sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Sabtu, 26 September 2015

Dosen yang Guru



Dosen yang guru. Apa maksudnya dosen yang guru? Bukankah dosen dan guru itu berbeda. Pada aturannya di Dikti bahwa untuk menjadi dosen harus tidak boleh memiliki NUPTK. Dikatakan resmi sebagai dosen bila memiliki NIDN bukan NUPTK. Pada titik tekan keduanya juga berbeda. Belum lagi peserta didiknya jauh berbeda. Mengapa dosen perlu yang guru? Untuk konsumsi siapakan dosen yang guru tersebut? Demikian barangkali pertanyaan yang muncul bersamaan judul itu disampaikan.So so.


Saat ini sudah dipisah kementeriannya menjadi Mendiknas dan MenristekDikti. Untuk guru porsi yang paling besar adalah pendidikan dan pengajaran di sekolah. Meskipun juga didorong melakukan penelitian sederhana yaitu PTK. Mengapa porsi mendidik dan mengajar lebih besar? Karena sekolah -lebih-lebih semakin jenjang ke bawah- lebih banyak ke arah paedagogi. Upaya agar peserta didik dididik menjadi dewasa. Bimbingan dan pengarahan ditingkat sekolah sangat kental. Sementara untuk dosen porsi yang paling utama adalah penelitian, meskipun pendidikan dan pengajaran juga diberikan sebagai bagian dari tugasnya. Bimbingan dan pengarahan tidak seperti anak sekolah karena ini termasuk pendidikan orang dewasa. Adragogi jalan yang dipakai oleh para dosen karena pesertanya adalah mahasiswa, orang yang sudah dianggap dewasa.

Proses feeding di tingkat perguruan tinggi memang sudah tidak dilakukan lagi. Orang dewasa sudah seharusnyalah tahu tentang apa-apa yang harus dilakukan dan menjadi tanggungjawabnya. Contoh belajar sudah tidak perlu lagi seperti saat sekolah harus disuruh-suruh. Dibimbing pada hal-hal yang kecil-kecil. Tentu tidak! Maka menjadi mahasiswa seharusnya sudah memiliki karakter berikut ini:
Sikap belajar baik. Rasa ingin tahu tinggi, suka membaca, suka bertanya, dan problem solving.

Rasa tanggungjawab tinggi. Konsekunsi dari apa yang diperbuat berani menerima dan melakukan dengan segala resikonya.
Toleran. Perbedaan masing-masing individu menumbuhkan kedewasaan berpikir & bersikap, menghormati, saling pengertian dan berjiwa besar.
Bersikap ilmiah. Cara berpikir, berucap dan bertindak dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuwan dan akademis.
Daya juang tinggi. Kemauan sukses besar, tahan menghadapi kesulitan, kreatif dan inovatif.
Dengan karakter mahasiswa seperti di atas, maka dosen bukan hanya memiliki kemampuan menstranfer ilmu saja tapi juga mendidik. Berikut kualifikasi dosen yang guru khusus untuk PT yang melahirkan guru.
Penguasaan keilmuwan pada bidang studi yang diampu untuk muatan kesarjanaannya dan muatan untuk sekolah.
Melahirkan hasil penelitian dan membangun mahasiswa peneliti yang berkontribusi untuk masyarakat.
Berkarakter kuat melahirkan mahasiswa seperti diatas.
Mengusai juga dedaktik dan metodik bagaimana transfer ilmu ke siswa.
Sudah built in nilai-nilai (agama & kemanusiaan) dalam diri dosen sehingga bisa diteladani.  
 
Perguruan tinggi yang melahirkan guru sudah seharusnya memiliki dosen-dosen yang guru. Karena dosen yang guru  amanahnya bukan hanya menjadikan lulusan yang profesional(ilmiah), tapi juga berkarakter sebagai guru yang baik.

1 komentar:

  1. STKIP makin Berkarakter.
    Daya Juang Tinggi Karena Allah.
    Subhanallah...

    BalasHapus