“Membangun
rumah 10 milyar, lalu membangun rumah akherat berapa milyar?”-tanya HRM
Kegiatan
rutin saya-insya’allah sampai Allah yang mengakhiri-membimbing pengajian
ibu-ibu yang 50% sudah manula. Namun semangat untuk belajar mengaji masih tetap
bergelora. Kendala so… pasti ada! Kendala tidak menjadikan patah semangat. Justru
saya sebagai pembimbingnya yang harus lebih semangat. Maluuu lah! Meskipun kelihatannya
masih muda-padahal udah beruban alias tuwir juga-beberapa kali kalah aktif
disebabkan jadual berbenturan dengan jadual kantor. Ada salah satu dari peserta
pengajian ini yang mengakhiri masa hidup dengan indah. Atau bahasa yang dikenal
husnul khatimah. Amiin semoga Allah SWT akan mengampuni segala dosa-dosanya dan
menempatkannya di surga.
Suatu
hari ibu ini-Sanipah namanya- tidak mengikuti pengajian rutin. Saya tanyakan ke
ibu-ibu yang lain katanya sedang sakit. Informasi yang disampaikan ibu-ibu
pengajian sakitnya dibagian kepala dan leher. Dia memang punya sakit yang lain yaitu
darah tinggi. Rasa-rasanya sakit saat ini teramat berat hingga beberapa minggu
masih belum sembuh. Berusaha berobat ke puskesmas dan rumah sakit malah ibu ini
merasa semakin parah sakitnya. Sewaktu saya jenguk ke rumahnya anaknya
menyampaikan kalau kankernya sudah menyebar ke seluruh tubuh. Dan ibunya
memutuskan untuk dirawat di rumah saja. Satu pelajaran yang saya dapatkan dari
ibu ini adalah 3 hari menjelang kematiannya ia minta kepada anaknya untuk
menjual perhiasan yang ia punya. Kalung dan cincin emasnya dijual. Untuk apa? Berobat?
Tidak!
Selepas
sholat maghrib anak lelakinya mendatangi saya.
“Pak
Heri …saya pingin ngomong sebentar saja.”pinta anak lelaki ini
“Oh
ya. Boleh, boleh.” jawab saya
“Begini
Pak Heri, saya dapat amanah dari ibu untuk sampaikan uang infak sebesar 2 juta.”terangnya
“Apa
tidak dipakai berobat saja..ibu kan lebih membutuhkan?”tanya saya
“Enggak
Pak! Ibu sudah ikhlas menyerahkan kekayaan terakhirnya ke masjid ini.”tegasnya
“Ya
sudah kalau begitu saya terima uang infaknya.”jawab saya kemudian.
Ibu
Sanipah hari-harinya aktif sholat berjamaah di masjid. Bahkan sering saya
berjamaah sholat Dhuhur dan Ashar bersamanya.
Memang
uang 2 juta untuk ukuran orang-orang berpunya saat ini tiada artinya. Sangat
kecil! Mari kita belajar bahwa kesadaran akan berinvestasi untuk negeri akherat
saat masih hidup tidaklah mudah.
Ada seseorang yang kala tidak punya uang
diminta untuk infak atau shodaqoh mengatakan nanti saja kalau punya uang
banyak. Setelah mendapat uang banyak tidak mau infak karena uangnya nanti akan
berkurang. Kalau toh berinfak pasti memilih recehan atau ribuan yang baginya
ketika uang recehannya jatuh tidak akan diambil.
QS.3.92.
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Wajah-wajah
diri kita saat menghadap kehadirat-Nya terbentuk saat kita hidup di dunia ini.
Janganlah sibuk urusan dunia yang tidak dibawa saat mati sampai melupakan
urusan akherat. Jangan! Bisa celaka! Jangan pula lifestyle menjadikan penjara dan melupakan ibadah dan berinvestasi
untuk akherat.
Mari
kita semua menanam kebajikan untuk hidup kedua kita. Akherat.
Dari Abu Hurairah ra. pula bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Barangsiapa yang bershadaqah sepasang binatang di
jalan Allah, maka ia akan dipanggil dari semua pintu surga dengan ucapan: Hai
hamba Allah, inilah yang lebih baik. Barangsiapa yang termasuk golongan
orang-orang yang mengerjakan shalat maka ia dipersilakan masuk syurga
melalui pintu shalat. Barangsiapa yang termasuk golongan orang-orang yang berjihad, maka ia dipersilakan masuk surga melalui pintu jihad. Barangsiapa
yang termasuk golongan orang-orang yang berpuasa, maka ia akan
dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan barangsiapa yang termasuk golongan orang-orang
yang suka bershadaqah , maka ia dipersilakan masuk syurga malalui pintu shadaqah."
Abu Bakar ra. Berkata: Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, dari pintu
mana saja tidaklah masalah. Lantas adakah orang yang dipanggil dari semua pintu
itu? Beliau menjawab:
Ada, dan aku berharap kamu termasuk di antara mereka.
(Muttafaq
'alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar