Guru sosok yang menjadi
panutan(role model)para anak didiknya. Sebagai panutan guru haruslah memiliki
kualitas personal yang lebih baik. Dalam buku karya Priyantono Rudito, Ph.D
berjudul “Leveraging Global Talent” menyebutkan karakteristik great leader dan
great people memiliki karakter(character), pengetahuan(knowledge) dan
keterampilan(skill) di bidangnya. Bila ia seorang guru berarti dalam hal pendidikan dan pengajaran.
Guru yang berkualitas hendaklah memperhatikan akan karakter diri
yang dibangunnya. Karakter yang berkaitan dengan ruhiyah atau spiritual.
Pengetahuan yang dipelajari dan didalaminya yang berkaitan dengan rasio(intelektual). Sikap
yang berkaitan dengan rasa(emosional). Dan keterampilan berkaitan dengan
raga(fisik).
Jack Welch
menyatakan bahwa inti kekuatan GE terletak pada:
“…creating
competitive advantages with transformational leaders at all levels of the
organization.”
Karakter
Seorang
guru mempunyai niat kuat membangun peradaban dimulai dari diri sendiri.
Bagaimana ia mampu memimpin dirinya menjadi sosok yang memiliki kualitas
ruhiyah yang tinggi. Urusan ibadah ia telah selesai. Maksudnya sudah tidak lagi
dipertanyakan seperti: sholat lima waktu berjamaah di masjid, sholat tahajud,
sholat dhuha, baca Qur’an, menjaga wudlu, dzikir dan infaq. Hati, pikiran dan
perilakunya mencerminkan akhlak guru muslim yang sopan dan santun. Sehingga ia sibuk dalam hidupnya melahirkan anak
sholeh-sholehah seperti dirinya dan atau lebih baik lagi. Ukuran seorang guru
berkarakter adalah ia di lingkungan sekitar disebut orang yang taat beribadah.
Pengetahuan
Tingginya
ruhiyah karakter seorang guru haruslah diimbangi dengan pengetahuan yang baik
pula. Disini antara rasa dan rasio yang haruslah berimbang. Kekuatan akal
pikiran haruslah dipandu dengan hati nurani yang bersih. Ada celetuk teman anak itu cerdas sekali tapi omongannya nyakitin hati!
Atau sebaliknya teman saya hatinya baik banget tapi sulit memahami
penjelasan. Jadi tentu tidaklah personal guru yang rasa dan rasionya jumplang seperti itu. Cerminan orang
yang memiliki pengetahuan tinggi adalah ia seorang pembelajar dan mau berbagi
dengan apa yang dimiliki. Sedangkan cermin yang emosionalnya tinggi adalah ia
mampu mengelola emosinya dengan baik. Guru yang ingin memiliki pengetahuan yang
luas maka harus menjadi manusia pembelajar. Menurut Priyantono Rudito ada 3
yaitu: Kemauan belajar(willingness to learn), keinginan kuat untuk mencapai
yang terbaik(passion for excellence) dan keterbukaan pikiran(open mindedness).
Ketiga hal itu merupakan antusias seorang menjadi sosok yang terbaik.
Keterampilan
Banyak dan
luasnya pengetahuan guru hendaklah juga diwujudkan dengan keterampilannya yang
bagus. Contoh yang dapat dimisalkan adalah seorang yang memiliki pengetahuan
cara membaca alQuran bagus-tajwid, makhroj, dan sifat- tapi praktek membacanya
kurang bisa. Ini tentu tidak diharapkan. Teori yang dimiliki seorang guru
tentang bidang yang ditekuni haruslah mampu ditransferkan ke anak didik dengan
baik pula. Memang keterampilan ini sangat berpengaruh dengan jam terbang yang
ditempuh oleh seorang guru.
Sikap
Sikap
berkaitan dengan karakter. Bangunan sikap seorang guru dapat dibangun dengan
meneladani Rasulullah Saw. Sikap dalam bekerja, sikap dalam beramal, sikap
dalam berbicara efektif, sikap dalam majlis dan sikap-sikap lainnya dalam
bermuamalah maupun dalam beribadah.
Keempat
karakteristik diatas akan menjadi kurang optimal bila raga(fisik) tidak
tangguh. Kekuatan raga juga menjadi perhatian yang harus dibangun pula. Dengan
raga(fisik) yang baik maka kemanfaatan seorang guru jauh lebih banyak, sehingga
amal sholeh yang ditebarkan semakin luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar