Hidup damai adalah harapan semua
orang. Aktivitas dan hubungan sosial lainnya tentu akan berjalan lebih lancar
dan aman. Tidak ada prasangka dan curiga yang muncul. Tapi kebersamaan dan
kesepahaman yang lebih diutamakan. Saling menghormati dan menyayangi bagian
yang harus diyakini dan ditindaklanjuti oleh semua orang. Memaksakan kehendak
bukanlah hak kita. Dus, Allah pun yang memiliki hak saja tidak memaksa
hamba-Nya untuk beriman. Tapi kalau menyampaikan kebenaran harus! Ke siapa
saja. Diterima atau menolak kembali pada masing-masing yang memutuskan. Dan
pada akhirnya Allahlah Yang Maha Adil dan Bijaksana akan memutuskan mana yang
paling benar. Saya percaya bahwa masing-masing agama meyakini bahwa agamanyalah
yang paling benar. Dan menurut saya sih memang harus. Mengapa? Karena untuk apa
melakukan ibadah dengan taat dan berkorban dengan banyak harta pada agama yang
tidak diyakini kebenarannya?
Saya lahir di bumi Indonesia
dengan beragam agama dan budaya lainnya tanpa mengajukan proposal kepada Allah.
Dan kebetulan saya lahir dari keturunan nenek moyang saya beragama Islam. Saya
belajar Islam hingga saat ini. Saya yakin Islam satu-satunya agama yang
diridloi-Nya(QS.2.85)
“Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Namun, saya
harus memahami realita yang ada di bumi pertiwi. Keragaman agama dan keyakinan.
Dalam Islam ada perbedaan. Dalam agama Kristen juga demikian. Dan tentu agama-agama
lainnya. Belum lagi tentang kepercayaan yang katanya agama walaupun sebenarnya
bukan. Rasulullah sudah menyampaikan bahwa agama-agama akan terpecah-pecah.
“yaitu
orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka.”QS.ar-Rum(30).32
Yahudi
menjadi 71 golongan, Nasrani 72 golongan semua masuk neraka. Islam pecah
menjadi 73 golongan hanya 1 golongan yang masuk surga. Lalu siapa satu golongan
itu? Ada penjelasan dalam hadis adalah “al jamaah” atau golongan yang mengikuti
sunah nabi dan para sahabat. Ini tidak boleh mengklaim bahwa kelompoknyalah
yang masuk surga karena kelompoknya diberi nama “aljamaah”. Atau “ahlushunnah
waljamaah” tentu tidak bisa. Nanti namanya saja yang masuk surga. Memperhatikan
hadis yang lain Rasulullah menjelaskan bahwa Beliau mewariskan 2 pusaka yang
siapa berpegang atas keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu
alQur’an dan al-Hadits. Bukankah semua mengatakan bahwa mereka berpegang pada alQur’an dan al-Hadits?
Disinilah yang harus memiliki wawasan, sikap dan tindakan yang disarankan Allah
dan Rasulnya. Bagaimana itu?
1.Yakin dan Berpegang pada alQur’an &
alHadist
Kebenaran
yang tidak terbantahkan yang utama adalah alQur’an.QS.2.2 Jika ada seseorang, kelompok atau golongan
mengatakan dan meyakini bahwa alQur’an bukan kebenaran selesailah sudah.
Kafirlah mereka. Namun, bila mereka beriman maka harus mengamalkan dengan
menyeluruh(kaffah) dengan sepenuh jiwa raga tanpa ada penolakan sedikitpun.
Dalam memahami ayat-ayat suci alQur’an hendaknya mencari jalan yang lebih dekat
seperti yang Allah maksudkan. Ini jalan yang lebih aman dan jauh dari campur
tangan pikiran dan nafsu manusia. Bagaimana mungkin? Ya bisa melalui ayat
Qur’an dengan ayat Qur’an atau ayat Qur’an dengan alHadits(yang tsiqab). Biasa
orang menyebut tafsir bima’tsur. Sementara tafsir yang dihubungkan dengan ilmu
pengetahuan dan ilmu-ilmu lain itu hikmahnya saja. Dan bukan menjadi hujah atau
dasar kebenaran. Tetap Allah yang paling Tahu.
Kebenaran
berikutnya yang harus dipegangi adalah alHadits. Untuk hadits memang harus
berusaha mencari hadits-hadits yang shahih dan derajat baik saja agar lebih
selamat. Karena dalam hadits banyak disusupi hadits-hadits palsu oleh
orang-orang yang mempunyai keinginan duniawi(hawa nafsu). Mereka yang membuat
hadits palsu ingin menghancurkan islam dari dalam. Ini termasuk golongan
munafik. Untuk hadits memang tidak dijaga oleh Allah sebagaimana alQur’an. alHijr(15).9
“Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya”
Meskipun
sudah melakukan upaya sedemikian rupa-berdasarkan pengalaman saya-tetap saja
masih ada perbedaan. Ini karena perbedaan keluasan ilmu, berpegang madzab/beda
madzab, dan beda guru, ustadz ataupun kyai. Saran: bersikap terbuka dan
bijaksana kalau apa yang dipegangi memang kurang kuat-sesuai sunah nabi-ya
sebaiknya taslim, menerima dan berpegang pada yang lebih kuat. Tapi
pertanyaannya apa mau?
2.Mengaji dengan sungguh-sungguh
Karena ini
persoalan kebenaran dan persoalan surga neraka maka haruslah dikaji. Tidak akan
paham sebuah ilmu tanpa dikaji dan dipelajari. Tentu yang lebih baik dengan
guru. Yaitu melalui Guru/ustadz/kyai yang
ikhlas menyampaikan kebenaran sajalah yang dicari. Sebagaimana
penjelasan di atas.
Kesungguhan
dalam beragama adalah penting baik dalam pemahaman maupun dalam pengamalan.
Menjauhi
orang yang main-main dalam beragama
“Dan
tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka
telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu
agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya
sendiri...”QS.al-An’aam(6).70
Sungguh-sungguh
dalam urusan akherat
“Dan
barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan
sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang
yang usahanya dibalasi dengan baik.”QS.al-Isra’(17).19
Sungguh-sungguh
beramal sholeh
“Dan
barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh
telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh
tempat-tempat yang tinggi (mulia),”QS.Thaha(20).75
3.Taat kepada Allah dan Rasul
Orang yang
beriman menjadikan Allah dan rasul paling ditaati dibandingkan yang lain. Apa
saja yang diperintahkan untuk dilakukan haruslah dilakukan. Dan apa saja yang
dilarang haruslah dijauhkan dan ditinggalkan.
Mendahulukan
hukum Allah & Rasul
“Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”QS.al-Hujurat(49).1
Allah dan
Rasul yang ditaati
“... dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang
beriman.”QS.al-Anfal(8).1
4.Menyeru dan Bersikap yang benar
Umat Islam
mempunyai kewajiban menyeru/mengajak seluruh manusia kedalam Islam. Tata cara
menyeru dan mengajak bahkan mendebat tetap dengan cara yang baik. Bukan
paksaan.
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”QS.an-Nahl(16).125
Mendebat
dengan cara baik
“Kemudian
jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku
menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang
mengikutiku." Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab
dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam."
Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika
mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah).
Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”QS.al-Imron(2).20
5.Bersikap dan bertindak yang baik
Dalam
menghadapi perbedaan dalam Islam memberi tuntunan supaya kembali kepada Allah.
Kembali Mentaati Allah
“Maka segeralah kembali kepada (mentaati)
Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah
untukmu.”QS.adz-Dzariyat(51).50
Allah memberi keputusan yang diperselisihkan
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih,
maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian)
itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku
kembali.”QS.asy-Syura(42).10
Keputusan Allah atas perbedaan agama
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin orang-orang Nasrani, orang-orang
Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka
pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala
sesuatu.”QS.al-Haj(22).17
Sikap yang diambil pada akhirnya
“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang
tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu
amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan
orang-orang jahil."QS.al-Qashash(28).55
+++
“Islam
dapat berarti DAMAI atau PASRAH”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar