sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Rabu, 01 Agustus 2012

belajar dari

Bullying

SMA Don Bosco

Ing ngarso sun tulada

Ing madya mangun karsa

tut wuri handayani




Itulah warisan dari Bapak Pendidikan kita, Bapak Suwardi Suryaningrat atau kita kenal dengan Ki Hajar Dewantara. Warisan berupa moto atau krido- sekolah Taman Siswa- yang seharusnya menginspirasi dan memberikan spirit kuat membangun bangsa ini. Indonesia tercinta! Kita semua  adalah pendidik. Apakah formal atau informal. Atau juga jadi profesi atau bukan profesi. Yang jelas bagi siapa saja yang merasa sudah dewasa wajib memberikan pendidikan pada yang belum dewasa. Itulah kesan yang terdalam sewaktu saya mengikuti pendidikan guru (SPG) pada mata pelajaran Pedagogik. Secara singkat guru saya menyampaikan bahwa tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku. Anak didik menjadi dewasa. Matang! Ya... bolehlah tujuan ini kuno tidak terlalu relevan dengan aliran pendidikian saat ini  seperti Progressivisme, Esensialisme, Kontruksivisme dan lainnya. (penjelasan lihat: http://irfanyudhistira.wordpress.com). Tapi seharusnyalah kita, para pendidikan tidak meninggalkannya berlalu meskipun tujuannnya sudah menuju langit.

Kejadian bullying di salah satu sekolah menengah atas di Jakarta itu, seyogyanya menjadi kritik atau outokritik semua pendidik, terutama profesi sebagai guru. Sudahkah kita telah memberikan peran,  membangun anak-anak bangsa ini optimal? Bagi sekolah yang sudah kejadian bisa berbenah diri. Sementara bagi sekolah yang belum terjadi bisa mengantisipasi. Beberapa hal yang bisa kita sampaikan dan lakukan untuk perbaikan ke depan antara lain:

1. Sebagai top manajemen haruslah memberikan visi dan misi yang jelas tentang 'apa itu masa orientasi?
2. Komunikasikan kepada segenap jajaran yang berkontribusi untuk mensukseskannya.
3. Amanahkan komando pelaksanaanya pada tim dengan benar dan penuh tanggung jawab sesuai visi & misi.
4. Tim pelaksana dan personel lain harus mendukung suksesnya kegiatan tersebut.
5. Awasi pelaksanaannya untuk pemastian bahwa on the track.
6. evaluasi untuk kebaikan program mendatang.

Keenam hal di atas akan berjalan dengan baik bila memiliki komitmen yang kuat untuk perubahan perilaku. Lebih baik dari sebelumnya! Ada seorang teman menasehati "anakmu adalah anakku dan anakku adalah anakmu juga." Artinya kepedulian kita semua untuk memberikan pendidikan atau sesuatu yang bermanfaat untuk generasi emas. Indonesia Jaya! Semoga kita termasuk pendidik dan para guru harapan Ki Hajar Dewantara. Ingatlah bahwa Allah bersama orang-orang yang beramal sholeh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar