Education for self
Kualitas
seseorang tinggi berkat pendidikan sehingga mulia martabatnya. Lalu siapa yang
mampu mendidik diri-sendiri? Bagaimana
cara mendidik diri-sendiri? Mengapa diri-sendiri yang harus mendidik? Bukankah
ada orangtua, guru, ustadz dan kyai yang sangat dekat dengan urusan
didik-mendidik? Pertanyaan itu muncul saja dibenak penulis saat menulis judul
diatas. Sebenarnya, awal dilatar belakangi oleh kejadian saat dijalan raya
sepeda motor dan mobil berebut saling mendahului. Sepeda motor tidak mau kalah hampir
saja berbenturan antara sepeda motor yang nyelonong dengan mobil. Akhirnya hati
tergelitik dan pikiran muncul bermacam
pertanyaan dan mungkin solusi. Yaitu karena tergesa-gesa, kuatir terlambat,
takut kena macet, segera sampai tujuan dan alasan lainnya. Yang jelas bila
pengendara mempunyai tekad dan perilaku yang sama insyallah kecelakaan dapat
dikurangi karena kecerobohan diri.
“Menjaga
keselamatan diri dan orang lain”
Who?
Kembali pada tema diatas mendidik
diri sendiri merupakan usaha yang terus-menerus harus diupayakan.Siapa yang
mengupayakan? Siapa saja yang sudah akil baligh! Karena orang yang sudah baligh
wajib menjalankan syareat agama dengan benar sesuai dengan ketentuan dari Allah
Swt dan Nabi Muhammad Saw. Seseorang yang baligh sudah dapat beban agama.
Artinya mereka sudah dijatuhi dosa bila melanggar syareat dan mendapat pahala
bila beramal sholeh. Mulai saat ini mereka harus mendidik diri untuk menjadi
orang yang matang secara mental dan sosial untuk bertanggungjawab mulai
diri-sendiri, orang lain dan pada pencipta-Nya.
Why?
Manusia yang hidup di dunia
membawa konsekuensi baik di dunia maupun di akherat! Konsekuensi dari semua
yang diperbuat. Berupa tanggungjawab antar sesama dan pada Tuhan. Di dunia jika
melakukan perbuatan melanggar hukum maka siap-siap mendekam di dalam jeruji
besi. Asal enggak nyogok lho? He..he..he.. Di akherat orang-orang yang
melanggar akan dimasukkan dalam neraka. Naudzubillah min dzalik! Semoga kita
dijaga dari perbuatan dosa yang merugikan dan menyengsarakan hidup dunia –akherat.
How?
Sejak kecil kita semua mendapat
bimbingan dan asuhan dari kedua orangtua, kecuali bagi yang yatim. Kemudian
saat sekolah mendapat pendidikan dari para guru dalam hal pengetahuan,
keterampilan, dan sikap(akhlak). Bila di pesantren mendapat bimbingan dari para
ustadz dan kyai dalam pengetahuan agama dan sikap. Mereka, para pembimbing itu
merupakan teladan dalam perilaku anak hingga tumbuh dewasa.
Orang yang telah baligh(dewasa)
harus mampu membuat cara atau jalan menjadikan diri matang sikap-perilaku dan
rohaninya. Beberapa langkah yang dapat diambil contohnya adalah sbb:
- Berniat kuat menjadi pribadi yang lebih baik
- Membiasakan bertutur kata yang sopan dan berperilaku yang baik
- Memberikan konsekuensi diri ketika melanggar kebiasaan
- Menambah pengetahuan dan wawasan yang meningkatkan kecerdasan dan karakter diri
- Berteman dengan orang dan lingkungan yang lebih cenderung ke hal-hal positif
- Suka memberi manfaat pada orang lain
- Membiasakan diri berdoa pada Allah Swt: untuk diberikan kekuatan berbuat baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar