sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Rabu, 24 Desember 2014

Character Matters



Tulisan yang terukir di pintu kelas:

Hati-hati terhadap pikiran Anda,
pikiran Anda menjadi kata-kata Anda.
Hati-hati dengan kata-kata Anda,
kata-kata Anda menjadi perbuatan Anda.
Hati-hati dengan perbuatan Anda,
perbuatan Anda menjadi kebiasaan Anda.
Hati-hati  dengan kebiasaan Anda,
kebiasaan Anda menjadi karakter Anda.
Hati-hati dengan karakter Anda,
karakter Anda menjadi takdir Anda.

Dalam buku Character Matters karya Thomas Lickona yang membahas tentang Mengapa koq karater sampai bagaimana menciptakan komunitas yang berkarakter. Dunia akan terselamatkan dengan orang-orang yang berkarakter! Sebagaimana Firman-Nya:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”QS.ar-Rum(30).41


Inspirasi melalui buku ini adalah mempertegas bahwa Rasulullah SAW menyatakan akan misi Beliau diutus Allah ke dunia adalah memperbaiki akhlak manusia.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الْأَخْلَاقِ صَالِحَ لِأُتَمِّمَ إِنَّمَابُعِثْتُ
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
Takhrij Hadits1
Hadits shahih lighairihi ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal dengan lafadz ini dalam Musnad-nya 2/381, Imam Al Haakim dalam Mustadrak-nya 2/613, dan Imam Al Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad no. 273

Diantara kebajikan yang diuraikan di buku tersebut adalah seperti keyakinan orang Yunani meliputi:

Kebijaksanaan(wisdom)
Dalam Islam kebijaksanaan menjadi akhlak yang sangat luhur sekali, sampai-sampai Allah pun meminta Musa untuk berdakwah kepada Fir’aun dengan akhlak yang baik.

“Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku;
Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."

Demikian juga contoh perilaku cucu Beliau, Hasan-Husin yang masih kecil tapi bijaksana. Saat ingin menegur orang tua yang berwudlu dengan tidak baik, mereka  menegurnya  dengan cara “berlomba wudlu” dan sebagai jurinya adalah orang tua tersebut.
Dalam bahasa al-Qur’an bisa dengan kata al-Hikmah-bisa berarti juga sunnah/hadis- sebagai contoh dalam surah al- Imron(3)  ayat 164.

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Keadilan(justice)
Kebutuhan asasi manusia di bumi adalah keadilan. Setiap manusia tentu tidak rela ketika diperlakukan secara tidak adil! Protes, marah, kecewa, dan memberontak merupakan ekspresi yang muncul bila mendapat ketidakadilan. Allah memerintahkan kaum beriman untuk menegakkan keadilan meskipun pada diri sendiri dan keluarga kerabat.

Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan." QS.7.29
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu.”QS.4.135

Boleh saja kita rajin beribadah menjalankan kewajiban siang dan malam, tapi tetap harus memberikan hak-hak tubuh untuk beristirahat. Itulah adil pada diri sendiri. Sehingga harapan Islam menciptakan kebahagiaan dapat tercapai, dunia dan akherat. Demikian juga dengan kaum kerabat apabila  kesalahan terjadi di pihak kerabat kita diminta Allah tetap berlaku adil seperti  perselisihan antar keluarga, tuduhan , perlakuan diskriminasi dan lainya. Kejadian seperti ini sering kali sulit berpihak pada keadilan.
"Aku khabarkan kepadamu tentang pemimpin “. Auf berkata : Apa itu ya Rsulullah? Nabi menjawab : “ Kedudukan itu nanti merupakan sesuatu yang dapat membuat engkau hina. Kedua, kedudukan itu nanti akan memberikan penyesalan. Ketiga, kedudukan itu akan menjadi penyebab siksaan di hari akhirat, kecuali jika orang yang mendapat kedudukan itu dapat bersikap adil, tetapi bagaimana mungkin seseorang itu dapat berlaku adil dengan kaum kerabatnya." (Hadis riwayat Bazar, dan Thabrani)
"Siapa saja yang memimpin walaupun sepuluh orang atau lebih dari bilangan tersebut, maka nanti di hari akhirat dia akan dibawa dengan leher dan tangan yang dirantai, maka sesuatu yang dapat melepaskan rantainya tersebut adalah kebaikannya dan keadilannya dalam memimpin."(Hadis riwayat Ahmad).
"Satu hari keadilan seorang pemimpin lebih baik daripada ibadah selama enam puluh tahun, dan jika seorang pemimpin menegakkan hukum  dengan adil itu lebih utama daripada nikmat turunnya hujan selama empat puluh hari." (Riwayat Thabrani).

Keberanian(fortitude)
Dalam agama perbuatan yang dianggap berani yaitu sesuatu yang berkaitan dengan urusan kebenaran. Siapa saja yang memperjuangkan kebenaran-sesuai al-Qur’an dan sunah-berarti  disebut pemberani. Alasannya karena orang yang menegakkan kebenaran membawa resiko harta hingga nyawa melayang. Seperti jihad fisabilillah di Palestina dan tempat-tempat yang Islam diperangi di muka bumi ini, menyampaikan kebenaran ajaran kepada orang yang membenci(tidak suka), dan tegas dalam menegakkan hukum.

Berhukum
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”QS.5.44
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.”QS.5.45
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.”QS.5.47

Berani menyampaikan
"Rasa takut (segan) terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikannya atau mendengarnya." (HR Ahmad)

Hadits serupa yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, bahkan mengandung penekanan yang lebih jelas, "Janganlah takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang sukan mencela." Aku berkata, "Tambah lagi ya Rasulullah." Beliau melanjutkan pesannya, "Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit."

Berlanjut....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar