5.Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
6.sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7.Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
8.dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. QS.Alam
Nasyrah(94).5-8
Di pagi yang buta seorang petani
berangkat menuju sawah untuk bercocok tanam. Hawa dingin, jalan gelap dan sunyi
sepi menemani di jalan setapak kaki petani melangkah. Ia semangat menuju sawah
untuk menjemput karunia-Nya yang luas. Ia terus saja berkerja keras setiap hari
sejak pagi buta hingga sore hari. Terik panas matahari menyengat kulit tubuhnya
yang semakin menghitam ia tidak hiraukan. Kaki tangan bahkan badan berbelepotan
lumpur sawah sudah menjadi santapan harian kayak sayur sambal yang selalu
menemaninya saat makan siang. Harapan mendapat hasil yang melimpah adalah doa-doa tatkala ayunan cangkul menjungkir balikan tanah
sawahnya. Hati sejuk ketika melihat tanaman padi tumbuh subur menghijau
terhampar. Hati juga menjadi was-was
lagi takut bila hamba tikus akan menyerang. Menghancurkan semua harapan yang
sudah menempati di lubuk hati yang paling dalam. Lalu kepada siapakah terus
berharap…!
Lain halnya dengan pegawai kantoran yang masuk kerja dengan seragam
dinas. Pukul 07.00 waktu mulai masuk kerjanya. Terhitung terlambat bila datang
melebihi waktu masuk. Ada kantor yang men-toleransi 5 sampai 10 menit. Meskipun
demikian ada saja pegawai yang hampir setiap hari terlambat lebih dari sepuluh
menit dengan berbagai alasan. Baru memulai kerja setelah pukul 9.00 atau
setengah 10. Lho kenapa? Melanjutkan kebiasaan membaca koran dulu sambil minum
kopi dan sarapan pagi. Kapan kerjanya? Ya setelah itu! Pukul 12.00 sampai pukul
13.00 waktu untuk sholat, makan dan istirahat. Kalau pegawai kurang tertib bisa
dilanjutkan istirahat sampai setengah 2 atau 14.00 baru berada di tempat
kerjanya. Pukul 15.00 masuk waktu sholat Ashr hingga selesai pukul 15.15, tapi
bisa molor sampai 15.30. Lalu masuk kantor lagi sambil menunggu waktu pulang
kantor pukul 16.00. Pola kerja seperti ini sudah tidak perlu lagi menjemput
karunia-Nya, karena sudah dapat gaji tetap tiap bulan tanpa harus kerja keras
pun dapat gaji sama. Lalu apa yang diharapkan? Kenaikan gajiii…!
Dapat hasil panen yang melimpah atau gaji yang besar membuat hati
bahagia tiada tara. Senyum simpul selalu mengembang dimana-mana. Rizki yang
banyak harus dibarengi dengan jiwa yang terkendali. Terkendali akan pemahaman
agama(spiritual) yang baik. Uang dapat dimanfaatkan dengan baik bahkan sebagai
wujud syukur kepada-Nya dipakai untuk membantu orang lain dan ber-infaq.
“Dan Allah melebihkan
sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang
yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki
mereka kepada budak-budak yang mereka
miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah”QS.an-Nahl(16).71
Bekerja di bidang apa saja yang paling penting kerja dengan sungguh-sungguh.
Beri kontribusi lebih. Gantungkan harapan kepada Allah saja. Jika berharap pada
manusia lebih banyak kecewa dengan sakit tiada tara. Demikian juga dengan rasa
takut hendaknya hanya urusan dengan Allah saja. Yaitu takut kalau tidak
diridloi hidupnya oleh Allah SWT dan takut tidak diterima doa dan ibadahnya oleh
Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar