sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 17 Agustus 2015

Usia 70 Tahun Indonesia Merdeka



Orang yang berusia 70-an tahun berarti sudah tua. Mata sudah mulai rabun. Gigi telah banyak yang tanggal. Fisik tentu juga lemah. Sakit-sakitan tidak bisa terhindarkan. Simpulannya adalah nikmat Allah SWT sudah banyak dikurangi. Dan dapat dikatakan juga sudah tidak produktif lagi. Usia-usia seperti ini banyak beranggapan “kayak anak kecil” yang merepotkan. Anak yang merawat orangtua  sering kali banyak mengeluh daripada berlapang dada dan bersyukur. Beda saat orangtua menyambut dan merawat anaknya saat kecil.


Usia 70 tahun semoga bukan menjadi waktu penyesalan akan masa muda yang tidak dimanfaatkan dengan baik dan benar. Setelah lewat 70 tahun jelas tidak mungkin diputar ulang. Ya sisa waktu yang masih ada saja yang harus digunakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang baik disini adalah jalan memperbanyak kebaikan bekal hidup di akherat. Inilah jalan yang baik dan benar menghabiskan sisa waktu yang Allah sudah tetapkan.

Kemerdekaan Indonesia yang sekarang berusia 70 tahun memang berbeda dengan usia manusia. Tapi dalam usia generasi sudah mau menginjak satu generasi. Sedang untuk usia sebuah negara memang masih masuk ‘remaja’. Kok bisa? Bolehlah dikatakan demikian karena usia negara kita tentu tidak ingin hanya sampai 100 atau 200 tahun. Kita berdoa agar tetap ada hingga akhir zaman. Kapan? Allah Yang Maha Tahu.
Kemerdekaan bangsa Indonesia ini haruslah menjadi semangat dan momentum untuk berprestasi. Prestasi yang mampu diraih baik yang kecil maupun yang besar.            Bagaimana jalan meraih prestasi  sebagai bangsa Indonesia?

Ke-Tuhan-an
Bangsa Indonesia ini akan berprestasi di dunia sampai akherat kuncinya mengikuti perintah Tuhan. Perintah-Nya haruslah ditaati dan diamalkan. Karena hanya melalui jalan Allah saja yang mampu menyelamatkan dunia akherat. Prakteknya adalah ibadah, berdoa dan beramal baik.

Ke-Manusia-an
Sebagai manusia Indonesia yang ber-KeTuhanan harus pasti memanusiakan orang lain sesama warga Negara. Bukankah Allah hanya membedakan manusia dari derajat ketakwaannya saja? Urusan perbedaan yang lain tidaklah terlalu penting. Yang lebih penting perbedaan bukan dijadikan permusuhan tapi digunakan menuju jalan ketakwaan. Jalan menjadi manusia yang bermanfaat atas orang lain. Sehingga kebaikan mereka mengangkat tingkat keberadabannya.

Ke-Bersama-an untuk Persatuan
Rakyat Indonesia haruslah bersama-sama membangun negeri sesuai bidang masing-masing. Tanpa saling melemahkan. Semua berkontribusi untuk kemajuan negeri ini. Aneka ragam yang dimiliki setiap daerah adalah anugerah Ilahi dan kita tetap menjaga persatuan dalam keberagaman. Bhineka Tunggal Ika.

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…”QS.3.103

Tidak ada komentar:

Posting Komentar