Pagi itu Pak Bagus harus berangkat lebih
awal. Jadwal menyambut siswa disepakati pukul 06.15. Para guru yang bertugas
menyambut siswa terbiasa dan ‘dibiasakan’ datang sebelum siswa-siswi datang. Ini juga sekaligus
cara Bapak Kepala Sekolah mengecek kedisiplinan guru. Kepala sekolah hampir pasti
setiap pagi berdiri di pintu gerbang untuk menyambut siswa. Saat kedatangan
siswa ini dipakai para guru piket dan kepala sekolah menyambut siswa dengan
senyum sapa salam dan santun. Salah satu program membangun akhlak/karakter siswa-siswi yang
siap belajar. Kecerian ditampakan
sebagai motivasi untuk belajar dengan giat melalui SENYUM. SAPA adalah cara
untuk memancing siswa membuka komunikasi yang baik dan penuh keakraban. Doa
yang terus dipanjatkan kepada-Nya yang memberi ilmu dan kepahaman diwujudkan
dengan SALAM. Sebagai peserta didik yang berhasil pendidikannya ketika menjadi anak
yang SANTUN, yang jauh dari sikap sombong dan arogan.
“Assalamu’alaikum
Yasmin?”salam Pak Bagus dengan senyum.
“Walaikumussalam
warahmatullah, Pak Bagus.” balas Yasmin dengan wajah tersenyum gembira.
“Bagaimana
kabarnya? Sehat Yasmin?”sapa pak Bagus.
“Alhamdulillahhh…”jawab
Yasmin
Sambil
membetulkan kerudung Yasmin, Pak Bagus memberi nasehat.
“Semangat
belajar ya Yasmin…! Agar jadi anak pintar.”celetuk pak Bagus.
“Terima
kasih Pak…!”balas Yasmin sambil mendorong tas menuju ke kelas.
+++
Pelajaran
Bahasa Indonesia saat itu membahas tentang topik menceritakan pengalaman
pribadi. Pak Bagus memulai pelajaran dengan menyiapkan anak-anak untuk berdoa.
Ketua kelas memberi aba-aba teman-temannya bersiap untuk berdoa. Setelah
selesai berdoa Pak Bagus mengecek kehadiran anak-anak lengkap atau tidak. Bila
tidak lengkap apakah sakit atau ada izin pergi.
“Assalamu’alaikum
anak-anaku…”salam Pak Bagus mengawali pelajaran
“Walaikumsalam
Pak Guru…”jawab anak-anak serempak.
Pak Guru
punya tebakan:”Tahukah kamu makhluk setiap dilahirkan selalu buta?”
Anak-anak nampak
banyak ekspresi, ada mencoba mengingat-ingat, ada yang berteriak menjawab, ada
yang bingung, dan beberapa saling bertanya dan menjawab. Beberapa makhluk atau binatang
disebut secara bergantian oleh anak-anak tapi masih belum tepat.
“Makhluk
itu adalah hewan kecil yang mampu membangun sarang dari tanah dan mampu mencari
makan meskipun buta?tambah Pak Bagus.
“Saya tahu…saya
tahu… itu pak Guru..rayap!”jawab salah satu anak.
“Oh ya
benar kamu. Terima kasih. Bapak punya pengalaman pribadi dengan binatang ini.
Tapi Bapak tidak ceritakan dulu saat ini. Karena yang cerita di depan kelas hari
ini adalah kamu semua sebagaimana tugas yang sudah bapak berikan.”terang pak
Guru.
Selesai pelajaran Bahasa Indonesia anak-anak
istirahat pertama. Ada yang makan-makan di dalam kelas. Ada juga yang ngobrol
di taman. Pinjam buku di perpustakaan. Serta beberapa anak ngumpul di sudut
serambi kelas. Pak Bagus ikut nimbrung bersama-sama anak itu, bercerita dan
bercanda dengan penuh keakraban. Dikerumuni anak-anak. Sampai-sampai Pak Bagus
tidak memperhatikan seorang anak yang kepingin gabung tapi malu. Mencoba mencari
perhatian tetap tidak mendapatkan… Dan yang bikin kesal anak itu adalah pak
guru tidak menyapanya dan mengajak berbicara. Pak Bagus tersadarkan atas sikapnya setelah
anak itu pergi-berklebat- dengan
mendongkol dihati dan cemberut di wajah.(-_-)
+++
Saat
menjelang pulang anak-anak disiapkan berdoa bersama sebagai doa penutup
pelajaran. Tidak lebih dari 10 menit Pak Bagus memberi motivasi dan nasehat
kepada anak-anak.
“Anak-anaku
yang aku cintai dan banggakan. Kita bersyukur hari ini telah dilalui dengan
baik dan lancar. Semoga pelajaran yang didapatkan pada hari ini menjadikan
anak-anak lebih paham dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Pak Guru mohon maaf
kalau hari ini ada tutur kata dan sikap yang mungkin mengecewakanmu. Pak Guru tidak
bermaksud demikian. Kamu semua adalah murid-murid Pak Guru yang luar biasa.
Terus semangat belajar. Doa untuk kamu semuanya.Wassalamu’alaikum
warahmatullahiwabarakuh.”
+++
Esok
harinya anak pak Bagus yang merasa kurang diperhatikan kemarin datang … dan
mendekati pak Bagus.
“Pak Bagus… saya mohon maaf.” Sambil menyerahkan
kue tanda sayang pada gurunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar