sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 01 Desember 2014

Let's Change!



“Everyone thinks of changing the others but  never no one thinks of changing himself”
-HM

Salah satu kecerdasan manusia adalah kemampuan beradaptasi(adjustment). Kecerdasan ini sering orang tidak pergunakan dengan baik padahal dunia pasti berubah seiring waktu!  Salah satu alasan yang sering muncul adalah kenyamanan. Tidak perlu capek-capek toh masih baik-baik saja. Zona nyaman akan membelenggu diri untuk berkualitas. Penyakit seperti ini juga bisa menimpa pada organisasi.  Bahkan perusahaan sebesar Apple pernah mengalami penurunan kualitas produknya. Kita perlu mengenal manajemen perubahan agar posisinya tidak stagnan dan akhirnya akan decline.


Perubahan adalah transformasi dari keadaan saat ini  menuju keadaan yang lebih baik di masa mendatang. Harapan menjadi lebih baik haruslah dikelola agar tidak hanya di konsep saja namun juga di proses dan di pencapaian hasil. Toffler telah meramalkan  terjadinya lompatan besar ke depan, menghadapi pergolakan, perombakan dan retrukturisasi yang mendasar. Dalam bukunya yang berjudul Future Shock yang menjelaskan tentang proses perubahan.

Di buku manajemen berjudul Manajemen Perubahan oleh Prof.Dr.Wibowo, SE.M.Phil.menyatakan pengertian manajemen adalah the art of getting things done through people(Mary Parker Follet). Sedangkan menurut Stoner dan Freeman, 1992:4 mengatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan semua sumber daya organisasi. Melalui manajemen yang baik, maka harapan dan target diri dan organisasi tercapai. Perubahan tentu membawa konsekuensi dan komitmen yang tinggi. Konsekuensi  menyangkut kesiapan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi! Yaitu  seseorang dan / atau organisasi akan menghadapi benturan yang kuat. Bila tidak memiliki resilience yang bagus akan kembali lagi di zona nyaman. Maka berikutnya adalah berkomitmen untuk tetap melangkah hingga harapannya tercapai.



Cerita 4 ekor tikus yang memiliki karakter yang berbeda-beda  dalam menghadapi masalah atau perubahan lingkungan. Dikisahkan dalam sebuah buku yang berjudul Who Moved My Cheese editor Spencer Johnson. Sniff, Scurry, Hem, dan Haw nama-nama tikus yang mencari cheese di Maze. Sniff, si tukang endus dan Scurry, si tukang lacak mulai mencari-cari cheese.
Suatu hari mereka sangat kaget, karena Cheese telah hilang!! Sniff dan Scurry tidak haran dengan kenyataan itu karena mereka sadar bahwa cheese itu lama-lama akan habis karena setiap hari dimakan, dan mereka segera berlari untuk mencari cheese baru. Namun reaksi Hem dan Haw berbeda, mereka kaget, marah, dan berteriak-teriak “Who Moved My Cheese?”. Hem marah karena menurutnya hal ini tidak adil karena cheese itu milik mereka dan menyalahkan orang lain yang telah memindahkan cheese itu. Sedang Haw selalu termenung berpikir, bahwa Ia tidak akan bisa hidup tanpa cheese itu.

Cerita lengkapnya silakan kunjungi di http://www.yes24.co.id/ZineView/3306/30/who-moved-my-cheese.html

Menghadapi perubahan kita tidak boleh takut atas apa yang akan terjadi selama untuk kebaikan, perbaikan diri. Pengorbanan dan kesabaran disikapi sebagai investasi. Kata Prof.Ali Maksum penyesuaian pada ketidaknyamanan berlangsung hanya 21 hari, selanjutnya akan terbiasa.
Untuk itu, perubahan harus dipahami, dikelola dan diciptakan untuk meraih kesuksesan.
Being the different
Being the first
Being the best

Tidak ada komentar:

Posting Komentar