sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Selasa, 11 November 2014

"Pendidik: Guru Ya Orangtua"



A teacher affects eternity; he can never tell where his influence stops.
                                                                                                 Henry Adams

Sukses! Menjadi orang besar dan orang hebat sering terjadi melalui jalan orang berpengaruh. Lingkaran yang paling berpengaruh dapat disebut Guru dan Orangtua. Siapa saja dapat menjadi”guru dan orangtua” ketika memiliki peran penting dalam hidup seseorang. Lebih-lebih perubahan hidup menuju  kebahagian akherat. Peran penting yang dimaksudkan adalah membantu tanpa pamrih untuk kesuksesan murid(=pengikut), rela berkorban mewujudkan mimpi, dan teladan menjadi orang baik  dan  sukses.


Membantu tanpa pamrih untuk kesuksesan murid(=pengikut)
Seperti pada tulisan yang lalu tentang Hermawan Kartajaya, Beliau menceritakan kesuksesan saat ini karena “guru”. Gurunya yaitu Dahlan Iskan, Putera Sampoerna, dan Ir.Ciputra atau dikenal Pak Ci. Baca:Grow with Character oleh Hermawan Kartajaya. Mereka, para guru yang mengantarkan sukses Hermawan Kartajaya mewujudkan mimpi menjadi konsultan level dunia. Motivasi dan jalan(=jaringan) yang diberikan para guru membuka jalan menuju sukses. Meskipun tidak mudah! 

Salah satu keputusan hidup yang pernah Beliau buat adalah memutuskan kerja dari perusahaan Bosnya(Putera Sampoerna) untuk mendirikan perusahaan sendiri. Bidang konsultan marketing. Pemilik, CEO dan karyawanya Beliau sendiri! Kantornya di rumahnya sendiri. Beberapa bulan tidak ada tamu dan pelanggan yang datang, sementara kebutuhan hidup terus bertambah. Pada akhirnya, Beliau maju ke mantan Bosnya itu untuk minta diberikan peluang (kerjasama) memberi pelatihan ke mantan anak-anak buahnya. Bosnya setuju! Bahkan dia memberi imbalan jauh lebih besar dibandingkan gajinya saat menjadi direktur dulu. Demikian juga kedua “Guru” Beliau yang lain, Dahlan Iskan memberi jalan diantara dengan kesempatan menulis di JP di kolom marketing. Menginspirasi bagaimana Pak Dahlan berjuang membesarkan JP yang oplah saat itu tinggal 6.000 eksemplar dan sukses. Dan demikian juga Pak Ci juga memperkenalkan dan membuka peluang ke pengusaha-pengusaha besar. Termasuk bagaimana penerapan” Theory Z” dari buku karya Willian G. Ouchi.

Rela berkorban mewujudkan mimpi
Saat kanak-kanak cita-cita yang disebut dari bibir mugilnya begitu tinggi dan bagus! Ya memang harus terus dipupuk tetap membara hingga tercapai kelak. Bukan dimatikan! Guru dan orangtua berperan memberi jalan baik pengetahuan dan keterampilan bekal yang dibutuhkan. Rela berkorban tenaga, waktu, pikiran, dan biaya untuk mengantarkan kesuksesannya. Teringat akan cerita pendaki puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung Everest  antara Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay. Berikut kisah yang pernah di muat di laman www.belantaraindonesia.org :

Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?
Tenzing Norgay : Sangat senang sekali!
Reporter : Apakah Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary? Tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest?
Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia ini.
Reporter : Mengapa Anda lakukan itu?
Tenzing Norgay : Karena itu adalah impian Edmund Hillary, bukan impian saya…..impian saya berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya.

Kebaikan dan ketulusan berkorban sama dengan yang dilakukan akar bagian pohon yang paling bawah. Banyak buah atau indah bunganya dan kuat atau kokoh ranting dan batangnya tidak menjadikan cemburu dan berhenti bekerja(=berkorban). Meskipun pujian tidak menghampiri akar yang ada dalam tanah! Akar terus mencari makanan untuk meraih visi hidup tanaman/pohon “berbuah”.

Teladan menjadi orang baik  dan  sukses.
Indonesia memiliki potensi yang sungguh luar biasa. Kesuburan dan potensi alam yang sangat banyak(=saat ini pemilik orang asing). Penduduk 240 juta lebih, yang tersebar di 17.000 pulau besar dan kecil. Dan potensi lainnya seperti budaya dan keragamannya. Penduduk terbesar menganut agama Islam yang seharusnya memiliki peran besar menjadi Indonesia lebih maju dan beradab. Sejajar atau di atas bangsa-bangsa yang lain di dunia!?

Teringat kisah hidup yang diceritakan oleh Ir.Abdul Kadir(Ketua Pembina YLPI Al Hikmah). Sewaktu Beliau sekolah bila belajar suka belajar kelompok dengan temannya yang terpandai.  Temannya itu selalu mendapat ranking. Setelah dewasa anak tersebut hidupnya sudah nyaman dengan gelar Doktor di bidang perminyakan dari ITB. Bahkan sudah banyak menyewakan rig pengeboran minyak lepas pantai. Tentu kualitas hidupnya dan keluarganya lebih baik. Salah satu anaknya adalah dosen di tempat ayahnya lulus, ITB dengan gelar Profesor dalam usia yang masih relatif muda di bawah usia 35 tahun! Perlu diketahui kakek dari sang Profesor itu adalah berprofesi sebagai penambal ban. Meskipun begitu mampu melahirkan generasi jauh lebih hebat dibandingkan dirinya.

Pesan Ustadz Kadir diatas saat ini diwujudkan dengan melahirkan atau “mengkloning” guru baik di LPI Al Hikmah untuk melahirkan guru pejuang yang cerdas dan berakhlak mulia melalui STKIP Al Hikmah.

Mari kita semua bertekad melahirkan generasi dan generasi berikutnya semakin lebih baik untuk Indonesia! Dengan berperan menjadi Pendidik: guru dan orangtua dimanapun dan kapanpun.

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”QS.4.9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar