sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 23 Maret 2015

Cucuran Keringat & Air Mata Pak Guru



Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”QS.21.35
“Kesengsaraan dan kepayaan meraih mimpi bagian ujian apakah lanjut atau berhenti. Bersikap dan bekerja lebih baik adalah senjata kaum beriman meraih sukses”

Ayat dan motivasi diatas mengingatkan pada peristiwa lulusan diklat guru yang 11 tahun lalu saya pernah kelola. Salah satu institusi nonformal untuk menyiapkan calon-calon guru yang handal. Dalam perkataan lain lulusan diklat harus mencapai level mampu. Mereka dididik selama 2 semester(setahun) yang harus menempuh 1.000 jam. Dengan jadual perkuliahan 12.30 s.d. 17.00 mulai hari Senin sampai Jum’at dan beberapa kegiatan ditambahkan di hari Sabtu. Praktis tanggal merah juga masuk kuliah. Tempaan perkuliahan yang besar dan berat ternyata mampu menggosok mutiara-mutiara yang akhirnya berkilauan dimata sekolah yang mengirim dan meminta guru baik.


Salah satu mahasiswa saya ini tekad menjadi seorang guru sungguh luar biasa. Saya tahu persis karena saat tes masuk hingga lulus dan diwisuda saya mendampinginya. Mulai pemantau hasil nilai kuliah sampai urusan hafalan doa, hafalan surat juzamma, peminjaman buku dan pantauan sholat.  Tentu termasuk memberi nasehat dan mendengarkan curhatannya.

Teringat jawaban ketika tes wawancara dulu. . .
“Apa kegiatan Anda saat ini?”tanya saya
“Saya bekerja sebagai keamanan di salah satu pusat pertokoan, ustadz.”jawab pemuda ini
“Lalu kenapa pindah dan mendaftar untuk menjadi guru?”Memang Anda cocok menjadi guru?”Tanya saya beruntun
“Awalnya saya coba-coba cari kerja, terus diterima jadi keamanan.”jelasnya.

Dia diam sejenak ambil nafas agak dalam…

Sebenarnya saya terpaksa,  bekerja tidak sesuai bidang kesarjanaan yang pernah saya tempuh. Habis harus bagaimana lagi..”terangnya.
“Lalu kenapa ingin menjadi guru?”desak saya.
“Saya kepingin membagi ilmu dan membimbing anak-anak.”katanya kemudian.

Jadwal kuliah yang padat dan tugas yang banyak menyita waktu, akhirnya menyeleksi peserta diklat terus maju atau mengundurkan diri. Dari jumlah 34 peserta 5 putra dan 29 putri yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan baik keluarga atau pekerjaan, maka ada 4 putra dan 1 putri keluar.  Satu-satunya laki-laki yang tetap bertahan hingga wisuda adalah pemuda tadi. Meskipun ia satu-satunya laki-laki diantara para wanita, tapi tetap sabar gigih dan kuat menahan malu. Sampai-sampai  ia menjadi pendiam dan menjaga pandangan-dengan tidak melihat secara langsung bertemu muka- terhadap lawan jenis.
Kekakuannya dalam bersikap dapat saya baca ketika tampil di depan kelas, berdialog dan mengerjakan tugas kelompok. Kemudian saya ajak berdialog mengapa ia tidak tampil optimal sebagai guru saat di depan kelas. Diantara penjelasannya adalah ia merasa rendah diri dihadapan teman-teman perempuannya, bukan hanya malu saja tapi juga secara status ia merasa berbeda. Untuk menyelesaikan diklat ini ia harus berhemat-maat! Dan menjual  apa yang ia miliki termasuk kipas angin satu-satunya harta bendanya yang  terakhir.

Ia pernah curhat kepada saya atas penilaian yang saya terhadap penampilan dan performance sebagai seorang guru.
“Saya kalau tampil di depan kelas pasti keluar keringat dingin ustadz.” terangnya.
“Memangnya kenapa? Saya perhatikan kamu tampil tidak maksimal. Kaku sekali. Bagaimana nanti kalau mengajar di depan kelas?”tonjokan pertama saya.
“Saya tidak bisa berkembang praktek mengajar di depan wanita-wanita dan sebagian besar punya pengalaman mengajar!”tandasnya
“Justru itu kamu harus berusaha untuk tampil lebih baik, bukan malah meredam kreatifitasmu!”tonjokan kedua saya.

Kemudian secara perlahan-lahan ia mencoba untuk tampil agak berbeda dari biasanya, walaupun masih belum sesuai harapan saya.

“Saya belum berani tampil sesuai harapan ustadz, masih malu sekali.”jawaban yang terus diulang
“Coba akibatnya…feedback dari teman-temanmu kan kurang kan?” Yakinkan saya bahwa kamu bisa!jontokan saya ketiga.

Akhirnya sampai saat kelulusan dan wisuda tiba… Dia adalah satu-satunya anak laki-laki yang berhasil lulus diklat 1.000 jam(program 1 tahun). Dengan hasil yang baik secara keseluruhan dengan catatan saya cocok untuk siswa SD kelas besar.

Di saat akhir kelulusan dan setelahnya saya mendapat pesanan yang pertama datang dari Riau yang membutuhkan guru. Kedua di daerah Sidoarjo juga membutuhkan beberapa guru. Mahasiswa saya ini setelah lulus seleksi ditempatkan di sekolah di Sidoarjo. Menerima permintaan saya untuk mengajar di sekolah tersebut agaknya masih setengah hati karena ia sangat berminat untuk dikirim ke Riau. Pengurus sekolah di Riau tersebut akan menerima guru yang dikirim asal saya member acc. Dengan berat hati dan rasa takut mahasiswa saya ini mendatangi saya. Ia minta idzin dan direstui untuk  dikirim ke Riau. Sampai-sampai bibinya juga menelpon saya meyakinkan bahwa ia benar-benar ingin sekali ke Riau.

Waktu itu saya tidak langsung menyetujui saja untuk dikirim ke Riau.
“Ustadz berilah idzin saya mengajar ke Riau, saya ingin mengubah nasib di sana.”alasannya
Ini sebuah kepercayaan. Saya tidak mau lulusan di sini mengecewakan customer! Apakah kamu bisa?imbuh saya.

Dengan meneteskan air mata ia menyampaikan perjuangannya hingga habis-habisan lulus dari diklat ini.
“Ia ustadz saya sanggup mengemban amanah ini.”janjinya
Saya mengontak kenalan saya di atas bahwa ada lulusan yang siap dikirm menjadi guru di Riau. Beberapa catatan saya sampaikan kepadanya serta bila ada hal-hal yang kurang berkenan supaya saya dikontak.
+++
Beberapa bulan berikutnya saya mendengar ia dikirim ke Malaysia untuk seminar di sana. Ini juga termasuk beberapa kemajuan yang diraih baik dirinya maupun  sekolahnya. Yang menjadi bahagia saya adalah akhirnya ia mampu membina keluarga dengan wanita asal Padang. Saat itu kabar yang disampaikan kepada saya  bahwa ia  sudah dikaruniai anak satu. Alhamdulillah. Perjuangan selama ini menjani jalan suksesnya menjadi seorang guru.

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”QS.67.2
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akanmenguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”QS.47.31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar