sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Sabtu, 19 September 2015

Tiada Lelah



 
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”QS.al-Hijr(15).99
Satu hal penting bagi kita dibandingkan segala urusan hidup yang ada di dunia kecuali urusan iman. Ya urusan iman yang menjadi pangkal apakah manusia mau taat pada apa yang telah diimani. Pada Allah yang telah memberi kehidupan di dunia ini. Karena pemberian kehidupan di dunia bukanlah sesuatu yang gratis. It’s not free for life. Whatever  is happened to us the important thing how we approve our faith. Yaitu beribadah selama hidup kepada-Nya. Hidup sehebat dan sepanjang apapun tiada arti tanpa iman dan ibadah.


“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”       adz-Dzariyat(51).56

Perbedaan yang ada antara satu dengan yang lain bukan untuk dipertentangkan tapi dipersembahkan kepada-Nya dengan sebaik-baik amalan.

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”al-Mulk(67).2

Guru tiada boleh lelah pada urusan  takwa. Memang kenapa guru harus juga mengurusi tentang ketakwaan dan keimanan? Bukankah urusan seperti itu wilayahnya guru Agama atau PAI? Demikian biasanya jawaban guru, kolega yang mengajar mata pelajaran  lainnya. Guru yang baik-termasuk dosen- adalah guru yang memiliki kepekaan dan kepedulian akan urusan sikap atau perilaku. Membangun sikap dan perilaku merupakan bagian penting yang menjadi misi Rasulullah.

“Sesungguhnya Aku diutus (di dunia ini) untuk menyempurnakan akhlak budi pekerti manusia”

Guru yang mengajar di kelas hanya peduli pada mata pelajaran(bidang studi)nya saja tanpa pedulikan akhlak atau budi pekerti, maka bukanlah ia sebagai pendidik. Jika hal ini dilakukan oleh guru berarti dia telah “sekuler”dalam mengajar. Sebenarnya ia juga telah mengubur obsesi  dari filosofi guru adalah digugu lan ditiru. Ucapan para guru dapat dipercaya. Sikap dan perilaku para guru dapat dicontoh.


  • Murid yang pakaiannya kurang rapi diingatkan untuk dirapikan atau kalau perlu dibantu.
  • Meja dan kursi kelas berantakan mengajak murid-muridnya bersama-sama merapikan.
  • Ada sampah berceceran di kelas atau halaman meminta murid-murid untuk mengambil dan membuang di tempat sampah.
  • Menerangkan terjadinya hujan tidak lupa mengkaitkan dengan siapa Pencipta dan sifat-Nya.
  • Murid-murid perlu pandai Matematika karena Allah menurunkan syareat agama berkaitan juga dengan Matematika.
  • dst


Di atas adalah contoh-contoh bagaimana guru-guru dapat berperan membangun akhlak atau perilaku. Dengan membangun akhlak murid-murid maka pada akhirnya bukan hanya cerdas tapi juga baik perilakunya.

Kemauan dan kebiasaan guru membangun akhlak murid-muridnya rasa-rasanya tidak boleh berhenti, bahkan lelah untuk membimbingnya jangan. Pesan Allah untuk beribadah kepada-nya terus hingga ajal menjemput.(QS.15.99)
 
“(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal”QS.16.42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar