Negeri ini sungguh banyak
memiliki potensi yang tidak semua negara punya. Mulai potensi alam yang
terkandung di dalamnya. Keragaman budaya dari berbagai suku yang ada dari
sabang sampai Meraoke. Dan jumlah populasi terbesar nomer 4 di dunia. Maka
Indonesia menjadi pangsa pasar yang bagus dari negara-negara seluruh dunia. Baik
bidang ekonomi maupun bidang sosial budaya yang dapat menghasilkan devisa bagi
negaranya. Yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah sudah siapkah negeri ini
untuk bersaing? Sementara pasar bebas
sudah segera akan berlaku di akhir tahun ini. Bukankah negara ini tidak ingin
menjadi penonton? Yang selamanya menjadi obyek yang terus diperah potensi alam
dan kekayaan lainnya. Tentu sebagai warga negara yang cinta pada bangsa ini
tidak membiarkan itu terjadi. Dan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
haruslah sama-sama berdiri sama tinggi dengan negara lain di dunia.
Bangsa yang cerdas adalah bangsa
yang mampu mengelola karunia-Nya dengan sebaik-baik manfaat. Manfaat untuk
kehidupan dunia maupun kehidupan akherat. Apa saja yang menjadi syarat
Indonesia menjadi bangsa yang cerdas?
Pendidikan yang mencerdaskan
Pendidikan janganlah dipandang
sebelah mata. Wajib belajar adalah wajib dituntaskan oleh pemerintah apapun
kondisinya. Program ini adalah program strategis menjaga kelangsungan generasi.
Wajib bukan hanya bebas tidak membayar tapi kualitas menjadi harga mati.
Berjuta, bermilyar dan bertrilyun tidaklah ada guna bila semua tidak saling
bahu membahu memperbaiki mutu. Mutu seluruh sekolah yang ada di negeri ini
tanpa kecuali. Orang berpendidikan akan menghasilkan warga yang berpendidikan.
Warga yang berpendidikan menyumbang kemajuan bangsa. Kemajuan bangsa akan
mengubah nasib bangsa. Nasib bangsa insya’allah akan menjadi lebih cerah karena
strata kualitas bangsa naik. Indonesia negara maju! Oleh karena itu, bagaimana
pendidikan yang mencerdaskan?
Pendidikan yang mencerdaskan
menurut kami setidaknya harus memiliki 2 tekad kuat yaitu to change and to lift the dignity of our nation.
To change!
Sudah menjadikan berkualitaskah
kita dengan pendidikan yang didapat?
Apakah cara pandang, sikap dan
perilaku kita setidaknya sepadan dengan tingkat pendidikan?
Benarkah pendidikan sudah
mengubah kebodohan menjadi kecerdasan? Kecerdasan intelegensi, kecerdasan emosi
dan kecerdasan spiritual?
Mampukah pendidikan mengubah
hegemoni diri menjadi pribadi yang bermanfaat dan berbagi?
Sudahkah pendidikan mampu
mengangkat martabat bangsa?
Fakta yang harus terwujud? Paham,
ada aksi, dan bijaksana dalam bertindak.
Waktu belajar untuk belajar.
Adakah waktu untuk belajar? Mampukah belajar mendorong untuk produktif? Ini
juga mengandung maksud waktu kerja ya untuk kerja. Oleh karena itu, waktu
belajar & bekerja lebih banyak lebih baik.
To lift!
Budi pekerti yang menghentak dunia. Keluhuran budi sebagai bangsa seperti
keramahan, gotong royong, saling menghormati, peduli dan berbagi adalah profil
bangsa yang sudah dikenal. Bagaimana pemerintah, tokoh masyarakat, dan rakyat
mempertahankan? Atau mengemas menjadi model sebuah bangsa besar yang beraneka
ragam dalam satu Indonesia. Bhineka Tunggal Ika.
Perjuangan yang tak pernah padam. Boleh saja zaman sudah merdeka. Penjajah
sudah hengkang dari ibu pertiwi. Tapi bukan berarti perjuangan herhenti. Tidak.
Bangsa yang terbesar dengan penduduknya muslim harus mampu mengubah peta dan
kiblat dunia. Islam membangun kedamaian dunia dan produktifitas meraih dunia
dan akherat. Bukan permusuhan dan kerusakan bangsa dan negara.
Kepemimpinan yang menguncang dunia. Memang belum tuntas perjuangan presiden
pertama Soekarno menguncang dunia. Namun generasi penerusnya seharusnya sadar
akan kepemimpinan yang kuat dan dicintai rakyat menjadi jalan masyarakat dunia
respek, hormat dan angkat topi pada negara kita. Dan saat ini menjadi PR dari
partai-partai politik, karena gagal membangun kepemimpinan nasional. Kepemimpinan
nasional yang tahu benar Indonesia dari sabang sampai meraoke dan hebat dalam
memimpin dalam keragaman.
Keadilan & kemakmuran milik rakyat
Indonesia. Cita-cita dan perjuangan dari
segenap pemimpin dan pemangku kepentingan harus untuk rakyat. Jadi tekad
demikianlah yang musti ada dan terus ada. Bukan seperti terjadi hari-hari ini
keadilan tidak berlaku untuk yang lemah lagi miskin. Dan kemakmuran dinikmati
hanya pada golongan tertentu dan strata tertentu. Ini semua harus ditinggalkan
berubah menjadi keadilan dan kemakmuran untuk semua rakyat Indonesia.
“Mari Membangun Indonesia
Cerdas!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar