sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Jumat, 31 Juli 2015

Menjaga Nilai-Nilai Pendidikan(1)



Suatu hari saya dan teman guru sedang asyik diskusi tentang program sekolah. Saat asyik diskusi ada 3 anak yang lewat melintasi tempat yang saya dan kolega pakai. Ketiga anak tersebut tanpa dikomando langsung mengisyaratkan hormat kepada gurunya dengan sedikit membungkukan badan. Sambil mengucapkan salam dan mohon permisi ketiga anak tersebut lewat. Sungguh pemandangan yang bagus ditunjukan anak-anak yang meskipun zaman sudah maju seperti saat ini, mereka masih menjaga sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Bisakah hal ini menjadi nilai-nilai yang dipegang dan dijalankan semua anak-anak sekolah kita?


Perlu kita semua pahami baik anak-anak, orangtua maupun guru tentang nilai-nilai pendidikan yang masih relevan untuk dipertahankan. Zaman boleh berubah. Tapi untuk masalah akhlak dan budi pekerti ya… yang benar tidak berubah. Sedangkan urusan ilmu pengengetahuan atau kaitan kecerdasan tentu mengalami perubahan dan kemajuan seiring zamannya. Percepatan ilmu pengetahuan yang ditunjang teknologi informasi mengubah pola-pola belajar dan interaksi. Namun, sebagai manusia yang beradab dan beragama haruslah menyadari akan esensi diri kita yang diukur dari seberapa bagus mempertahankan nilai-nilai pendidikan yang dianut.

Nilai-nilai pendidikan yang dianut akan membawa kepada pribadi-pribadi yang bermartabat. Baik sebagai warga masyarakat maupun warga Negara. Sering kali keluarga kurang peduli terhadap hal ini akibat derasnya informasi nilai-nilai budaya dari luar yang belum tentu sama. Sama dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat timur(=Indonesia). Untuk itu kita mencoba menyegarkan kembali nilai-nilai pendidikan yang harus tetap dijaga.

Ada 18 nilai pendidikan yang membentuk karakter bangsa menurut Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010. Diantara yang akan diuraikan disini adalah:
Religius
Gerakan yang sama antara orangtua, guru dan masyarakat untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran adalah dengan ketaatan beribadah. Tentu, beribadah ini bukan sekedar seremonial yang sifatnya hanya menenuhi kewajiban. Tapi hendaknya anak terus didorong pada penyadaran akan kebutuhan terhadap Tuhannya.
Jujur
Lembaga pendidikan di Indonesia sedang diuji akan nilai kejujuran. Mengapa? Banyak berbuat curang saat UN. Bukan hanya anak-anak tapi juga para guru. Lalu bagaimana kalau gurunya saja sudah demikian? Peluang mendapatkan uang sebagai lahan bisnis jauh lebih menarik dibanding menjaga nilai kejujuran! Siapa lagi yang bisa menjaga nilai-nilai kejujuran kalau bukan guru?
Toleransi
Perbedaan yang ada di tanah air tercinta Indonesia adalah takdir yang Allah berikan pada kita semua. Namun bukan berarti kita tidak bisa menjaga toleransi. Selalu mengedepankan pemaksaan, keributan dan pengrusakan. Bukan demikian jalannya. Agama yang beragam seperti di Indonesia ini akan berjalan baik asal masing-masing pemeluk menjaga untu tidak saling mengganggu. Ikuti aturan main yang disepakati bersama. Bukankah untukmu agamamu dan untukku agamaku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar