sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Selasa, 29 September 2015

Antara Berharap dan Takut



5.Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
6.sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7.Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
8.dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. QS.Alam Nasyrah(94).5-8

Di pagi yang buta seorang petani berangkat menuju sawah untuk bercocok tanam. Hawa dingin, jalan gelap dan sunyi sepi menemani di jalan setapak kaki petani melangkah. Ia semangat menuju sawah untuk menjemput karunia-Nya yang luas. Ia terus saja berkerja keras setiap hari sejak pagi buta hingga sore hari. Terik panas matahari menyengat kulit tubuhnya yang semakin menghitam ia tidak hiraukan. Kaki tangan bahkan badan berbelepotan lumpur sawah sudah menjadi santapan harian kayak sayur sambal yang selalu menemaninya saat makan siang. Harapan mendapat hasil yang melimpah adalah doa-doa  tatkala ayunan cangkul menjungkir balikan tanah sawahnya. Hati sejuk ketika melihat tanaman padi tumbuh subur menghijau terhampar.  Hati juga menjadi was-was lagi takut bila hamba tikus akan menyerang. Menghancurkan semua harapan yang sudah menempati di lubuk hati yang paling dalam. Lalu kepada siapakah terus berharap…!


Lain halnya dengan pegawai kantoran yang masuk kerja dengan seragam dinas. Pukul 07.00 waktu mulai masuk kerjanya. Terhitung terlambat bila datang melebihi waktu masuk. Ada kantor yang men-toleransi 5 sampai 10 menit. Meskipun demikian ada saja pegawai yang hampir setiap hari terlambat lebih dari sepuluh menit dengan berbagai alasan. Baru memulai kerja setelah pukul 9.00 atau setengah 10. Lho kenapa? Melanjutkan kebiasaan membaca koran dulu sambil minum kopi dan sarapan pagi. Kapan kerjanya? Ya setelah itu! Pukul 12.00 sampai pukul 13.00 waktu untuk sholat, makan dan istirahat. Kalau pegawai kurang tertib bisa dilanjutkan istirahat sampai setengah 2 atau 14.00 baru berada di tempat kerjanya. Pukul 15.00 masuk waktu sholat Ashr hingga selesai pukul 15.15, tapi bisa molor sampai 15.30. Lalu masuk kantor lagi sambil menunggu waktu pulang kantor pukul 16.00. Pola kerja seperti ini sudah tidak perlu lagi menjemput karunia-Nya, karena sudah dapat gaji tetap tiap bulan tanpa harus kerja keras pun dapat gaji sama. Lalu apa yang diharapkan? Kenaikan gajiii…!

Dapat hasil panen yang melimpah atau gaji yang besar membuat hati bahagia tiada tara. Senyum simpul selalu mengembang dimana-mana. Rizki yang banyak harus dibarengi dengan jiwa yang terkendali. Terkendali akan pemahaman agama(spiritual) yang baik. Uang dapat dimanfaatkan dengan baik bahkan sebagai wujud syukur kepada-Nya dipakai untuk membantu orang lain dan ber-infaq.
Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat AllahQS.an-Nahl(16).71

Bekerja di bidang apa saja yang paling penting kerja dengan sungguh-sungguh. Beri kontribusi lebih. Gantungkan harapan kepada Allah saja. Jika berharap pada manusia lebih banyak kecewa dengan sakit tiada tara. Demikian juga dengan rasa takut hendaknya hanya urusan dengan Allah saja. Yaitu takut kalau tidak diridloi hidupnya oleh Allah SWT dan takut tidak diterima doa dan ibadahnya oleh Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar