sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 12 Oktober 2015

Mari Bersyukur, Nak!



Di setiap pengajaran , pelatihan atau pembinaan  baik di dunia pendidikan maupun di luar dunia pendidikan, ada sesi yang  the prime time of to motivate audience. Diantara yang sering dilakukan adalah awal  pertemuan dan atau akhir pertemuan. Dari kedua sesi ini ada keuntungan yang berbeda dan itu juga konten seyogyanya  berbeda pula.  Sesi awal sebaiknya  lebih  mengkonkritkan tentang apa yang  akan dicapai. Mendorong, memberi  semangat dan  menginspirasi  untuk “do or does” a work  as must. Saat seperti ini konsentrasi masih tinggi, ibarat sinyal begitu masih e Pul no trouble and blank spot anymore. Di akhir sesi juga penting untuk menguatkan  dan memberi refleksi dari apa yang telah dilakukan.


Ada nasehat Nabi “sebaik-baik dari kalian adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Pemberian nasehat yang menjadikan orang lain optimis dan semangat untuk bekerja insya’allah merupakan bagian dari  nasehat Nabi di atas. Adalah guru yang setiap hari mendapat kesempatan untuk memberikan nasehat atau motivasi kepada murid-muridnya. Diantara nasehat yang perlu disampaikan kepada murid-murid adalah menyukuri nikmat Allah SWT. Nikmat apa yang guru perlu ingatkan kepada murid-muridnya?

Karunia kesehatan
Bagi anak-anak yang masih semangat, gembira dan canda ria saat bermain berarti sehat-sehat saja. Ditambah lagi mereka mau makan dengan lahab insya’allah ini menunjukan badan sehat. Dianugerahi badan sehat oleh Allah seperti ini harus dimaksimalkan untuk beraktifitas. Aktifitas yang mencerdaskan seperti  olah pikir dengan belajar, olah rasa dengan berderma, dan olah raga dengan berlari.
Dari Ibn ‘Abbas ra beliau berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda Dua kenikmatan yang dapat memperdaya banyak manusia adalah sehat dan waktu luang“ (HR. al-Bukhari)
Oleh karena itu guru hendaknya membiasakan mengajak murid-muridnya senantiasa bersyukur. Ucapan Alhamdulillah menjadi awal ingat nikmat-Nya. Selanjutnya murid-murid  mewujudkannya  melalui  belajar dengan sungguh-sungguh.

Karunia kepandaian
Sebenarnya masing-masing anak memiliki kepandaian. Kepandaian yang mereka miliki sungguh berbeda-beda dan unik.  Perbedaan kepandaian ini memang sudah menjadi suratan Ilahi yang Maha Pemurah. Hanya pada perbedaan waktu dan usaha anak-anak saja sehingga ada yang lebih menonjol dan ada yang belum menonjol. Selama masih ada kesempatan untuk berusaha hendaklah murid-murid dimotivasi untuk melakukan. Jadi kalau masih bisa berlari mengapa tetap berjalan. Dan kalau masih bisa melompat mengapa hanya berlari saja? Terus saja berusaha…
Ibnu Umar berkara: “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari…”

Karunia kesempatan
Murid-murid hendaknya menyadari bahwa kesempatan dapat bersekolah tidak boleh disia-siakan. Ini adalah kesempatan menjadikan  diri  menjadi orang  yang hebat. Tidak semua anak di Indonesia ini berkesempatan dapat mengenyam pendidikan. Sekali lagi bersyukur jadi ungkapan yang tepat dalam kondisi seperti  ini. Mengapa? Karena dengan bersyukur akan memunculkan energy positif dalam tubuh dan sehat atau optimis dalam menatap masa depan. Tanpa rasa optimis menatap masa depan akan terjadi kelesuan dan akhirnya  tumbang.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."QS.Ibrahim(14).7

Dengan tiga nikmat yang disebutkan di atas maka cara terbaik untuk bersyukur  ya belajar dengan sungguh-sungguh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar