“Everyone
thinks of changing the others but never
no one thinks of changing himself”
-HM
Salah satu
kecerdasan manusia adalah kemampuan beradaptasi(adjustment). Kecerdasan ini
sering orang tidak pergunakan dengan baik padahal dunia pasti berubah seiring
waktu! Salah satu alasan yang sering
muncul adalah kenyamanan. Tidak perlu capek-capek toh masih baik-baik saja. Zona
nyaman akan membelenggu diri untuk berkualitas. Penyakit seperti ini juga bisa
menimpa pada organisasi. Bahkan perusahaan
sebesar Apple pernah mengalami penurunan kualitas produknya. Kita perlu
mengenal manajemen perubahan agar posisinya tidak stagnan dan akhirnya akan decline.
Perubahan adalah transformasi
dari keadaan saat ini menuju keadaan
yang lebih baik di masa mendatang. Harapan menjadi lebih baik haruslah dikelola
agar tidak hanya di konsep saja namun juga di proses dan di pencapaian hasil.
Toffler telah meramalkan terjadinya
lompatan besar ke depan, menghadapi pergolakan, perombakan dan retrukturisasi
yang mendasar. Dalam bukunya yang berjudul Future
Shock yang menjelaskan tentang proses perubahan.
Di buku manajemen berjudul Manajemen Perubahan oleh Prof.Dr.Wibowo,
SE.M.Phil.menyatakan pengertian manajemen adalah the art of
getting things done through people(Mary Parker Follet). Sedangkan menurut
Stoner dan Freeman, 1992:4 mengatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan semua
sumber daya organisasi. Melalui manajemen yang baik, maka harapan dan target
diri dan organisasi tercapai. Perubahan tentu membawa konsekuensi dan komitmen
yang tinggi. Konsekuensi menyangkut
kesiapan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi! Yaitu seseorang dan / atau organisasi akan
menghadapi benturan yang kuat. Bila tidak memiliki resilience yang bagus akan kembali lagi di zona nyaman. Maka
berikutnya adalah berkomitmen untuk tetap melangkah hingga harapannya tercapai.
Cerita 4 ekor tikus yang
memiliki karakter yang berbeda-beda dalam menghadapi masalah atau perubahan lingkungan.
Dikisahkan dalam sebuah buku yang berjudul Who
Moved My Cheese editor Spencer Johnson. Sniff, Scurry, Hem, dan Haw nama-nama tikus yang
mencari cheese di Maze. Sniff, si tukang endus dan Scurry, si tukang lacak
mulai mencari-cari
cheese.
Suatu hari mereka sangat kaget, karena
Cheese telah hilang!! Sniff dan Scurry tidak haran
dengan kenyataan itu karena mereka sadar bahwa cheese itu
lama-lama akan habis karena setiap hari dimakan, dan mereka segera berlari untuk mencari cheese baru. Namun reaksi Hem dan Haw berbeda, mereka kaget, marah, dan berteriak-teriak “Who Moved My Cheese?”. Hem marah karena
menurutnya hal ini tidak adil karena cheese itu milik mereka dan menyalahkan orang lain yang telah
memindahkan cheese itu. Sedang Haw selalu termenung berpikir, bahwa Ia tidak akan bisa hidup tanpa cheese itu.
Cerita lengkapnya silakan kunjungi di http://www.yes24.co.id/ZineView/3306/30/who-moved-my-cheese.html
Menghadapi perubahan kita tidak
boleh takut atas apa yang akan terjadi selama untuk kebaikan, perbaikan diri.
Pengorbanan dan kesabaran disikapi sebagai investasi. Kata Prof.Ali Maksum
penyesuaian pada ketidaknyamanan berlangsung hanya 21 hari, selanjutnya akan
terbiasa.
Untuk itu, perubahan harus
dipahami, dikelola dan diciptakan untuk meraih kesuksesan.
Being the different
Being the first
Being the best
Tidak ada komentar:
Posting Komentar