendengar dan membaca sejarah perjuangan dan kesederhanaannya. Bung Hatta sapaan yang biasa banyak orang sebut merupakan tokoh-tokoh yang patut menjadi teladan generasi saat ini dan akan datang. Sebut saja tokoh yang lain seperti Ir.Soekarno, KH.Agus Salim, Jenderal Sudirman, Muhammad Natsir, Hamka dan tokoh-tokoh lainnya. Tokoh yang menjadi Guru Bangsa ini disajikan dalam buku karya Agus Nur Cahyo berjudul “Kebiasaan Sehari-hari Para Guru Bangsa.”

Pada pendahuluan penulis buku tersebut mengungkapkan bahwa sungguh ironis bila dibandingkan kehidupan glamour dan mewah para pejabat negeri ini. Mereka tidak cukup sebatas menikmati fasilitas yang diberikan negara saja, tetapi tindakan korup pun dilakukan demi tuntutan gaya hidup. Kalaupun ada yang rela hidup sederhana, perilaku orang itu dianggap anomali dalam sebuah kehidupan berpolitik. Bahkan, hal itu akan dianggap sebagai sebuah pencitraan diri. Sebagai contoh DPR yang memakai jam tangan seharga 70 Juta bahkan ada yang 250 juta. Ini sangat kontras dengan teladan yang sudah pernah dicontohkan para pendiri negara dan Guru Bangsa. Bukan salah mereka bila para tokoh saat ini berperilaku pamer, sombong dan bermewah-mewah di atas uang rakyat.

Sabtu, 10 Januari 2015

Bicara Pendidikan… Ya Bicara Mutu!



(penentu nasib bangsa)   

Dari pukul 7.30 hingga hampir 12.30 kami dan beberapa dosen STKIP Al Hikmah mengikuti seminar Nasional tentang Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah(LPPKS). Pembicara yang menyampaikan materi adalah Prof.Dr.Muchlas Samani, M.Pd, Prof.Dr.Siswandari, M.Stats dan Ir.Abdul Kadir Baraja. Ketiga pembicara berbagi peran dan fokus bahasan dalam seminar di hari Sabtu, 10 Januari 2015 ini. Prof.Muchlas sebagai pembicara pertama mengawali dengan hasil penelitian tentang kontribusi terhadap hasil belajar anak. Prof.Siswandari mengawali dengan revolusi mental diantaranya tentang sikap jujur, sikap belajar dan bekerja keras. Dan terakhir Ir.Abdul Kadir mengawali dengan mutu sekolah(guru, KS dan Diknas atau Yayasan).
Ketiga paparan pembicara diatas dapat saya simpulkan tentang bagaimana mutu pendidikan diciptakan. Mencermati siapa-siapa yang berpengaruh dalam hasil belajar siswa adalah sbb:
Guru            : 30%(kompetensi)
Sekolah       : 7%(kepala sekolah)
Teman         : 7%
Ortu            : 7%
Siswa          : 49%(POT-MOT)

Jumat, 09 Januari 2015

Kekuatan Kaum Beriman (3-habis)



sebagai Seorang Muslim Sejati

 
3.   Ikhlas

Islam menyeru pada umat untuk tampil lebih baik dalam hidupnya. Bagaimanapun kondisi dan dimanapun posisi keberadaannya harus tetap menunjukkan keluhuran sebagai kaum beriman. Sulit memang. Berat juga! Bukankah ingin sukses dan bahagia harus diperjuangkan? Lebih-lebih ini kesuksesan dan kebahagiaan untuk negeri akherat! Tentu jauh lebih besar investasi yang harus ditanam. Sebagai contoh beristiqomah sholat lima waktu berjamaah di masjid atau disiplin masuk & waktu kerja untuk meningkatkan kinerja diri dan perusahaan. Kedua contoh urusan diatas akan benar-benar teruji istiqomah bila mampu berjalan 5 tahun. Lho koq 5 tahun? Memang kenapa? Repelita tahu!hehehe.


Rabu, 07 Januari 2015

Kekuatan Kaum Beriman (2)


sebagai Seorang Muslim Sejati

2.Syukur
Kekuatan kedua adalah bersyukur. Sering saya sampaikan disetiap kesempatan ceramah dan kajian agama tentang syukur. Bahwa syukur adalah energi positif yang dimiliki manusia(baca:orang beriman) yang keluar pada diri mereka untuk memuji, mengingat, membelanjakan harta, dan selalu taat beribadah kepada-Nya.

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."QS.Luqman(31).12

Selasa, 06 Januari 2015

Kekuatan Kaum Beriman (1)


sebagai Seorang Muslim Sejati 

“Manusia selalu diuji dengan hawa nafsu selalu menginginkan segala macam kenikmatan hidup, kesenangan, dan kemegahan dunia. Manusia tidak seperti hewan yang tidak memiliki kehendak dan keinginan.”
Kutipan diatas merupakan  salah satu poin penting yang dikemukakan dalam buku berjudul “Dahsyatnya Sabar, Syukur & Ikhlas” karya Abdul Syukur. Buku tersebut mencoba mengungkap rahasia hidup sukses dan bahagia. Tulisan dibawah ini terinspirasi oleh buku tersebut dan semoga menjadi tambahan semangat dalam menjalankan agama atau amal sholeh.

1.    Sabar

Sabar merupakan kekuatan yang luar biasa bagi kaum beriman. Allah selalu minta kepada kaum yang beriman pada akherat untuk sabar, sabar, dan sabar. Keluarbiasaan seorang muslim pernah diungkapkan oleh Rasulullah SAW. Karena saat ditempa musibah(sesuatu yang tidak diharapkan) ia sabar dan saat mendapat nikmat ia bersyukur.


Senin, 05 Januari 2015

Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan Guru


Profesi guru meskipun tidak dekat dengan “nyawa” namun bisa berdampak dalam dan lebih luas. Bila dokter salah dalam menangani pasien maka akibatnya pasien cacat hingga meninggal dunia. Sedangkan guru ketika salah dalam membimbing dan menyampaikan ilmu  maka akan merusak  akhlak dan pengetahuan siswa. Dampaknya akan berlanjut ke depan dan berantai. Pengetahuan yang salah akan terbawa hingga dewasa dan tua bila tidak memiliki daya kritis dan sifat terbuka. Dan saat menyampaikan ke orang lain kesalahan akan bertambah seiring berapa banyak peserta atau pendengar yang mengikuti. Dalam istilah agama dlalalah sesat dan menyesatkan! Naudzubillah mindzalik.

Jumat, 02 Januari 2015

Membangun Kualitas Diri



(sifat manusia dan ketakwaan)
Anda punya teman? Tentu pasti punya! Teman yang baiklah menjadi harapan semua. Lalu bagaimana bila Anda memiliki teman yang sering berkeluh kesah saja. Saat mendapat kesenangan tidak menonggol dan tidak mau berbagi malah menghindar. Bagaimana sikap Anda? Ternyata sikap seperti ini sudah menjadi bawaan manusia sejak lahir. Manusia pasti memiliki sifat-sifat seperti itu. Berarti boleh dong? Nanti dulu jangan tergesa-gesa menyimpulkan. Berikut ulasan yang dapat menjadi bahan diskusi Anda pembaca budiman.
انّ الانسان خلق هلوعا
اذامسّه الشّرّجزوعا
واذامسّه الخيرمنوعا   
الّاالمصلّين
الذين هم على صلاتهم داءمون  
QS.al-Ma’arij(70).19-23
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,
22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya