sebagai Seorang
Muslim Sejati
2.Syukur
Kekuatan
kedua adalah bersyukur. Sering saya sampaikan disetiap kesempatan ceramah dan
kajian agama tentang syukur. Bahwa syukur adalah energi positif yang dimiliki
manusia(baca:orang beriman) yang keluar pada diri mereka untuk memuji,
mengingat, membelanjakan harta, dan selalu taat beribadah kepada-Nya.
“Dan
sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),
maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang
tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."QS.Luqman(31).12
Selanjutnya…
Menurut Kamus
Arab - Indonesia, kata syukur diambil dari kata syakara,
yaskuru, syukran dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.
Pendapat
lain menyatakan sebagai berikut tantang syukur.
Syukur berasal dari kata syukuran yang
berarti mengingat akan segala nikmat-Nya. Menurut bahasa adalah suatu sifat
yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta mengagungkan atas segala
nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun
dilaksanakan melalui perbuatan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah bersykur dan berterima kasih
kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan kepadanya dimana
rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan.
Sumber: http://syafak.mywibes.com
Ibnu `Abbas menceritakan, Rasulullah
bersabda,
"Orang pertama yang akan dipanggil
untuk masuk surga adalah orang-orang yang senantiasa memanjatkan puji syukur
kepada Allah,yaitu orang- orang yang senantiasa memuji Allah dalam keadaan
lapang dan dalam keadaan sempit"
(Tanbihul Ghafilin 197)
Allah swt berfirman dalam Al Qur'an surat
Ibrahim ayat 7 yang artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur
pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku,
sesungguhnya azab- Ku sangat pedih."
Bersyukur
akan nikmat atau karunia Allah merupakan bentuk kesadaran diri seorang hamba
Allah yang telah banyak diberikan nikmat. Selanjutnya dia menekspresikan secara
suka rela dalam bentuk memujinya, berbagi dengan orang lain terlebih kaum papa,
dan taat beribadah.
Dalam
kitab /Shahihain/ disebutkan Nabi SAW senantiasa menunaikan shalat malam,
hingga membuat kedua telapak kaki beliau bengkak. Melihat hal itu, Siti
Aisyah RA bertanya, "Mengapa engkau melakukannya, ya, Rasulullah, padahal
Allah telah mengampuni dosa-dosamu baik yang terdahulu maupun yang
terkemudian?" Nabi pun menjawab, "Tidak bolehkah aku bila menjadi
seorang hamba yang banyak bersyukur?" (HR Bukhari)
Lawan
kata syukur adalah kufur. Artinya mendustakan atau mengingkari nikmat.
Dia juga ingkar kepada tanda-tanda kekuasaan Allah. Menyangkut
pihak-pihak yang kufur, Allah sudah menengarai. "Sesungguhnya Kami
telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang
kafir." (QS: al-Insaan [76] : 3)
“Berkatalah seorang
yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari
(akan nikmat-Nya).
Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia."QS.an-Naml(27).40
“Dan Dialah yang
telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat
sedikitlah kamu bersyukur.”QS.al-Mu’minun(23).78
Pelajaran
dan kesimpulan tentang bersyukur adalah:
- Ingin jiwa yang sehat dan bahagia membiasakan diri untuk mensyukuri nikmat-Nya
- Menjadi hamba banyak bersyukur meskipun banyak orang tidak bersyukur
- Karunia akan terus ditambah oleh Allah bagi hamba yang bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar