sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Sabtu, 20 Desember 2014

Anakku…Ujianku



Kelahiran seorang bayi di dunia telah dinanti-nanti pasangan muda teman sekantor saya. Selama 9 bulan si jabang bayi ini menunggu untuk menghirup udara dunia. Menjelang usia kandungan  memasuki 9 bulan dokter sudah menyarankan untuk operasi. Mengapa? Karena si ibu mempunyai sakit yang beresiko bila persalinan secara normal. Hari  Minggu yang lalu lahirlah anak teman saya ini, namun si bayi tidak boleh pulang dahulu seperti ibunya karena ada tanda-tanda penyakit yang belum diketahui jenisnya apa. Alat rumah sakit bersalin tempat melahirkan si jabang bayi belum tersedia. Maka harus dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai alat lebih lengkap seperti RSUD Dr.Soetomo. Teman ini termenung kebingungan harus bagaimana sementara tidak ada uang untuk pindah ke rumah sakit rujukan dokter. Bahagia mendapatkan karunia anak perempuan pertama, bercampur sedih karena belum bisa memenuhi permintaan dokter.


Itulah sekilas cerita teman sekantor saya sewaktu menjenguk di rumah sakit pada hari Sabtu, 20 Desember 2014 hari ini. Kami hanya melihat sang bayi dari balik kaca sambil berbincang-bincang dengan teman  dosen STKIP Al Hikmah. Hee lucunya… gemuk ya? Kelihatan sehat sekarang! Kerasnya tangisnya…! Aku kepengin juga… punya anak!celetuk teman dosen ini. Tapi apa mungkin ya saya?curhatannya.

Setiap dari kita memang diberi kesempatan oleh Allah SWT memiliki dan tidak memiliki anak. Yang tidak memiliki bisa jadi Allah mengangkat derajatnya dengan menjadi orangtua asuh dari anak-anak keluarga yang tidak mampu atau anak-anak yatim. Sungguh! Saya bisa ikut merasakan memang berbeda dibandingkan dengan anak sendiri. Bagi pasangan yang kurang sabar dan tidak ridlo akan keadaan seperti itu terkadang jadi alasan untuk bercerai atau berbuat maksiat menambah dosa besar. Sungguh saya tersentuh dengan ucapan teman mengaji yang sudah lama tidak dikaruniai anak.

“Mungkin Allah belum mempercayai saya untuk mendapatkan amanah, mas Heri!” demikian komentarnya.

Bagi orangtua yang mendapat amanah Allah berupa anak, seyogyanya bersyukur dengan merawat dan membimbingnya menjadi anak-anak yang shaleh.  Anak yang shalehlah pintu orangtua mendapat surga nanti. Dengan mendidik dan memberi bekal dunia dan akherat anak-anak insya’allah akan selamat mengarungi kehidupan dunia yang fana. Para orangtua mempunyai tugas yang mulia melahirkan anak-anak yang baik dan anak-anak yang baik akan melahirkan pula keluarga yang baik pula.Dari keluarga yang baik, lahir masyarakat dan bangsa yang baik.

Banyak cerita yang dapat menjadi renungan dan pelajaran bagaimana Imron dan Nabi Ibrahim mendidik anaknya. Begitu juga bagaimana Nabi Nuh diuji Allah dengan anaknya yang membangkang dari perintah Allah. Sampai-sampai Allah mengatakan bahwa anaknya yang membangkang itu bukanlah anaknya. Bukan anaknya?

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."QS.as-Shafat(37).102

Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).”QS.al-A’raf(7).64

 Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya,[719] sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku(Qanaan), naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir."QS.Hud(11).42

Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya[722] perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." QS.Hud(11).46

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat[1487] kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)."QS.66.10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar