“Pak jualannya laris manis tanjung kimpul, ya?”komentar
saya. “Ya Alhamdulillah mas.” Tapi saya hanya sampai jam 5 sore saja koq mas.” “Lha
mulai jam berapa jualannya?”tanya saya sok ingin tahu. “Jam-jam 9 pagi begitu
mas!” Karena harus siap-siap dahulu, baru bisa keluar dan buka warung jam itu.”terangnya.
“Kenapa hanya sampai jam 5 sore Pak? Kan banyak pelanggan yang masih kepingin
beli?”selidik saya penasaran. “Mas, mas kalau mburu uang begitu ndak ada habisnya! Saya kan kepingin bahagia
kumpul ama keluarga begitu Mas Bro…?
Tulisan ini mencoba mengangkat tema bahagia seperti
buku karya Arvan Pradiansyah berjudul “The 7 Laws of Happiness”. Dalam buku
tersebut menguraikan 7 hukum bahagia yaitu Intrapersonal Relation:patience,
gratefulness & simplicity; Interpersonal Relation:love, giving &
forgiving; God Relation:surrender. Bila disimpulkan buku tersebut
mencoba menunjukan bagaimana membangun bahagia dengan 3 lingkaran: diri
sendiri, orang lain & Tuhan.
Dalam agama, Allah SWT menyebutkan: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja
mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali
(perjanjian) dengan manusia…” QS.3.112 Kedua
hubungan tersebut akan menjadikan manusia bahagia. Jadi hubungan dengan manusia(=diri
sendiri dengan orang lain) dan hubungan dengan Allah(=diri sendiri dengan
Allah).
Sabar(patience)
Sabar menjadi perintah Allah untuk memperoleh pertolongan.Qs.2.153.
Sabar adalah sikap kaum beriman untuk mendapat kemenangan.Qs.8.65-66. Sabar
dalam mengemban dan menegakkan kebenaran.Qs.32.24. Sabar dalam menjalankan
perintah agama.Qs.37.102. Sabar dalam musibah dan taat agama.Qs.11.11. Orang
yang sabar itu bahagia.Qs.25.42. Sabar dalam mencari keridlaan Allah.Qs.13.22
Sabar bukan menerima pasif tapi akumulasi energinya
tercurah dalam ikhtiar/usaha keras dan bergantung/tawakal pada Allah.
“melihat sabar bukan pada tampaknya susah dan menderita tapi pada
perjuangan meraih ridla Allah(bahagia)”
Bersyukur(gratefulness)
Kebahagiaan manusia ketika mendapat kelimpahan nikmat
dari Tuhan. Begitu sebaliknya manusia akan berputus asa dan mengeluh kepada-Nya.
Menjaga agar mendapat kelimpahan nikmat dengan selalu bersyukur. Bersyukur
mulai nikmat yang kecil hingga nikmat yang besar. Dan bersyukur itu berkawan
dengan sabar. Saat mendapat nikmat bersyukur dan saat belum mendapatkannya
bersabar.
“siapa bersyukur ditambah dan siapa kufur diadzab”QS.14.7
Sederhana(simplicity)
Mudah. Doa yang perlu dipanjatkan adalah Allah
memudahkan segala urusan. Bagaimanapun juga manusia memiliki kelemahan.
Sepandai-pandai manusia berencana dan berusaha tetap saja Yang Maha Sempurna
lebih tahu. Dia Maha Tahu. Semakin manusia tinggi pengalaman & pendidikannya
semakin mudah(=sederhana) membuat solusi.
Dari Abu
Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang
mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang
siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya
di dunia dan di akhirat.
Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya
di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba
Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga
Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).
“Bukan memandang sulitnya masalah tapi bagaimana mudah
solusinya”
Cinta(love)
Berkorban. Tiadalah ada pengorbanan tanpa cinta.
Kekuatan cinta memberi dorongan besar meraih bahagia. Saat ini beban berat masih
dipundak tapi haruslah tetap berjuang meraih bahagia. Berjuang dengan cinta kaki
dan tangan akan terasa ringan. Nikmati saja. Bahagia sejati kan sampai saat Allah
Yang Maha Kasih menganugerahkan rasa cinta karena iman.
Ingat
“Bukan karena dunia bahagia diraih tapi karena iman
cinta bisa diraih”
Memberi(giving)
Memberi bukan meminta manusia menjadi bahagia. Memberi
timbangannya lebih berat dibandingkan meminta. Nabi menasehati umatnya dengan “tangan
di atas lebih baik dari pada tangan di bawah”.
Kebiasaan memberi membawa kebahagiaan. Karena Allah
senang para dermawan. Penerima bahagia dan mendoakan. Keikhlasan melipatkan
balasan atas pemberian.
“kekuatan memberi memperbesar kebahagiaan pemiliknya”
Memaafkan(forgiving)
Rela. Apapun yang didapatkan dalam hidup(=menimpa
kita) memaafkan obat yang paling mujarab memperoleh bahagia. Kecewa dan sakit
hati kan hilang terhapus dengan kata memaafkan. Bukanlah Allah SWT Maha Pemaaf?
Mengapa hamba yang masih banyak dosa dan kesalahan mempertahankan ego?
Memaafkan perintah yang Tuhan utamakan bukan minta
maaf. Diri akan terangkat keluhurannya ketika tersakiti, terdlolimi dan terhina
karena bukan kesalahannya. Surga menjadi balasan bagi jiwa-jiwa mulia yang
demikian sabda Nabi.
“bukan kenikmatan membalas dendam tapi kebahagiaan memberi
maaf”
Pasrah(surrender)
Bagaikan diatas puncak gunung kita sadar betapa kecil
diri ini. Bentangan alam yang besar dan luas tak sebanding dengan tubuh yang
lemah. Manusia punya keterbatasan dan kelemahan. Semakin banyak ilmu dan
pengetahuan yang dimiliki semakin kecil tiada arti dengan ilmu-Nya.
Pasrah bukan menunjukkan kelemahan. Tapi pasrah wujud
kesadaran hamba memohon energy dari Pemilik kekuatan, Allah SWT. Tiada daya dan
kekuatan kecuali dari Allah SWT. Bahagia kan sempurna dengan pasrah bahwa semua
apa yang dimilikinya tiada arti kecuali apa yang ada pada-Nya.
“bukan merasa bisa dan mampu menjadikan bahagia tapi
pasrah semua pada-Nya jiwa akan merasa bahagia sejati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar