sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Sabtu, 27 Juni 2015

Guru Berdasi



Kesan  positif kalau melihat seseorang berpakaian rapi dan berdasi. Ungkapan ini sebenarnya ulangan ucapan saja dari salah satu wali murid yang merasa terkesan. Ya terkesan akan sikap panitia pendaftaran murid baru. Pada pukul 06.30 sudah siap di meja pendaftaran dengan seragam yang rapi serta berdasi. Welcome, ramah dan santun membuat para calon wali murid merasa senang dan yakin. Yakin? Tentu orangtua haruslah merasa yakin! Anak yang memiliki masa depan haruslah berada pada tangan yang benar.

Maukah anak kita diajar dan didik oleh guru yang tidak cerdas dan tidak berakhlak mulia?

Saya punya keyakinan mana ada orangtua mau anaknya diajar oleh orang seperti itu? Tentu tidak ada yang mau!

Ngomong-ngomong, tidak banyak lho para lulusan SMA yang cerdas mau jadi guru? So… cerdas jadi sangat langka. Dan berakhlak? Masih perlu dicari…


Masalah keyakinan bagi masyarakat bawah memang jadi serba salah. Kalau kepingin guru-guru yang cerdas atau “baik” tidak mampu membiayai. Akhirnya sekolah yang murah meriah. Kan ada sekolah negeri? Memang ada. Gratis lagi… Gratis? Sebenarnya tidak gratis juga. Memang ngomongnya begitu tapi praktiknya banyak yang bayar! Berdasarkan pengalaman menyekolahkan anak-anak saya di sekolah negeri. Persoalan SDM yang berkualifikasi cerdas dan berakhlak mulia bukan menjadi standar utama. Hanya sekolah-sekolah yang mempunyai kepala sekolah diatas rata-rata –bervisi, komitmen dan baik kepemimpinan-saja yang demikian. Maka sekolah-sekolah negeri yang bagus saya dapat pastikan kepala sekolahnya juga bagus. Karena dengan kepala sekolah diatas rata-rata akan melahirkan guru-guru yang bagus. Lahir murid-murid yang hebat dari guru-guru yang bagus.

Memberi kesan positif adalah baik-baik saja. Ini seperti bagian marketing. Tapi ingat tidak boleh berhenti sampai di sini. Maksudnya guru berdasi memberi  kesan  professional!  Ahli dan memiliki attitude yang bagus. Apakah memang demikian?  Titik. Belum! Itu baru asesoris(bungkus) atau tambahan bukan esensi.  Keduanya dibutuhkan untuk melangkah maju menjadi yang terbaik. Saya pernah menyeleksi peserta guru teladan tingkat Jatim. Salah satu peserta yang ikut ada guru dari pondok pesantren. Tampilan yang terlihat adalah berkopiah, baju koko dan bersarung. Itu nampak luar  tapi ia memiliki pemikiran global meskipun bertindak local. Sungguh berbeda. Luar biasa!

Bagaimana Guru Berdasi luar dalam juga baik? Upaya yang harus dibangun dan nampak adalah:
“diPaku”
didik diri
senyum, sapa, ramah & santun jalan menjalin komunikasi yang baik( the good communication)
ikhlas, jujur, komitmen dan disiplin langkah membangun kepercayaan( trust & clean)
jaga hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia(The high relationship)
pahami
Kekurangan diri dan orang lain bagian ujian meraih pahala(tend to positive only)
Sikap bijak dalam menghadapi  persoalan(wise for problems)
Banyak membaca, mendengar dan menghayati langkah dewasa(mature)
Tercipta sebagai makhluk terbaik penebar rahmah di seluruh alam(show lovely)
Kuasai
Ilmu agama dan nilai-niai yang terkandung  utama penuntun ibadah(the prime subject)
Bidang ilmu & keterampilan jalan menuju keahlian diri(a professional person)
Kecerdasan :IQ, EQ dan SQ(The intelligent  life)

Renungan:
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu berkata : bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Tidak boleh Hasad kecuali dalam dua perkara. 1.Terhadap orang yang diberi harta oleh Allah, lalu dia menghabiskan nya dijalan yang benar. 2.Dan terhadap orang yang diberi hikmah (ilmu) oleh Allah lalu dia mengamalkan dan mengajarkan nya kepada orang lain.” [Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari rahimahullah didalam Shahih nya, hadits no 73, juga dalam hadits no 1409, 7141 dan 7316]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar