sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Sabtu, 13 Juni 2015

Pendidikan Guru Untuk Indonesia



Apa yang ‘mahasiswa” cari saat masuk kuliah? Ilmu, pekerjaan, teman, jodoh atau apa? Ada teman pernah ngomong bahwa dia kuliah dulu sebenarnya tidaklah banyak yang diperoleh karena sudah dia perdalam di SMA. Terus katanya, ya… dapat jodoh! Ya, mahasiswa masak gitu? batin saya. Sering kali mahasiswa masih belum jelas. Memang banyak yang bisa menjawab pada tataran praktis ya biar mudah cari pekerjaan. Dan ternyata di lapangan untuk mencari pekerjaan tidaklah mudah. Banyak juga para sarjana bekerja di luar core yang dulu mereka pelajari dan tekuni. So what?


Pernah Prof.Imam Prasojo bercerita tentang pendidikan penduduk di daerah terpencil di Sudan. Penduduk di sana hanya tamatan SD saja. Tapi mereka sudah mampu bekerja untuk cari nafkah. Bahkan ada menteri yang pendidikannya hanya tamatan SD. Sementara di negara kita pendidikan banyak sampai sarjana, pekerjaan masih tetap sulit didapat. Apa yang salah dengan pendidikan kita di sini?

STKIP Al Hikmah salah satu perguruan tinggi yang berazam melahirkan guru pejuang. Jangan keliru sangka kayak ISIS. Bukan, bukan..., bukanlah. Ini adalah perguruan tinggi yang konsen pada pendidikan guru yang profesional, memiliki keterampilan mengajar, memiliki daya juang yang tinggi dan memiliki nasionalis sebagai anak-anak bangsa.

Profesional
Sebagai guru program S1 dituntut menguasai materi, baik materi sekolah SMP maupun materi SMA. Maka professional disini berarti menguasi materi yang utama yaitu materi sekolah. Sedang materi penunjang adalah materi payung serta materi kekhasan.  Guru yang kurang menguasai materi akan bermasalah saat menjelaskan, membimbing dan menentukan strategi materi prasarat dan materi pengembangan. Berikutnya menguasai materi sekolah saja tidaklah cukup tanpa menguasai pula materi payung yang melingkupinya. Guru lulusan S1 harus memiliki tinjauan dan penguasaan jauh lebih tinggi, maka pantaslah disebut sarjana.
“Ketinggian ilmunya tidak berarti jauh dari penerapan di lapangan”

Keterampilan Mengajar
Ketinggian ilmu pada bidang yang ditekuni guru lulusan pendidikan keguruan tidak berhenti pada kecerdasan saja, tapi juga keterampilan. Yaitu keterampilan menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murid. Ingat bahwa ilmu berasal dari Allah dan yang memberi kemudahan seseorang paham akan ilmu juga Allah. Maka disamping guru berlatih dan mengasah keterampilan mengajar hendaknya senantiasa memohon pertolongan Allah. Inilah 2 jalan yaitu jalan sunnatullah dan jalan agama.
“Usaha keras dan cerdas itu penting, tetapi menyandarkan usaha keras pada Allah jauh lebih penting”

Daya Juang
Kekuatan guru STKIP Al Hikmah yang harus kokoh lebih dulu adalah daya juang. Dalam kontruksi figure guru masa depan daya juang menjadi pondasi penting. Persaingan, tantangan silih berganti, perubahan cepat, dan sulit diprediksi ciri kehidupan masa depan. Siapa yang tidak memiliki daya juang yang handal akan tertinggal. Ya tertinggal dari masa puncak pencapaian dalam hidup. Kesuksesan, kematangan dan kebahagiaan yang mustinya mampu diraih bila mau berpayah-payah, bersusah-susah dan berkorban. Sikap pantang menyerah, kerja keras dan peduli bagian daya juang yang melandasi pribadi guru pejuang. Yang berjuang membebaskan pendidikan tidak berkualtas dan tidak memiliki daya saing.
“Kehebatan diri dibangun bukan dengan fasilitas yang serba ada”

Lulusan guru STKIP Al Hikmah ke depan dipersiapkan memiliki 3 kualifikasi yang baik. Cerdas, trampil dan tangguh sebagai guru abad 21. Guru lulusan STKIP yang memiliki 3 kualifikasi tersebut diberikan untuk masyarakat dan bangsa Indonesia yang nota bene terbanyak adalah umat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar