sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Minggu, 21 Juni 2015

Guru Ngajiku



Orang baik itu pasti harapan orangtua dan harapan semua orang. Orang seperti apa disebut orang baik? Tentu masing-masing orang punya definisi yang berbeda-beda. Tapi, boleh tidak setuju dengan pendapat ini bahwa orang baik memiliki ciri yang menonjol dalam hal niat, ucapan dan perilaku positif. Positif bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Niat positif atau biasa Pak Kyai bilang nawaitunya baik. Tiada keinginan merusak, menyakiti dan menganiaya diri dan yang lainnya. Demikian juga pada ucapan dan tindakannya. Bukankah manusia tidak sempurna? Benar ini! Justru dari sini diharapkan muncul kesadaran bahwa manusia seharusnya lebih condong pada kebaikan. Sehingga orang yang condong(= lebih banyak) melakukan kebaikan dapat dikatakan mereka orang baik. Namun, dalam bahasa agama orang yang banyak melakukan kejahatan dan  keburukan disebut orang fasik. Beberapa ayat menyebut fasik(=munafik&kafir) tapi dapat diambil benang merahnya mereka adalah banyak menentang perintah Allah.QS.5.49 dan QS.32.18.


Pesan Allah SWT kepada hambanya saat menunaikan ibadah haji adalah:
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”QS.2.197

Orang baik tentu tidaklah serta merta lahir menjadi orang baik meskipun awal kelahirannya fitrah. Suci tidak berdosa! Disinilah peran orangtua penting membentuk anak-anaknya memiliki perilaku yang baik. Para orangtua mempunyai tanggungjawab melahirkan generasi yang baik. Adalah tuntutan agama. Namun sering sekali orangtua dalam prakteknya tidak mampu membimbing anak-anaknya langsung. Peran ini kemudian dibantu pihak lain yaitu guru. Guru seperti apa? Guru yang ideal. Adalah guru yang bukan hanya mampu dalam urusan mata pelajaran sekolah tapi juga paham agama. Sehingga perannya jauh lebih besar bukan urusan dunia semata termasuk juga urusan akherat. Dengan perkataan lain guru yang menjadikan anak cerdas dan berakhlak mulia.

Saat masih kecil saya tidak langsung mendapat bimbingan agama dari orangtua, tapi dari teman atau kakak sekaligus guru ngajiku. Bimbingan yang diberikan ada 2 model yaitu darinya dan dari guru ngaji(=ustadz) yang lain atas arahannya. Beberapa yang masih membekas ajakan dan bimbingan Beliaunya adalah rajin menjalankan ibadah, suka membaca dan suka menuntut ilmu(=ngaji). Yang lebih lengkap lagi adalah membuatkan lingkungan yang mendukung! Alhamdulillah perjuangannya kalau saya renungkan bukan hanya mengajakku menjadi orang baik tapi juga mengajak orang lain baik. Sekarang saya berusaha istiqomah menjadi orang baik dan mengajak orang lain juga baik. Semoga ini menular kepada orang-orang terdekatku dan orang-orang yang pernah bertemu dengan diri yang lemah ini.Semoga.

Doa yang kupanjatkan:semoga Beliau dalam lindungan-Nya dan mendapat berkah hidup dunia dan akherat.amiin.

+++

Guru Ngajiku
Mengajak dan membimbing
Kesibukan keseharian yang tiada jemu
Sepak terjangnya terus terkenang
Yang melekat kuat di lubuk kalbu

Guru Ngajiku
Ikhlas beramal pancaran prilaku
Membekas dalam di benakku
Ringan menatap harapanmu
Karna dibalik kekuatan-Nya
Lahir generasi lebih baik dari dirimu! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar