sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Jumat, 13 Maret 2015

Membangun

Kemandirian & Tanggungjawab



Pagi hari dan hari Senin menjadi waktu yang sangat crowded. Tahu kenapa? Ya kira-kira seperti ini. Waktu persiapan berangkat ke sekolah dan ke kantor. Anak-anak  tentu tidak mau datang terlambat ke sekolah. Alamat akan mendapat konsekuensi  dari BK atau kesiswaan. Demikian juga orangtua yang ke kantor ingin segera sampai dan tidak terlambat.

Ma…. mandiin!si Sulung berteriak
Sarapannya mana?rengek si Bungsu
Pa…papa? tolong Adik disuapin pa..”pinta mama
Entar ma lagi ngelap mobil… sebentar lagi kelar!jawab papa

Adik menangis sarapannya tidak segera datang. Kakak yang habis mandi juga ingin segera ganti baju. Jadi  ganti baju seragam sekolah, menyiapkan buku dan tas sekolah serta bekalnya merupakan kegiatan pagi hari yang menyibukan. Papa dan mama tentu juga menyiapkan untuk diri mereka yang akan ke kantor. Memang ada cara pintas yang membantu…


Ma…. mandiin!si Sulung berteriak
Mbok Inah…mandikan Kakak!teriak mama.
lalu..
Sarapannya mana?rengek si Bungsu.
Surti… itu bantu adik… suapin ya…!perintah mama
Kesulitan pagi hari bisa teratasi dengan bantuan pembantu rumah tangga. Selesai! Tunggu dulu..?Sebenarnya masih ada PR bagi orangtua terhadap tugas perkembangan anak-anak. Apa itu? Membangun kemandirian dan tanggungjawab.

+++

Apa kemandirian dan tanggungjawab?

Kemandirian(autonomy)
Menurut Megan Northrup, dalam Research Assistant dan disunting oleh Stephen F. Duncan, guru besar dari School of Family Life Birmingham Young University, menjelaskan:
As children grow, they should be given more and more independence. At a young age children can select the clothes they wear, food they eat, places to sit, and other small decisions. Older children can have more of a say in choosing appropriate time to be at home, when and where to study, and which friends to associate with. The goal is to prepare children for the day they will leave their family and live without parental control(www.foreverfamilies.net/xml/ articles/teaching_children_self_regulation)
Berikutnya menurut Bacharuddin Mustafa (2008: 75) kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekwensi yang menyertainya.Kemandirian pada anak-anak mewujud ketika mereka menggunakan pikirannya sendiri dalam mengambil berbagai keputusan; dari memilih perlengkapan belajar yang ingin digunakannya, memilih teman bermain, sampai hal-hal yang relatif lebih rumit dan menyertakan konsekwensi-konsekwensi tertentu yang lebih serius.
Sedangkan menurut Syamsu Yusuf (2008: 130) kemandirian merupakan karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy personality). Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

Jadi intinya bagaimana anak tumbuh kemampuannya menyelesaikan persoalan atau  memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa tergantung orang lain.

Tanggungjawab(responsible)
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertang­gung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupa­kan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.

Dapat disimpulkan bahwa kesiapan diri untuk menerima konsekuensi hidup.

Akibat dari lemahnya kemandirian dan tanggungjawab
Bagi anak yang tidak mandiri maka akan…

  • Sering minta bantuan orang lain
  • Mudah menyerah ketika mendapat kesulitan
  • Menjadi rapuh kepribadiannya
  • Daya juang dan daya jelajahnya terbatas
  • Kesuksesan  pribadi  sulit terwujud  tanpa bantuan orang lain

Konteks orang dewasa yang tidak mandiri akan…

  • Sering mengeluh
  • Menunggu belas kasihan orang
  • Tidak memiliki semangat berusaha dan bekerja
  • Mudah putus asa
  • Hanya mengaharapkan kesuksesan

Konteks Negara yang tidak mandiri akan…

  • Tidak memiliki arah bernegara yang jelas
  • Mudah dan mau didekte Negara lain dalam bernegara & berbangsa
  • Membiarkan rakyat sejahtera atau tidak
  • Mengutamakan kepentingan diri sendiri
  • Jauh dari kemakmuran dan keadilan dalam masyarakat.

Akibat dari anak tidak memiliki tanggungjawab adalah…

  • Acuh tak acuh terhadap orang lain dan lingkungan
  • Lebih mementingkan diri sendiri
  • Melakukan kesalahan tidak mau konsekuensinya

Akibat dari orang yang tidak memiliki tanggungjawab adalah…

  • Asal berbuat dan asal berucap tanpa peduli akibatnya
  • Lemah sensitivitas hati dan pikiran lebih-lebih iman!
  • Pikiran pendek sebatas kebutuhan terpenuhi
  • Lebih cenderung membuat kerusakan daripada membangun

Akibat dari Negara(para pejabat) yang tidak bertanggungjawab adalah…

  • Tidak ada keinginan agar rakyat sejahtera adil dan makmur
  • Tanpa ada sinergi dalam bekerja kecuali hanya sektoral semata
  • Bukan lagi berpikir tumpah darah untuk seluruh rakyat Indonesia
  • Dan masih banyak lagi…
+++

Bangsa Indonesia akan maju pesat dimulai dari keluarga yang mampu melahirkan generasi yang memiliki kemandirian dan tanggungjawab yang tinggi. Yang berpikir, bertindak dan berjuang untuk membangun bangsa yang lebih baik dalam lindungan Allah SWT. Ayo lahirkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar