sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Jumat, 09 Januari 2015

Kekuatan Kaum Beriman (3-habis)



sebagai Seorang Muslim Sejati

 
3.   Ikhlas

Islam menyeru pada umat untuk tampil lebih baik dalam hidupnya. Bagaimanapun kondisi dan dimanapun posisi keberadaannya harus tetap menunjukkan keluhuran sebagai kaum beriman. Sulit memang. Berat juga! Bukankah ingin sukses dan bahagia harus diperjuangkan? Lebih-lebih ini kesuksesan dan kebahagiaan untuk negeri akherat! Tentu jauh lebih besar investasi yang harus ditanam. Sebagai contoh beristiqomah sholat lima waktu berjamaah di masjid atau disiplin masuk & waktu kerja untuk meningkatkan kinerja diri dan perusahaan. Kedua contoh urusan diatas akan benar-benar teruji istiqomah bila mampu berjalan 5 tahun. Lho koq 5 tahun? Memang kenapa? Repelita tahu!hehehe.



Kisah sahabat Nabi
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu'alaihi wasallam. Beliau pun mendatangi istri-istri beliau.
Para istri beliau berkata, "Kami tidak punya apa-apa selain air."
Maka Rasulullah berkata kepada orang banyak, "Siapakah yang mau mengajak atau menjamu orang ini?"
Seorang laki-laki Anshar berkata, "Aku."

Sahabat Anshar itu pulang bersama laki-laki tadi menemui istrinya, lalu berkata, "Muliakanlah tamu Rasulullah ini."
Istrinya berkata, "Kita tidak memiliki apa-apa kecuali sepotong roti untuk anakku."
Sahabat Anshar berkata, "Suguhkanlah makanan kamu itu, lalu matikanlah lampu dan tidurkanlah anakmu."

Ketika mereka hendak menikmati makan malam, maka istrinya menyuguhkan makanan itu. Selanjutnya, ia mematikan lampu dan menidurkan anaknya, kemudian berdiri seakan hendak memperbaiki lampunya, lalu mematikannya kembali. Suami istri hanya menggerak-gerakkan mulutnya (seperti mengunyak sesuatu) seolah keduanya ikut menikmati hidangan. Kemudian keduanya tidur dalam keadaan lapar karena tidak makan malam.

Di pagi harinya, pasangan suami istri itu menemui Rasulullah. Beliau bersabda, "Malam ini Allah tertawa atau terkagum-kagum karena perbuatan kalian berdua."

Maka kemudian Allah menurunkan firman-Nya dalam surat Al-Hasyr ayat 9 yang artinya:
"Dan mereka lebih mengutamakan orang lain (Muhajirin) dari pada diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung."
--------------

Sumber: Buku Golden Stories, karangan: Mahmud Mushtafa Sa'ad dan Dr. Nashir Abu Amir Al-Humaidi, penerbit: Pustaka Al-Kautsar Jakarta
Kekuatan ketiga adalah ikhlas, yang menjadikan fokus (hati, ucapan dan amal) hanya tertuju pada Allah. Berikut perintah untuk ikhlas dalam iman dan amal:
Firman Allah surat Yunus(10).104 & 105
Tauhid Uluhiyah
104. Katakanlah: "Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman"
105. dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.
Firman Allah surat al-Maidah(5).85 & an-Nisa’(4).146,125
Ikhlas beramal sholeh
85. Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).
146. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan[369] dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
Berikutnya dalam…
Diriwayatkan dari Amir al-Mukminin (pemimpin kaum beriman) Abu Hafsh Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR. Bukhari [Kitab Bad’i al-Wahyi, hadits no. 1, Kitab al-Aiman wa an-Nudzur, hadits no. 6689] dan Muslim [Kitab al-Imarah, hadits no. 1907])
Ibnu Hajar rahimahullah menerangkan, hadits ini juga merupakan dalil yang menunjukkan tidak bolehnya melakukan suatu amalan sebelum mengetahui hukumnya. Sebab di dalamnya ditegaskan bahwa amalan tidak akan dinilai jika tidak disertai niat [yang benar]. Sementara niat [yang benar] untuk melakukan sesuatu tidak akan benar kecuali setelah mengetahui hukumnya (Fath al-Bari [1/22]).
Istilah niat meliputi dua hal; menyengaja melakukan suatu amalan [niyat al-‘amal] dan memaksudkan amal itu untuk tujuan tertentu [niyat al-ma’mul lahu].
Sumber:muslim.or.id
Zaman yang penuh tantangan dan ujian seperti saat ini kaum beriman sangat membutuhkan kekuatan yang besar. Siapa pemilik sumber kekuatan? Tentu Allah SWT.
Allah dan Rasul minta kaum beriman untuk:


1.Menyembah Allah Yang Esa tidak boleh yang lain selama hidup, maka harus ikhlas dan sabar;

2.Berlomba dalam kebaikan dan amal terbaik, maka harus sabar dan bersyukur;
3.Menunjukan manfaat untuk segenap alam, maka harus sabar, ikhlas dan syukur;
4.Dan meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup dunia dan akherat, maka harus sabar, ikhlas, dan syukur dalam menjalankan syareat agama hingga akhir hidup. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.QS.Yusuf(12).101

Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"QS.al-Baqoroh(2).201

Tidak ada komentar:

Posting Komentar