Dosen yang guru. Apa maksudnya dosen yang guru? Bukankah dosen dan
guru itu berbeda. Pada aturannya di Dikti bahwa untuk menjadi dosen harus tidak
boleh memiliki NUPTK. Dikatakan resmi sebagai dosen bila memiliki NIDN bukan
NUPTK. Pada titik tekan keduanya juga berbeda. Belum lagi peserta didiknya jauh
berbeda. Mengapa dosen perlu yang guru? Untuk konsumsi siapakan dosen yang guru
tersebut? Demikian barangkali pertanyaan yang muncul bersamaan judul itu
disampaikan.So so.
Saat ini sudah dipisah kementeriannya menjadi Mendiknas dan
MenristekDikti. Untuk guru porsi yang paling besar adalah pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Meskipun juga didorong melakukan penelitian sederhana
yaitu PTK. Mengapa porsi mendidik dan mengajar lebih besar? Karena sekolah -lebih-lebih
semakin jenjang ke bawah- lebih banyak ke arah paedagogi.
Upaya agar peserta didik dididik menjadi dewasa. Bimbingan dan pengarahan
ditingkat sekolah sangat kental. Sementara untuk dosen porsi yang paling utama
adalah penelitian, meskipun pendidikan dan pengajaran juga diberikan sebagai
bagian dari tugasnya. Bimbingan dan pengarahan tidak seperti anak sekolah
karena ini termasuk pendidikan orang dewasa. Adragogi jalan
yang dipakai oleh para dosen karena pesertanya adalah mahasiswa, orang yang sudah
dianggap dewasa.
Proses feeding di tingkat perguruan tinggi memang sudah tidak
dilakukan lagi. Orang dewasa sudah seharusnyalah tahu tentang apa-apa yang
harus dilakukan dan menjadi tanggungjawabnya. Contoh belajar sudah tidak perlu
lagi seperti saat sekolah harus disuruh-suruh. Dibimbing pada hal-hal yang
kecil-kecil. Tentu tidak! Maka menjadi mahasiswa seharusnya sudah memiliki
karakter berikut ini:
Sikap belajar baik. Rasa ingin tahu tinggi, suka membaca, suka
bertanya, dan problem solving.
Rasa tanggungjawab tinggi. Konsekunsi dari
apa yang diperbuat berani menerima dan melakukan
dengan segala resikonya.
Toleran. Perbedaan masing-masing individu
menumbuhkan kedewasaan berpikir & bersikap, menghormati, saling pengertian
dan berjiwa besar.
Bersikap ilmiah. Cara berpikir, berucap dan bertindak
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuwan dan akademis.
Daya juang tinggi. Kemauan sukses besar, tahan menghadapi
kesulitan, kreatif dan inovatif.
Dengan karakter mahasiswa seperti di atas, maka dosen bukan hanya
memiliki kemampuan menstranfer ilmu saja tapi juga mendidik. Berikut
kualifikasi dosen yang guru khusus untuk PT yang melahirkan guru.
Penguasaan keilmuwan pada bidang studi yang diampu
untuk muatan kesarjanaannya dan muatan untuk sekolah.
Melahirkan hasil penelitian dan membangun
mahasiswa peneliti yang berkontribusi untuk masyarakat.
Berkarakter kuat melahirkan mahasiswa seperti diatas.
Mengusai juga dedaktik dan metodik bagaimana
transfer ilmu ke siswa.
Sudah built in nilai-nilai (agama &
kemanusiaan) dalam diri dosen sehingga bisa diteladani.
Perguruan tinggi yang melahirkan guru sudah seharusnya memiliki dosen-dosen yang guru. Karena dosen yang guru amanahnya bukan hanya menjadikan lulusan yang profesional(ilmiah), tapi juga berkarakter sebagai guru yang baik.
STKIP makin Berkarakter.
BalasHapusDaya Juang Tinggi Karena Allah.
Subhanallah...