sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 16 Maret 2015

Murid Lari Guru …



Saat ini benar-benar berbeda dengan masa saya sekolah. Murid-murid sangat terpusat pada guru. Sehingga istilah beda antara guru tahu dan murid tahu jaraknya semalam, tapi sekarang sudah bukan zamannya lagi. Murid-murid  jauh lebih tahu sebelum gurunya.  Sebagai konsekuensi dari kondisi seperti ini pola belajar dan pola interaksi antara guru dan murid tentu harus berbeda. Perbedaan bisa  dalam hal substansi  maupun substansial.


Menurut Gagne ada 8 pola belajar yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
Tipe 1, Signal Learning (belajar isyarat).
Tipe 2, Stimulus-Respon Learning (belajar rangsangan tanggapan).
Tipe 3, Chaining (mempertautkan)
tipe 4 Verbal Asso­ciation.
Tipe 5, Discrination learning (belajar membedakan).
Tipe 6. Concept Learning (belajar pengertian).
Tipe 7, Rule Learning (belajar membuat generalisasi, hukum, dan kaidah)
Tipe 8, Problem Solving (belajar memecahkan masalah)

Interaksi belajar dan mengajar yang sering terjadi guru-murid,  murid-guru, dan murid-murid.

Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat seyogyanya menjadikan semangat perubahan dalam peningkatan PMB. Yang biasanya pola belajar dan interaksi yang dikembangkan cenderung monoton dapat diubah mengikuti kondisi kelas yan dinamis. Ketika sekolah mendukung dengan perkembangan teknologi informasi guru bisa mengoptimalkan pembelajaran yang berbasis TI tersebut. Sehingga pola belajar dapat dikembangkan dengan intens tipe problem solving. Atau searching sumber-sumber belajar yang menjadi topic yang akan dipelajarinya. Demikian juga dengan pola interaksi akan berkembang bukan hanya guru-murid dan murid-murid, tapi juga dengan para ahli atau nara sumber(resource) yang lain. Perlu diketahui bahwa ada hasil penelitian yang menyatakan akan faktor-faktor interaksi belajar mengajar mempengaruhi pengembangan prestasi siswa sebesar 25.7%.

Perubahan yang guru dapat kembangkan dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan belajar murid. Yang bersifat substansi adalah pola belajar yang hanya menekankan pada satu atau dua kemampuan atau keterampilan saja. Sedangkan yang bersifat substansial adalah pola belajar yang mengembangkan daya ingat(recalling) atau tipe 1 s.d. 5. Demikian juga dalam interaksi saat ini bukanlah guru merupakan satu-satunya sumber belajar(berpusat pada guru), tapi bergeser berpusat pada siswa dengan guru sebagai fasilitator.

Guru juga dituntut lebih cepat atau lebih hebat pula dalam memberikan pendidikan akhlak.  Sebagai antisipasi kecepatan murid-murid dalam mengakses informasi. Derasnya informasi memerlukan langkah-langkah yang konkrit dari guru bukan hanya yang berkaitan pelajaran sekolah tapi sikap yang sehat dalam menghadapi informasi. Tentu, kita para guru tidak ingin bangunan yang sudah dibangun jadi roboh hanya dalam hitungan hari, jam atau menit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar