sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 20 Oktober 2014

Belajar dari Kebaikan Anak-Anak



Jiwa anak-anak sama dengan jiwa orang dewasa.
Hanya bentuk fisik yang membedakannya.
Sungguh beruntung fisik anak belum dapat mengambil alih
kekuatan jiwanya, sehingga melalui anak kecil kita bisa belajar melihat dahsyatnya kekuatan dan kemurnian suatu jiwa.
-Irianti Erningpraja-



 


Dari buku “Enrich Your Life Everyday” oleh Aribowo Prijosaksono dan Irianti Erningpraja di awal bab menguraikan tentang kebaikan anak-anak. Ada 14 kebaikan anak-anak yang disebutkan dalam buku tersebut. Seperti mencintai tanpa syarat, jujur, penuh energi, terbuka menerima hal-hal baru, senang belajar, berjiwa petualang, berani mencoba hal baru, dan persistent- tidak kenal putus asa. Namun pada tulisan ini penulis mencoba menguraikan beberapa dan versi  lain, sengaja agar lebih berkait dengan institusi, STKIP Al Hikmah. Sisi yang ‘dianggap sama’ adalah usia yang masih anak-anak, baru lahir dan semangat baru, sebagai pejuang. Berikut kebaikan anak-anak yang dapat menjadikan STKIP Al Hikmah, dalam hal ini mahasiswa untuk maju, yaitu:

Mencintai tanpa syarat
Guru haruslah dimulai dengan niat yang benar sebagai pendidik. Mencintai profesi guru sebagai pendidik(=dai) yang terus berkobar dimanapun, apapun, dan kapanpun. Hidupnya untuk mengabdi dan mencerdaskan anak-anak menjadi generasi yang lebih baik. Bermanfaat bagi bangsa dan negara dalam meraih cita-cita mulia adil dan makmur di bawah ridlo Ilahi. Guru hendaklah menjadi panggilan dakwah yang terus ditanamkan pada diri, agar tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan.

Bila niat yang dimiliki belum benar agar saat ini juga diubah menjadi niat yang benar seperti diatas. Segera membuat rencana-rencana kerja dan secepatnya untuk diimplementasikan. Guru cinta pada profesi  bukan pada gaji yang bertambah karena sertifikasi. Itu adalah ujian untuk maju agar bagi guru yang masih muda terus belajar dan punya nyali! Ini juga bukan basa-basi  tapi komitmen cinta pada profesi hingga dibawa mati.

Jujur
Sesuai dengan bidang yang digarap, dunia pendidikan yang erat hubungannya dengan karakter manusia . Maka guru yang mengajar bidang apapun karakter tidak boleh ditinggalkan.  Saat ini idealisme dan perjuangan seperti itu sudah mulai pudar. Berganti kepada pragmatisme dan kepentingan sesaat, uang dan jabatan dengan mengorbankan kejujuran! Guru sudah berani ambil resiko, berjamaah dan terang-terangan ujian tidak jujur. Membocorkan jawaban, jual beli kunci jawaban, dan mengerjakan/mengubah jawaban soal.

Perkataan jujur seorang anak kecil terdorong oleh jiwa-jiwa yang masih bersih. Tanpa kepentingan apapun. Apa yang dirasakan di hati dan apa yang dipikirkan di pikiran. Itulah yang terucap dalam kata-kata. Mempertahankan jiwa-jiwa yang bersih merupakan bagian pembangunan karakter anak. Dalam buku berjudul “Emosi” karya M.Darwis Huda potensi-potensi yang Allah Swt.ilhamkan pada jiwa manusia sebagaimana firman-Nya:

Kalbu yang damai(qalb salim) QS.26.89
Kalbu yang bertaubat(qalb munib QS.50.33
Kalbu yang tenang(qalb muthmainnah) QS.16.6
Kalbu yang berfikir(qalb ya’qilun) QS.22.46
Kalbu yang mukmin(qalb al mu’minin) QS.48.4

Calon-calon guru STKIP Al Hikmah harus mempunyai idealisme tinggi pada visi sebagai guru yang kompeten dan berakhlak karimah. Kecerdasan tinggi yang guru miliki mampu mencerdaskan murid-muridnya. Dan keluhuran akhlaknya mengilhami sekaligus memberi teladan siswa berakhlak mulia. Cerdas dan Mulia.

Senang belajar
Belajar merupakan senjata guru, trainer, motivator, dan yang berkaitan SDM. Tanpa belajar akan kering! Ingatlah akan semboyan “Lifelong Education” yaitu pendidikan seumur hidup. Guru yang berhenti belajar berhenti pula hidup. Kualitas rendah, hati, pikiran dan ucapan tidak tershibghah(celupan) QS.2.138 sebagaimana Kalamullah, baik qauliyah maupun kauniyah.
Belajar wajib bagi kita semua. Para calon guru dan guru harus membiasakan untuk membaca. Apa saja yang dibaca:

  • Al-Qur’an setiap hari dan dipahami artinya QS.7.204 & 29.45
  • Membaca buku rata-rata di atas 500 kata per menit (materi MPS Perpustakaan SMA Al Hikmah)
  • Mempertajam kepekaan terhadap fenomena/kejadian di lingkungan sekitar.QS.6.99

Hasil orang yang belajar adalah mendapat ilmu. Kewajiban orang yang mendapat ilmu adalah menyampaikan dan dilarang menyembunyikan ilmu. Cara menyampaikan dapat melalui berbagai cara. Lisan maupun tulisan.

Mahasiswa STKIP Al Hikmah hendaklah bertekad kuat untuk terus belajar dan menyampaikannya. Mengajak orang lain terus berkualitas dalam hidupnya.

Persistent-pantang menyerah(berputus asa)
Ujian dan godaan untuk hidup tidak berkualitas selalu ada. Bila diajukan pertanyaan ke anak-anak atau orang dewasa pun “Siapa yang mau belajar, mengaji atau baca buku?” Tentu jawabannya banyak yang tidak mau! Bandingkan dengan “Siapa yang mau bermain game, nonton tv, belanja atau rekreasi? Pasti banyak yang tertarik.  Jadi belum apa-apa saja hati ini sudah berat rasanya. Belum lagi saat mendapat kegagalan, putus asa akan selalu menggelayuti.
Ingat pesan Allah Swt. Orang yang berputus asa termasuk golongan orang-orang kafir. Orang yang tidak percaya akan Allah.

Semoga mahasiswa STKIP Al Hikmah terus berjuang tanpa kenal menyerah meraih cita-cita. Demi wujudkan harapan umat Islam akan memimpin dunia dengan rahmatan lilalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar