sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Minggu, 08 Maret 2015

Citra Diri



“Tak nyangka ...cantik banget... kamu!, atau kamu tampan begitu lho ...tak ada duanya!” atau ungkapan lain yang sejenis. Ungkapan dan komentar yang positif bi-khusus bagi yang dipuji. Bukan hanya positif saja ternyata juga enaq didengar. Meskipun yang tidak seberapa cantik dan tampan pun ikut mengamini.Bukankah begitu, kawan?wkwk.


Dari kejauhan muncul sedan warna hitam mengkilab menuju sebuah rumah berdinding bambu. Banyak lobang disana sini. Sedan berhenti tepat dipinggir jalan samping rumah. Pintu depan terbuka sesaat kemudian. Muncul seorang perempuan berkerudung unggu dan setelan baju juga unggu. Dibalut bawahan hitam. Kelihatan wajah putih bersih, hidung mancung, tinggi semampai dan berkaca mata hitam keluar dari mobil warna hitam mengkilab. Usia kisaran masih belum genap 25-an tahun menuju pintu belakang.
 Sesst.....bruk! pintu dibuka lalu ditutup kembali...
“Ayo mbah pegangan tangan.”pinta wanita berkerudung.
“Ya, nak.” Sambil menganggukan kepala tanda setuju.

+++

Sesst...bruk! pintu dibuka lalu ditutup kembali ...
Pemuda tampan tinggi sekitar 170-an cm muncul dari mobil sport. Kaca mata hitam ia lepas dan letakkan diatas dasbor. Kopiah ia ambil dan pakai dengan buru-buru menuju masjid. Suara adzan baru 2 atau 3 menit telah lewat berhenti. Selesai berwudlu ia masuk menyeruak kumpulan orang yang ambil air wudlu menuju ruang utama masjid.
“Assalamu ‘alaikum ustadz lutfi..”
“Walaikumsalam...kamu...kamu..Farhan, ya?”jawab dan tanya ustadz Lutfi.
“Benar Ustadz...”
“Lama tidak ketemu tambah ganteng aja kamu...”.komentar ustadz Lutfi, melihat muridnya sudah tumbuh dewasa dengan balutan kopiah, jambang dan kumis tipis menghiasi wajahnya.
“Sekarang kuliahnya dimana...?”tanya ustadz tidak sabar pengin tahu.
“Di kedokteran ustadz.”jawabnya dengan singkat.
“Bagus, bagus ayo sholat sunah dulu nanti ngobrolnya dilanjutkan kembali habis sholat jamaah.”pinta ustadz.
“Ya ustadz.”jawab Farhan sambil anggukan kepala.

+++

“Mbah, embah...habis minum obat istirahat saja,ya!? “ Endak usah kemana-mana, dikamar aja, biar Surti nanti yang bantu.”pinta Yasmin.   
“Ya,Nak. Terima kasih nak ya mau merawat embah.”ucap embah merasa berhutang budi.
“Endak apa-apa mbah, kewajiban saya sebagai tetangga dekat.”Embah kan sendirian...”jawab Yasmin dengan sopan.
Setelah membetulkan selimut yang tersingkap separuh, Yasmin mohon pamit pulang.

+++

Setelah usai sholat jamaah akhirnya Farhan dan Ustadz Lutfi melanjutkan obrolannya.
“Begini Ustadz...setelah lulus SD dulu saya pindah sekolah ke Semarang, karena orang tua pindah kerja.”
“Pantes, pantes koq kamu tidak tampak lagi ikut pengajian... ternyata kamu pindah to...?”tegas ustadz.
“Iya ustadz... kemudian mendekati pensiun ayah saya minta kembali ke Surabaya lagi. Akhirnya ya saya kuliah di sini ustadz.”terang farhan.
“Alhamdulillah Farhan, ustadz doakan kamu sukses selalu.”panjat ustadz untuk murid yang hampir 9 tahun tidak bertemu.
“Ya Ustadz terima kasih atas doanya...assalamu’alaikum.” ucap Farhan sambil menjabat tangan pergi meninggalkan ustadz yang dulu mengajarnya di SD.
“Walaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.”jawab ustadz Lutfi menutup pembicaraan.

+++

Kenikmatan yang Allah telah curahkan ke hamba-hambanya dipakai seoptimal mungkin, dalam rangka mengabdi kepada-Nya. Bekal menuju akherat yang abadi. Mati adalah kepastian. Harta dan kecantikan adalah titipan yang setiap saat kan diminta. Ketampanan dan jabatan bukanlah sesuatu yang abadi. Tapi amal saleh yang ditanam saat ini yang akan menghantarkan kehidupan yang abadi. Janganlah terlena akan sesuatu. Antara esensi dan tidak esensi. Antara utama dan asesoris. Dan antara dunia dan akherat.

Cantik dan tampannya diri sudah seharusnya sejajar dengan perangai diri, yang dibangun kala kanak-kanak hingga remaja. Kecantikan wajah dan ketampanan wajah akan sirna, tidak kan membantu dihadap Allah, kecuali keimanan & ketakwaan yang  menghiasi selama hidupnya. Allah telah menggambarkan pasangan yang memiliki ketampanan dan kecantikan serta kekayaan, tapi Allah telah mengutuk mereka berdua masuk neraka. Siapa mereka? Abu Lahab dan Ummu Jamil.

QS.42.36. Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.
  1.    Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
  2.    Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
  3.    Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.  
  4.    Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar  
  5.     Yang di lehernya ada tali dari sabut. 

1 komentar: