sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 01 Juni 2015

Bahagia Mas Bro yang Kucari…



“Pak jualannya laris manis tanjung kimpul, ya?”komentar saya. “Ya Alhamdulillah mas.” Tapi saya hanya sampai jam 5 sore saja koq mas.” “Lha mulai jam berapa jualannya?”tanya saya sok ingin tahu. “Jam-jam 9 pagi begitu mas!” Karena harus siap-siap dahulu, baru bisa keluar dan buka warung jam itu.”terangnya. “Kenapa hanya sampai jam 5 sore Pak? Kan banyak pelanggan yang masih kepingin beli?”selidik saya penasaran. “Mas, mas kalau mburu uang begitu ndak ada habisnya! Saya kan kepingin bahagia kumpul ama keluarga begitu Mas Bro…?


Tulisan ini mencoba mengangkat tema bahagia seperti buku karya Arvan Pradiansyah berjudul “The 7 Laws of Happiness”. Dalam buku tersebut menguraikan 7 hukum bahagia yaitu Intrapersonal Relation:patience, gratefulness & simplicity; Interpersonal Relation:love, giving & forgiving; God Relation:surrender. Bila disimpulkan buku tersebut mencoba menunjukan bagaimana membangun bahagia dengan 3 lingkaran: diri sendiri, orang lain & Tuhan.

Dalam agama, Allah SWT menyebutkan: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…” QS.3.112 Kedua hubungan tersebut akan menjadikan manusia bahagia. Jadi hubungan dengan manusia(=diri sendiri dengan orang lain) dan hubungan dengan Allah(=diri sendiri dengan Allah).

Sabar(patience)
Sabar menjadi perintah Allah untuk memperoleh pertolongan.Qs.2.153. Sabar adalah sikap kaum beriman untuk mendapat kemenangan.Qs.8.65-66. Sabar dalam mengemban dan menegakkan kebenaran.Qs.32.24. Sabar dalam menjalankan perintah agama.Qs.37.102. Sabar dalam musibah dan taat agama.Qs.11.11. Orang yang sabar itu bahagia.Qs.25.42. Sabar dalam mencari keridlaan Allah.Qs.13.22

Sabar bukan menerima pasif tapi akumulasi energinya tercurah dalam ikhtiar/usaha keras dan bergantung/tawakal pada Allah.
“melihat sabar bukan pada tampaknya susah dan menderita tapi pada perjuangan meraih ridla Allah(bahagia)”  

Bersyukur(gratefulness)
Kebahagiaan manusia ketika mendapat kelimpahan nikmat dari Tuhan. Begitu sebaliknya manusia akan berputus asa dan mengeluh kepada-Nya. Menjaga agar mendapat kelimpahan nikmat dengan selalu bersyukur. Bersyukur mulai nikmat yang kecil hingga nikmat yang besar. Dan bersyukur itu berkawan dengan sabar. Saat mendapat nikmat bersyukur dan saat belum mendapatkannya bersabar.
“siapa bersyukur ditambah dan siapa kufur diadzab”QS.14.7

Sederhana(simplicity)
Mudah. Doa yang perlu dipanjatkan adalah Allah memudahkan segala urusan. Bagaimanapun juga manusia memiliki kelemahan. Sepandai-pandai manusia berencana dan berusaha tetap saja Yang Maha Sempurna lebih tahu. Dia Maha Tahu. Semakin manusia tinggi pengalaman & pendidikannya semakin mudah(=sederhana) membuat solusi.

Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).
“Bukan memandang sulitnya masalah tapi bagaimana mudah solusinya”

Cinta(love)
Berkorban. Tiadalah ada pengorbanan tanpa cinta. Kekuatan cinta memberi dorongan besar meraih bahagia. Saat ini beban berat masih dipundak tapi haruslah tetap berjuang meraih bahagia. Berjuang dengan cinta kaki dan tangan akan terasa ringan. Nikmati saja. Bahagia sejati kan sampai saat Allah Yang Maha Kasih menganugerahkan rasa cinta karena iman.
Ingat
“Bukan karena dunia bahagia diraih tapi karena iman cinta bisa diraih”

Memberi(giving)
Memberi bukan meminta manusia menjadi bahagia. Memberi timbangannya lebih berat dibandingkan meminta. Nabi menasehati umatnya dengan “tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah”.
Kebiasaan memberi membawa kebahagiaan. Karena Allah senang para dermawan. Penerima bahagia dan mendoakan. Keikhlasan melipatkan balasan atas pemberian.
“kekuatan memberi memperbesar kebahagiaan pemiliknya”

Memaafkan(forgiving)
Rela. Apapun yang didapatkan dalam hidup(=menimpa kita) memaafkan obat yang paling mujarab memperoleh bahagia. Kecewa dan sakit hati kan hilang terhapus dengan kata memaafkan. Bukanlah Allah SWT Maha Pemaaf? Mengapa hamba yang masih banyak dosa dan kesalahan mempertahankan ego?
Memaafkan perintah yang Tuhan utamakan bukan minta maaf. Diri akan terangkat keluhurannya ketika tersakiti, terdlolimi dan terhina karena bukan kesalahannya. Surga menjadi balasan bagi jiwa-jiwa mulia yang demikian sabda Nabi.
“bukan kenikmatan membalas dendam tapi kebahagiaan memberi maaf”

Pasrah(surrender)
Bagaikan diatas puncak gunung kita sadar betapa kecil diri ini. Bentangan alam yang besar dan luas tak sebanding dengan tubuh yang lemah. Manusia punya keterbatasan dan kelemahan. Semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang dimiliki semakin kecil tiada arti dengan ilmu-Nya.
Pasrah bukan menunjukkan kelemahan. Tapi pasrah wujud kesadaran hamba memohon energy dari Pemilik kekuatan, Allah SWT. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT. Bahagia kan sempurna dengan pasrah bahwa semua apa yang dimilikinya tiada arti kecuali apa yang ada pada-Nya.
“bukan merasa bisa dan mampu menjadikan bahagia tapi pasrah semua pada-Nya jiwa akan merasa bahagia sejati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar