sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Minggu, 15 Juli 2012

Potensi Diri


Setiap manusia mempunyai takdirnya masing-masing. Dalam pandangan Tuhan pada awalnya setiap manusia baik. Mulia kelahirannya, hebat potensinya, dan bahagia harapan-Nya. Ketiga potensi inilah yang menjadikan manusia sungguh luar biasa. Tuhan telah menyiapkan segala kebutuhan manusia berupa sistem kehidupan. Sistim yang menjamin manusia untuk dapat hidup dengan layak. 


 
Ukuran layak menurut pandangan Tuhan adalah barakah. Memang tingkat kelayaan bukan diukur dari sisi lahiriyah semata. Namun, diharapkan batiniyah juga menjadi pertimbangan. Ada sebuah pesan Rasulullah bahwa bukanlah kekayaan itu banyaknya harta, tapi kekayaan diri atau jiwa.

Read more

Mulia kelahirannya
Bani Adam yang lahir di dunia ini semua fitrah. Suci tiada dosa apapun hingga menginjak aqil baligh. Posisi nol setiap manusia yang lahir menunjukan kemurahan Allah. Kesempatan melakukan kejahatan dan dosa tercatat sebagai dosa setelah akal sempurna. Mampu mempertimbangkan baik dan buruk dari perbuatan yang akan dilakukan dan atau yang telah dilakukan. Bahkan Allah masih memberi keringanan pada manusia. Bila seseorang berniat berlaku jahat belum tercatat dosa, kecuali ia lakukan. Dan sebaliknya ketika seseorang berniat baik akan tercatat pahala, bahkan bertambah pahalanya saat dilakukan.
Kemuliaan sebagai makhluk Allah hanya diberikan kepada manusia sebagai khalifah di bumi. Khalifah yang memiliki peran sebagai pemakmur. Menjadikan segenap penduduk alam ini makmur, baik lahir maupun batin. Meskipun manusia bila dibandingkan dengan makhluk lain, baik dari sisi  ukuran dan kekuatan fisik jauh. Namun Allah mempercayakan kepemimpinan pada manusia. Anak ayam yang lahir ke dunia saja langsung bisa berjalan dan mencari makan. Coba kita bandingkan dengan manusia beda jauh bukan?
Boleh saja manusia dari sisi ukuran dan kekuatan banyak kalah dengan makhluk lain, tapi Allah telah menganugerahkan berbagai kelebihan. Melalui kelebihan yang manusia miliki, manusia mampu mengoptimal kemulyaannya. Di mana kemulyaan manusia mampu mengalahkan kemulyaan para malaikat. Nenek moyang manusia, Adam A.S ketika di surga Allah meminta para malaikat dan Iblis untuk sujud kepadanya. Iblis saja yang tidak mau karena keangkuhannya. Makanya dikutuk oleh Allah SWT. Demikian juga bani Adam akan menjadi sebaik-baik umat apabila mau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran.
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) kepada yang makruf, mencegah kemungkaran, dan kamu beriman kepada Allah.” (Ali Imran [3]: 110)

Hebat potensinya
Bukan saja manusia mulia tapi juga hebat. Potensi yang luar biasa yang membedakan dari semua ciptaan-Nya adalah kalbu dan akal pikiran.  Dari keduanya akan menuntun manusia ke jalan kebenaran. Berikut kutipan artikel dari http://www.acehprov.go.id/Aceh-Ensiklopedi sbb:

Kalbu

Kalbu atau hati sebagai pusat rasa dalam ruhani kita, rupanya hati berhubungan langsung dengan ruh, begitu ruh ada maka rasa pun ada. Hati merupakan keajaiban pada manusia. Allah mempercayakan iman/hidayah tersimpan di dalam hati.[3] Hati merupakan terminal semua informasi yang diterima manusia, informasi dari pancaindera (pendengaran dan penglihatan), yaitu informasi dari dunia nyata dan dari nafsu (dunia dalam kita) yang berasal dari alat-alat tubuh kita, misalnya lapar, haus, dll. Dan informasi selanjutnya adalah dari alam ghaib melalui iman kita. Semua informasi tersebut akhirnya terpusat menjadi dua hal pada kalbu kita. Pertama, yang berasal dari kebaikan yang biasanya menyenangkan, dan kedua, yang berasal dari keburukan yang biasanya menyusahkan. Kedua hal tersebut merupakan cobaan hidup.[4]

Orang yang telah berhasil membersihkan kalbu akan merasakan bahwa fungsi kalbu ini dapat meng-cover seluruh fungsi kesadaran, sehingga hati dapat melihat, mendengar dan merasakan (menghayati). Penghayatan zikir dalam hati adalah salah satu cara mengasah hati supaya menjadi tajam.

Akal

Akal manusia merupakan pembeda antara manusia dengan hewan. Allah menganjurkan agar manusia menggunakan akal,[5] malah Allah akan murka kepada orang yang tidak menggunakan akalnya.[6] Akal dalam jiwa kita seperti software dalam komputer, setelah otak merupakan hardware-nya. Alat baru terbentuk setelah informasi dari dunia luar masuk. Jadi setelah bayi lahir, akal ini berkembang dengan pesat. Akal merupakan pusat olahan informasi dari dunai luar sebelum masuk ke dalam hati dan diendapkan sebagai perasaan hati. Peran akal di dalam zikir adalah men-tafakur-i apa yang kita ucapkan, mengerti apa yang kita ucapkan, bila dalam shalat termasuk mengingat aturan shalat. Sifat akal adalah netral, pertimbangannya berdasar kenyataan di dunia luar sesuai lingkungan di mana dia berada.
Kalbu dan akal haruslah kita jaga agar tidak rusak. Dijaga dari sesuatu yang membahayakan. Narkoba, minum-minuman keras, dan kemaksiatan lainnya. Apabila telah rusak keduanya maka rusak pula Si Empunya. Semua jadi binasa. Tinggal menunggu keputusan Yang Maha Esa. Di akherat hidup yang baka.

Bahagia Harapannya
Barang kali kita pernah mendengar atau bahkan berdoa seperti doa berikut ini:
 “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari
siksa neraka”.
 “Ya Alloh, kami memohon keselamatan agama, dan kesejahteraan badan, dan penambahan ilmu, berkat rizki
serta taubat sebelum mati, dan rahmat di waktu mati,
dan ampunan setelah mati.”
Berikutnya kita perlu memantaskan diri agar benar-benar bahagia. Allah telah menunjukkan jalan bagi orang-orang yang mau bahagia sebenarnya. Dengan jalan bersikap dan berlaku sesuai dengan firman-firman-Nya. Bacaan yang bisa melengkapi tulisan ini di artikel cara hidup bahagia di http://nluthfi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar