Tulisan yang terukir di pintu kelas:
Hati-hati terhadap pikiran Anda,
pikiran Anda menjadi kata-kata Anda.
Hati-hati dengan kata-kata Anda,
kata-kata Anda menjadi perbuatan Anda.
Hati-hati dengan perbuatan Anda,
perbuatan Anda menjadi kebiasaan Anda.
Hati-hati dengan kebiasaan Anda,
kebiasaan Anda menjadi karakter Anda.
Hati-hati dengan karakter Anda,
karakter Anda menjadi takdir Anda.
Dalam buku
Character Matters karya Thomas Lickona yang membahas tentang Mengapa koq karater
sampai bagaimana menciptakan komunitas yang berkarakter. Dunia akan
terselamatkan dengan orang-orang yang berkarakter! Sebagaimana Firman-Nya:
“ Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).”QS.ar-Rum(30).41
Inspirasi melalui buku ini adalah mempertegas bahwa Rasulullah SAW
menyatakan akan misi Beliau diutus Allah ke dunia adalah memperbaiki akhlak
manusia.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الْأَخْلَاقِ صَالِحَ لِأُتَمِّمَ إِنَّمَابُعِثْتُ
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
Takhrij Hadits1
Hadits shahih lighairihi ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal
dengan lafadz ini dalam Musnad-nya 2/381, Imam Al Haakim dalam Mustadrak-nya
2/613, dan Imam Al Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad no. 273
Diantara
kebajikan yang diuraikan di buku tersebut adalah seperti keyakinan orang Yunani
meliputi:
Kebijaksanaan(wisdom)
Dalam Islam
kebijaksanaan menjadi akhlak yang sangat luhur sekali, sampai-sampai Allah pun
meminta Musa untuk berdakwah kepada Fir’aun dengan akhlak yang baik.
“Pergilah kamu
beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai
dalam mengingat-Ku;
Pergilah kamu
berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;
maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut."
Demikian
juga contoh perilaku cucu Beliau, Hasan-Husin yang masih kecil tapi bijaksana.
Saat ingin menegur orang tua yang berwudlu dengan tidak baik, mereka menegurnya dengan cara “berlomba wudlu” dan sebagai
jurinya adalah orang tua tersebut.
Dalam
bahasa al-Qur’an bisa dengan kata al-Hikmah-bisa berarti juga sunnah/hadis-
sebagai contoh dalam surah al- Imron(3)
ayat 164.
“Sungguh Allah telah memberi
karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka
seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan
sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.”
Keadilan(justice)
Kebutuhan
asasi manusia di bumi adalah keadilan. Setiap manusia tentu tidak rela ketika
diperlakukan secara tidak adil! Protes, marah, kecewa, dan memberontak merupakan
ekspresi yang muncul bila mendapat ketidakadilan. Allah memerintahkan kaum
beriman untuk menegakkan keadilan meskipun pada diri sendiri dan keluarga
kerabat.
“ Katakanlah: "Tuhanku
menyuruh menjalankan keadilan." QS.7.29
“ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
kaum kerabatmu.”QS.4.135
Boleh saja kita
rajin beribadah menjalankan kewajiban siang dan malam, tapi tetap harus
memberikan hak-hak tubuh untuk beristirahat. Itulah adil pada diri sendiri.
Sehingga harapan Islam menciptakan kebahagiaan dapat tercapai, dunia dan
akherat. Demikian juga dengan kaum kerabat apabila kesalahan terjadi di pihak kerabat kita
diminta Allah tetap berlaku adil seperti perselisihan antar keluarga, tuduhan ,
perlakuan diskriminasi dan lainya. Kejadian seperti ini sering kali sulit
berpihak pada keadilan.
"Aku khabarkan
kepadamu tentang pemimpin “. Auf berkata : Apa itu ya Rsulullah? Nabi menjawab
: “ Kedudukan itu nanti merupakan sesuatu yang dapat membuat engkau hina.
Kedua, kedudukan itu nanti akan memberikan penyesalan. Ketiga, kedudukan itu
akan menjadi penyebab siksaan di hari akhirat, kecuali jika orang yang mendapat
kedudukan itu dapat bersikap adil, tetapi
bagaimana mungkin seseorang itu dapat berlaku adil dengan kaum kerabatnya." (Hadis riwayat
Bazar, dan Thabrani)
"Siapa saja yang
memimpin walaupun sepuluh orang atau lebih dari bilangan tersebut, maka nanti
di hari akhirat dia akan dibawa dengan leher dan tangan yang dirantai, maka
sesuatu yang dapat melepaskan rantainya tersebut adalah kebaikannya dan
keadilannya dalam memimpin."(Hadis riwayat Ahmad).
"Satu hari keadilan seorang pemimpin
lebih baik daripada ibadah selama enam puluh tahun, dan jika seorang pemimpin
menegakkan hukum dengan adil itu lebih utama daripada nikmat turunnya
hujan selama empat puluh hari." (Riwayat Thabrani).
Keberanian(fortitude)
Dalam agama
perbuatan yang dianggap berani yaitu sesuatu yang berkaitan dengan urusan
kebenaran. Siapa saja yang memperjuangkan kebenaran-sesuai al-Qur’an dan sunah-berarti disebut pemberani. Alasannya karena orang
yang menegakkan kebenaran membawa resiko harta hingga nyawa melayang. Seperti
jihad fisabilillah di Palestina dan tempat-tempat yang Islam diperangi di muka
bumi ini, menyampaikan kebenaran ajaran kepada orang yang membenci(tidak suka),
dan tegas dalam menegakkan hukum.
Berhukum
“Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.”QS.5.44
“Barangsiapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang zalim.”QS.5.45
“Barangsiapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang fasik.”QS.5.47
Berani menyampaikan
"Rasa takut (segan) terhadap manusia jangan sampai
menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenarnya jika memang benar kamu
melihatnya, menyaksikannya atau mendengarnya." (HR Ahmad)
Hadits serupa yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, bahkan
mengandung penekanan yang lebih jelas, "Janganlah
takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang sukan mencela." Aku
berkata, "Tambah lagi ya Rasulullah." Beliau melanjutkan pesannya,
"Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit."
Berlanjut....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar