Sulit memang. Orang yang
tidak bersalah dan bahkan yang mendapat perlakukan kurang menyenangkan diminta
oleh Allah SWT untuk mema’afkan. Hati terasa berat. Tapi... itulah takwa! Allah
mengangkat derajat orang-orang bertakwa. Diantaranya dengan mema’afkan. Kalau
diperhatikan orang yang bersalah meminta ma’af kepada korbannya(orang yang
tidak salah) itu ma sudah biasa. Sudah sewajarnya. Yang aneh adalah sudah
bersalah tapi tidak meminta ma’af. Islam memberi pendidikan bagi kaum muslimin
dengan keluhuran budi. Bukan sekedar minta ma’af tapi memberi ma’af.
Ingatlah kisah sahabat yang disebut Nabi sebagai Ahli Surga.
Berikut kisah secara garis besar ala penulis yang tidak bermaksud mengurangi
atau melebih-lebihkan.
Dalam satu halaqah antara Nabi dan para sahabat di masjid
Rasul. Tiba-tiba Rasulullah menyebut:
Rasul : “akan datang ahli surga.”
Para Sahabat:”ahli surga?”batin mereka.
Para sahabat & Rasul melanjutkan pembicaraan mereka
dalam halaqah. Tidak beberapa lama datang seseorang yang masuk masjid.
Para Sahabat: “melihat orang datang. Tentu bertanya-tanya
apa ini orang yang dimaksud Nabi?” Batin mereka.
Dalam kesempatan kedua
Rasul : “akan datang ahli surga.”
Para Sahabat:”siapa lagi ya ahli surga itu?”batin mereka.
Para sahabat & Rasul melanjutkan pembicaraan mereka
dalam halaqah. Tidak beberapa lama datang seseorang yang masuk masjid.
Para Sahabat: melihat orang yang sama datang. Tentu ini
orang yang dimaksud Nabi?! Batin mereka.
Dalam kesempatan ketiga
Rasul : “akan datang ahli surga.”
Para Sahabat:”semakin yakin bahwa orang yang datang lalu itu
ahli surga?”batin mereka.
Para sahabat & Rasul melanjutkan pembicaraan mereka
dalam halaqah. Tidak beberapa lama datang seseorang yang masuk masjid.
Para Sahabat: melihat orang yang sama datang. Tentu ini orang
yang dimaksud Nabi!!! Orang ahli surga yang disebut hingga tiga kali. Batin
mereka.
Salah satu sahabat Nabi ada yang penasaran. Mengapa orang
yang datang ke masjid yang lalu digolongkan ahli surga? Kemudian sahabat ini
berinisiatif untuk melihat langsung amal sholeh yang dilakukan orang itu.
Ia(sahabat Nabi) meminta izin kepada orang tersebut untuk menginap selama tiga
hari. Si Ahli surga mengizinkan tanpa
mempunyai prasangka macam-macam. Sahabat nabi ini mengetahui persis amal sholeh
yang dilakukan. Ia berpendapat bahwa amal sholeh yang dilakukan orang ini
tidaklah sehebat para sahabat yang sudah ia kenal. Maka ...
Sahabat : saya mau izin untuk pulang. Tapi sebelum pulang ia
berkata jujur tentang ihwal tujuan menginap.
Ahli surga : ya amalanku biasa-biasa saja sebagaimana engkau
lihat. Terangnya
Sahabat Nabi ini saat akan meninggalkan rumah, dipanggil si Ahli
Surga.
Kemudian si Ahli Surga bercerita tentang amalan yang mungkin
Nabi menyebut dirinya ahli surga. Yaitu setiap menjelang tidur ia selalu meminta
ampun kepada Allah dan memberi maaf terhadap orang-orang yang telah berbuat
salah(mendlolimi) atas dirinya dan mendo’akan.
+++
Orang baik dimulai dari hati yang baik. Kerelaan.
Orang baik selalu mema’afkan. Kebaikan yang diharap.
Orang baik gemar mendo’akan bukan hanya untuk diri tapi juga
orang lain. Ingin orang lain baik juga.
Orang baik istiqomah dalam kebaikan meskipun kecil. Selalu beramal sholeh.
Orang baik akan diangkat derajatnya oleh Allah. Takwa yang dikejar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar