“dan
sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”QS.al-Hijr(15).99
Satu hal penting bagi kita dibandingkan segala urusan hidup yang
ada di dunia kecuali urusan iman. Ya urusan iman yang menjadi pangkal apakah
manusia mau taat pada apa yang telah diimani. Pada Allah yang telah memberi
kehidupan di dunia ini. Karena pemberian kehidupan di dunia bukanlah sesuatu
yang gratis. It’s not free for life. Whatever
is happened to us the important thing how we approve our faith. Yaitu
beribadah selama hidup kepada-Nya. Hidup sehebat dan sepanjang apapun tiada
arti tanpa iman dan ibadah.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”
adz-Dzariyat(51).56
Perbedaan yang ada antara satu dengan yang lain bukan untuk
dipertentangkan tapi dipersembahkan kepada-Nya dengan sebaik-baik amalan.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun”al-Mulk(67).2
Guru tiada boleh lelah pada urusan takwa. Memang kenapa guru harus juga mengurusi
tentang ketakwaan dan keimanan? Bukankah urusan seperti itu wilayahnya guru
Agama atau PAI? Demikian biasanya jawaban guru, kolega yang mengajar mata
pelajaran lainnya. Guru yang baik-termasuk
dosen- adalah guru yang memiliki kepekaan dan kepedulian akan urusan sikap atau
perilaku. Membangun sikap dan perilaku merupakan bagian penting yang menjadi
misi Rasulullah.
“Sesungguhnya Aku diutus (di dunia ini) untuk
menyempurnakan akhlak budi pekerti manusia”
Guru yang mengajar di kelas hanya peduli pada
mata pelajaran(bidang studi)nya saja tanpa pedulikan akhlak atau budi pekerti,
maka bukanlah ia sebagai pendidik. Jika hal ini dilakukan oleh guru berarti dia
telah “sekuler”dalam mengajar. Sebenarnya ia juga telah mengubur obsesi dari filosofi guru adalah digugu lan ditiru.
Ucapan para guru dapat dipercaya. Sikap dan perilaku para guru dapat dicontoh.
- Murid yang pakaiannya kurang rapi diingatkan untuk dirapikan atau kalau perlu dibantu.
- Meja dan kursi kelas berantakan mengajak murid-muridnya bersama-sama merapikan.
- Ada sampah berceceran di kelas atau halaman meminta murid-murid untuk mengambil dan membuang di tempat sampah.
- Menerangkan terjadinya hujan tidak lupa mengkaitkan dengan siapa Pencipta dan sifat-Nya.
- Murid-murid perlu pandai Matematika karena Allah menurunkan syareat agama berkaitan juga dengan Matematika.
- dst
Di
atas adalah contoh-contoh bagaimana guru-guru dapat berperan membangun akhlak
atau perilaku. Dengan membangun akhlak murid-murid maka pada akhirnya bukan
hanya cerdas tapi juga baik perilakunya.
Kemauan dan kebiasaan guru membangun akhlak
murid-muridnya rasa-rasanya tidak boleh berhenti, bahkan lelah untuk
membimbingnya jangan. Pesan Allah untuk beribadah kepada-nya terus hingga ajal
menjemput.(QS.15.99)
“(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal”QS.16.42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar