sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Jumat, 28 November 2014

Mendidik diri-sendiri

Education for self

Kualitas seseorang tinggi berkat pendidikan sehingga mulia martabatnya. Lalu siapa yang mampu mendidik diri-sendiri?  Bagaimana cara mendidik diri-sendiri? Mengapa diri-sendiri yang harus mendidik? Bukankah ada orangtua, guru, ustadz dan kyai yang sangat dekat dengan urusan didik-mendidik? Pertanyaan itu muncul  saja dibenak penulis saat menulis judul diatas. Sebenarnya, awal dilatar belakangi oleh kejadian saat dijalan raya sepeda motor dan mobil berebut saling mendahului. Sepeda motor tidak mau kalah hampir saja berbenturan antara sepeda motor yang nyelonong dengan mobil. Akhirnya hati tergelitik dan pikiran muncul  bermacam pertanyaan dan mungkin solusi. Yaitu karena tergesa-gesa, kuatir terlambat, takut kena macet, segera sampai tujuan dan alasan lainnya. Yang jelas bila pengendara mempunyai tekad dan perilaku yang sama insyallah kecelakaan dapat dikurangi karena kecerobohan diri.
“Menjaga keselamatan diri dan orang lain”


Who?
Kembali pada tema diatas mendidik diri sendiri merupakan usaha yang terus-menerus harus diupayakan.Siapa yang mengupayakan? Siapa saja yang sudah akil baligh! Karena orang yang sudah baligh wajib menjalankan syareat agama dengan benar sesuai dengan ketentuan dari Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Seseorang yang baligh sudah dapat beban agama. Artinya mereka sudah dijatuhi dosa bila melanggar syareat dan mendapat pahala bila beramal sholeh. Mulai saat ini mereka harus mendidik diri untuk menjadi orang yang matang secara mental dan sosial untuk bertanggungjawab mulai diri-sendiri, orang lain dan pada pencipta-Nya.

Why?
Manusia yang hidup di dunia membawa konsekuensi baik di dunia maupun di akherat! Konsekuensi dari semua yang diperbuat. Berupa tanggungjawab antar sesama dan pada Tuhan. Di dunia jika melakukan perbuatan melanggar hukum maka siap-siap mendekam di dalam jeruji besi. Asal enggak nyogok lho? He..he..he.. Di akherat orang-orang yang melanggar akan dimasukkan dalam neraka. Naudzubillah min dzalik! Semoga kita dijaga dari perbuatan dosa yang merugikan dan menyengsarakan hidup dunia –akherat.

How?
Sejak kecil kita semua mendapat bimbingan dan asuhan dari kedua orangtua, kecuali bagi yang yatim. Kemudian saat sekolah mendapat pendidikan dari para guru dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap(akhlak). Bila di pesantren mendapat bimbingan dari para ustadz dan kyai dalam pengetahuan agama dan sikap. Mereka, para pembimbing itu merupakan teladan dalam perilaku anak hingga tumbuh dewasa.
Orang yang telah baligh(dewasa) harus mampu membuat cara atau jalan menjadikan diri matang sikap-perilaku dan rohaninya. Beberapa langkah yang dapat diambil contohnya adalah sbb:

  1. Berniat kuat menjadi pribadi yang lebih baik
  2. Membiasakan bertutur kata yang sopan dan berperilaku yang baik
  3. Memberikan konsekuensi diri ketika melanggar kebiasaan
  4. Menambah pengetahuan dan wawasan yang meningkatkan kecerdasan dan karakter diri
  5. Berteman dengan orang dan lingkungan yang lebih cenderung ke hal-hal positif
  6. Suka memberi manfaat pada orang lain
  7. Membiasakan diri berdoa pada Allah Swt: untuk diberikan kekuatan berbuat baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar