“Maturity does not depend on our age”
Dewasa bukanlah label yang hanya menempel pada diri
seseorang. Yang ditandai dengan usia yang lebih tua. Badan yang lebih besar dan
kuat. Emosi yang lebih stabil. Dan kepercayaan diri sudah tumbuh. Keempat ciri
yang terungkap diatas lebih banyak berkaitan pada dewasa menurut usia kalender.
Semua orang tentu akan mengalaminya. Dan banyak yang menyebutkan jika demikian
dia telah dewasa. Apakah ini yang sebenarnya kita semua cari selama hidup?
Dewasa menurut kalender?
Sejak anak masuk usia sekolah dan bersekolah hingga
perguruan tinggi, orangtua berharap anaknya akan menjadi pandai(baca:dewasa).
Kepandaiannya akan membantu dalam meraih kesuksesan hidup. Kaya, pekerjaan bagus,
jabatan terhormat, dan memiliki keluarga bahagia. Surga dunia!
Namun, apakah setiap anak yang mampu bersekolah sampai
perguruan tinggi terjamin dapat kesuksesan hidup? Tentu tidak semuanya. Lalu
bagi yang tidak meraih keempat hal diatas berarti telah gagal. Untuk apa
sekolah tinggi-tinggi kalau toh hanya memperoleh kegagalan? Apakah benar bahwa
kedewasaan berhubungan dengan 4 ciri kesuksesan tersebut diatas?
Ada yang tidak bersekolah tinggi-tinggi amat tapi memiliki
keempat ciri kesuksesan seperti diatas? Lalu apa bersekolah selalu berkorelasi
dan berpotensi terhadap kesuksesan masa depan anak? Bisa dijawab ya. Dan bisa
juga dijawab tidak selalu.
Korelasi
- Sekolah yang tinggi akan memudahkan memperoleh pekerjaan yang baik, karena ijazah.
- Sekolah yang tinggi membangun persepsi orang lain memiliki keahlian, karena lama sekolah.
- Sekolah yang tinggi menghasilkan wawasan yang luas, karena ilmu yang didalami.
- Sekolah yang tinggi mendorong bertindak lebih dewasa/bijaksana, karena kematangan berpikir.
- Sekolah yang tinggi membantu memperoleh kesempatan berprestasi, karena kemampuannya.
Potensi
Kesempatan belajar yang lama akan memiliki:
- Lebih mudah memahami persoalan
- Lebih terasah kreativitasnya
- Lebih banyak berinovasi
- Lebih matang berpikir
- Lebih banyak bisa membantu
Keduanya, baik korelasi dan potensi tidak akan terjadi dalam
kehidupan seseorang bila proses yang dialami tidak berkualitas. Beberapa contoh
proses yang tidak berkualitas adalah:
- Bersekolah(pendidikan) asal-asalan
- Tidak ada nilai-nilai kehidupan yang diperoleh
- Memperoleh ijazah dengan cara instan dan tidak jujur
- Lebih mengutamakan cerdas akal dibandingkan cerdas hati
- Banyak pamer kehebatan diri dibanding perbuatan nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar