“
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”QS.21.35
“Kesengsaraan dan kepayaan meraih mimpi bagian ujian
apakah lanjut atau berhenti. Bersikap dan bekerja lebih baik adalah senjata
kaum beriman meraih sukses”
Ayat dan motivasi diatas
mengingatkan pada peristiwa lulusan diklat guru yang 11 tahun lalu saya pernah
kelola. Salah satu institusi nonformal untuk menyiapkan calon-calon guru yang
handal. Dalam perkataan lain lulusan diklat harus mencapai level mampu. Mereka
dididik selama 2 semester(setahun) yang harus menempuh 1.000 jam. Dengan jadual
perkuliahan 12.30 s.d. 17.00 mulai hari Senin sampai Jum’at dan beberapa
kegiatan ditambahkan di hari Sabtu. Praktis tanggal merah juga masuk kuliah.
Tempaan perkuliahan yang besar dan berat ternyata mampu menggosok
mutiara-mutiara yang akhirnya berkilauan dimata sekolah yang mengirim dan
meminta guru baik.
Salah satu mahasiswa saya ini tekad menjadi seorang
guru sungguh luar biasa. Saya tahu persis karena saat tes masuk hingga lulus
dan diwisuda saya mendampinginya. Mulai pemantau hasil nilai kuliah sampai
urusan hafalan doa, hafalan surat juzamma, peminjaman buku dan pantauan
sholat. Tentu termasuk memberi nasehat
dan mendengarkan curhatannya.
Teringat jawaban ketika tes wawancara dulu. . .
“Apa kegiatan Anda saat ini?”tanya saya
“Saya bekerja sebagai keamanan di salah satu pusat
pertokoan, ustadz.”jawab pemuda ini
“Lalu kenapa pindah dan mendaftar untuk menjadi guru?”Memang
Anda cocok menjadi guru?”Tanya saya beruntun
“Awalnya saya coba-coba cari kerja, terus diterima
jadi keamanan.”jelasnya.
Dia diam sejenak ambil nafas agak dalam…
Sebenarnya saya terpaksa, bekerja tidak sesuai bidang kesarjanaan yang
pernah saya tempuh. Habis harus bagaimana lagi..”terangnya.
“Lalu kenapa ingin menjadi guru?”desak saya.
“Saya kepingin membagi ilmu dan membimbing anak-anak.”katanya
kemudian.
Jadwal kuliah yang padat dan tugas yang banyak menyita
waktu, akhirnya menyeleksi peserta diklat terus maju atau mengundurkan diri.
Dari jumlah 34 peserta 5 putra dan 29 putri yang mengundurkan diri dengan
berbagai alasan baik keluarga atau pekerjaan, maka ada 4 putra dan 1 putri keluar.
Satu-satunya laki-laki yang tetap
bertahan hingga wisuda adalah pemuda tadi. Meskipun ia satu-satunya laki-laki
diantara para wanita, tapi tetap sabar gigih dan kuat menahan malu.
Sampai-sampai ia menjadi pendiam dan
menjaga pandangan-dengan tidak melihat secara langsung bertemu muka- terhadap
lawan jenis.
Kekakuannya dalam bersikap dapat saya baca ketika
tampil di depan kelas, berdialog dan mengerjakan tugas kelompok. Kemudian saya
ajak berdialog mengapa ia tidak tampil optimal sebagai guru saat di depan
kelas. Diantara penjelasannya adalah ia merasa rendah diri dihadapan
teman-teman perempuannya, bukan hanya malu saja tapi juga secara status ia
merasa berbeda. Untuk menyelesaikan diklat ini ia harus berhemat-maat! Dan menjual
apa yang ia miliki termasuk kipas angin
satu-satunya harta bendanya yang terakhir.
Ia pernah curhat kepada saya atas penilaian yang saya
terhadap penampilan dan performance sebagai seorang guru.
“Saya kalau tampil di depan kelas pasti keluar
keringat dingin ustadz.” terangnya.
“Memangnya kenapa? Saya perhatikan kamu tampil tidak
maksimal. Kaku sekali. Bagaimana nanti kalau mengajar di depan kelas?”tonjokan
pertama saya.
“Saya tidak bisa berkembang praktek mengajar di depan
wanita-wanita dan sebagian besar punya pengalaman mengajar!”tandasnya
“Justru itu kamu harus berusaha untuk tampil lebih
baik, bukan malah meredam kreatifitasmu!”tonjokan kedua saya.
Kemudian secara perlahan-lahan ia mencoba untuk tampil
agak berbeda dari biasanya, walaupun masih belum sesuai harapan saya.
“Saya belum berani tampil sesuai harapan ustadz, masih
malu sekali.”jawaban yang terus diulang
“Coba akibatnya…feedback dari teman-temanmu kan kurang
kan?” Yakinkan saya bahwa kamu bisa!jontokan saya ketiga.
Akhirnya sampai saat kelulusan dan wisuda tiba… Dia
adalah satu-satunya anak laki-laki yang berhasil lulus diklat 1.000 jam(program
1 tahun). Dengan hasil yang baik secara keseluruhan dengan catatan saya cocok
untuk siswa SD kelas besar.
Di saat akhir kelulusan dan setelahnya saya mendapat
pesanan yang pertama datang dari Riau yang membutuhkan guru. Kedua di daerah Sidoarjo
juga membutuhkan beberapa guru. Mahasiswa saya ini setelah lulus seleksi
ditempatkan di sekolah di Sidoarjo. Menerima permintaan saya untuk mengajar di
sekolah tersebut agaknya masih setengah hati karena ia sangat berminat untuk
dikirim ke Riau. Pengurus sekolah di Riau tersebut akan menerima guru yang
dikirim asal saya member acc. Dengan berat hati dan rasa takut mahasiswa saya
ini mendatangi saya. Ia minta idzin dan direstui untuk dikirim ke Riau. Sampai-sampai bibinya juga menelpon
saya meyakinkan bahwa ia benar-benar ingin sekali ke Riau.
Waktu itu saya tidak langsung menyetujui saja untuk
dikirim ke Riau.
“Ustadz berilah idzin saya mengajar ke Riau, saya
ingin mengubah nasib di sana.”alasannya
Ini sebuah kepercayaan. Saya tidak mau lulusan di sini
mengecewakan customer! Apakah kamu bisa?imbuh saya.
Dengan meneteskan air mata ia menyampaikan
perjuangannya hingga habis-habisan lulus dari diklat ini.
“Ia ustadz saya sanggup mengemban amanah ini.”janjinya
Saya mengontak kenalan saya di atas bahwa ada lulusan yang
siap dikirm menjadi guru di Riau. Beberapa catatan saya sampaikan kepadanya
serta bila ada hal-hal yang kurang berkenan supaya saya dikontak.
+++
Beberapa bulan berikutnya saya mendengar ia dikirim ke
Malaysia untuk seminar di sana. Ini juga termasuk beberapa kemajuan yang diraih
baik dirinya maupun sekolahnya. Yang
menjadi bahagia saya adalah akhirnya ia mampu membina keluarga dengan wanita
asal Padang. Saat itu kabar yang disampaikan kepada saya bahwa ia sudah dikaruniai anak satu. Alhamdulillah. Perjuangan
selama ini menjani jalan suksesnya menjadi seorang guru.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun,”QS.67.2
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akanmenguji kamu agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad
dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan
(baik buruknya) hal ihwalmu.”QS.47.31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar