Kelahiran seorang bayi di dunia telah
dinanti-nanti pasangan muda teman sekantor saya. Selama 9 bulan si jabang bayi
ini menunggu untuk menghirup udara dunia. Menjelang usia kandungan memasuki 9 bulan dokter sudah menyarankan
untuk operasi. Mengapa? Karena si ibu mempunyai sakit yang beresiko bila
persalinan secara normal. Hari Minggu
yang lalu lahirlah anak teman saya ini, namun si bayi tidak boleh pulang dahulu
seperti ibunya karena ada tanda-tanda penyakit yang belum diketahui jenisnya
apa. Alat rumah sakit bersalin tempat melahirkan si jabang bayi belum tersedia.
Maka harus dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai alat lebih lengkap seperti
RSUD Dr.Soetomo. Teman ini termenung kebingungan harus bagaimana sementara
tidak ada uang untuk pindah ke rumah sakit rujukan dokter. Bahagia mendapatkan
karunia anak perempuan pertama, bercampur sedih karena belum bisa memenuhi
permintaan dokter.
Itulah
sekilas cerita teman sekantor saya sewaktu menjenguk di rumah sakit pada hari
Sabtu, 20 Desember 2014 hari ini. Kami hanya melihat sang bayi dari balik kaca
sambil berbincang-bincang dengan teman dosen
STKIP Al Hikmah. Hee lucunya… gemuk ya? Kelihatan sehat sekarang! Kerasnya tangisnya…!
Aku kepengin juga… punya anak!celetuk teman dosen ini. Tapi apa mungkin ya saya?curhatannya.
Setiap dari
kita memang diberi kesempatan oleh Allah SWT memiliki dan tidak memiliki anak.
Yang tidak memiliki bisa jadi Allah mengangkat derajatnya dengan menjadi
orangtua asuh dari anak-anak keluarga yang tidak mampu atau anak-anak yatim.
Sungguh! Saya bisa ikut merasakan memang berbeda dibandingkan dengan anak
sendiri. Bagi pasangan yang kurang sabar dan tidak ridlo akan keadaan seperti
itu terkadang jadi alasan untuk bercerai atau berbuat maksiat menambah dosa
besar. Sungguh saya tersentuh dengan ucapan teman mengaji yang sudah lama tidak
dikaruniai anak.
“Mungkin Allah belum mempercayai saya untuk
mendapatkan amanah, mas Heri!” demikian komentarnya.
Bagi
orangtua yang mendapat amanah Allah berupa anak, seyogyanya bersyukur dengan
merawat dan membimbingnya menjadi anak-anak yang shaleh. Anak yang shalehlah pintu orangtua mendapat surga
nanti. Dengan mendidik dan memberi bekal dunia dan akherat anak-anak insya’allah
akan selamat mengarungi kehidupan dunia yang fana. Para orangtua mempunyai
tugas yang mulia melahirkan anak-anak yang baik dan anak-anak yang baik akan
melahirkan pula keluarga yang baik pula.Dari keluarga yang baik, lahir masyarakat dan bangsa yang baik.
Banyak
cerita yang dapat menjadi renungan dan pelajaran bagaimana Imron dan Nabi
Ibrahim mendidik anaknya. Begitu juga bagaimana Nabi Nuh diuji Allah dengan
anaknya yang membangkang dari perintah Allah. Sampai-sampai Allah mengatakan
bahwa anaknya yang membangkang itu bukanlah anaknya. Bukan anaknya?
“Maka tatkala anak itu sampai
(pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai
anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar."QS.as-Shafat(37).102
“Maka mereka mendustakan Nuh,
kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan
Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya
mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).”QS.al-A’raf(7).64
“Dan bahtera itu berlayar membawa
mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya,[719] sedang anak itu
berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku(Qanaan), naiklah (ke kapal) bersama
kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir."QS.Hud(11).42
“Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk
keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya[722]
perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu
yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan
kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak
berpengetahuan." QS.Hud(11).46
“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan
bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba
yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat[1487]
kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka
sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah
ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)."QS.66.10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar