Kesan positif kalau melihat seseorang berpakaian
rapi dan berdasi. Ungkapan ini sebenarnya ulangan ucapan saja dari salah satu
wali murid yang merasa terkesan. Ya terkesan akan sikap panitia pendaftaran
murid baru. Pada pukul 06.30 sudah siap di meja pendaftaran dengan seragam yang
rapi serta berdasi. Welcome, ramah dan santun membuat para calon wali murid
merasa senang dan yakin. Yakin? Tentu orangtua haruslah merasa yakin! Anak yang
memiliki masa depan haruslah berada pada tangan yang benar.
Maukah anak kita diajar dan didik oleh guru yang tidak cerdas dan tidak
berakhlak mulia?
Saya punya keyakinan mana ada orangtua mau anaknya diajar oleh orang seperti
itu? Tentu tidak ada yang mau!
Ngomong-ngomong, tidak banyak lho para lulusan SMA yang cerdas mau jadi
guru? So… cerdas jadi sangat langka. Dan berakhlak? Masih perlu dicari…
Masalah keyakinan bagi masyarakat bawah memang jadi serba salah. Kalau
kepingin guru-guru yang cerdas atau “baik” tidak mampu membiayai. Akhirnya
sekolah yang murah meriah. Kan ada sekolah negeri? Memang ada. Gratis lagi…
Gratis? Sebenarnya tidak gratis juga. Memang ngomongnya begitu tapi praktiknya
banyak yang bayar! Berdasarkan pengalaman menyekolahkan anak-anak saya di
sekolah negeri. Persoalan SDM yang berkualifikasi cerdas dan berakhlak mulia
bukan menjadi standar utama. Hanya sekolah-sekolah yang mempunyai kepala
sekolah diatas rata-rata –bervisi, komitmen dan baik kepemimpinan-saja yang
demikian. Maka sekolah-sekolah negeri yang bagus saya dapat pastikan kepala
sekolahnya juga bagus. Karena dengan kepala sekolah diatas rata-rata akan
melahirkan guru-guru yang bagus. Lahir murid-murid yang hebat dari guru-guru
yang bagus.
Memberi kesan positif adalah baik-baik saja. Ini seperti bagian
marketing. Tapi ingat tidak boleh berhenti sampai di sini. Maksudnya guru
berdasi memberi kesan professional!
Ahli dan memiliki attitude yang bagus. Apakah memang demikian? Titik. Belum! Itu baru asesoris(bungkus) atau
tambahan bukan esensi. Keduanya
dibutuhkan untuk melangkah maju menjadi yang terbaik. Saya pernah menyeleksi
peserta guru teladan tingkat Jatim. Salah satu peserta yang ikut ada guru dari
pondok pesantren. Tampilan yang terlihat adalah berkopiah, baju koko dan
bersarung. Itu nampak luar tapi ia
memiliki pemikiran global meskipun bertindak local. Sungguh berbeda. Luar
biasa!
Bagaimana Guru Berdasi luar dalam juga baik? Upaya yang harus dibangun
dan nampak adalah:
“diPaku”
didik diri
senyum, sapa, ramah & santun jalan menjalin komunikasi yang baik(
the good communication)
ikhlas, jujur, komitmen dan disiplin langkah membangun kepercayaan(
trust & clean)
jaga hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia(The high
relationship)
pahami
Kekurangan diri dan orang lain bagian ujian meraih pahala(tend to positive
only)
Sikap bijak dalam menghadapi
persoalan(wise for problems)
Banyak membaca, mendengar dan menghayati langkah dewasa(mature)
Tercipta sebagai makhluk terbaik penebar rahmah di seluruh alam(show
lovely)
Kuasai
Ilmu agama dan nilai-niai yang terkandung utama penuntun ibadah(the prime subject)
Bidang ilmu & keterampilan jalan menuju keahlian diri(a professional
person)
Kecerdasan :IQ, EQ dan SQ(The intelligent life)
Renungan:
Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu’anhu berkata : bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda : “Tidak boleh Hasad kecuali dalam dua perkara. 1.Terhadap orang yang
diberi harta oleh Allah, lalu dia menghabiskan nya dijalan yang benar. 2.Dan
terhadap orang yang diberi hikmah (ilmu) oleh Allah lalu dia mengamalkan dan
mengajarkan nya kepada orang lain.” [Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
rahimahullah didalam Shahih nya, hadits no 73, juga dalam hadits no 1409, 7141
dan 7316]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar