Orang yang berusia 70-an tahun berarti sudah tua. Mata sudah
mulai rabun. Gigi telah banyak yang tanggal. Fisik tentu juga lemah.
Sakit-sakitan tidak bisa terhindarkan. Simpulannya adalah nikmat Allah SWT
sudah banyak dikurangi. Dan dapat dikatakan juga sudah tidak produktif lagi.
Usia-usia seperti ini banyak beranggapan “kayak anak kecil” yang merepotkan.
Anak yang merawat orangtua sering kali banyak
mengeluh daripada berlapang dada dan bersyukur. Beda saat orangtua menyambut
dan merawat anaknya saat kecil.
Usia 70 tahun semoga bukan menjadi waktu penyesalan akan
masa muda yang tidak dimanfaatkan dengan baik dan benar. Setelah lewat 70 tahun
jelas tidak mungkin diputar ulang. Ya sisa waktu yang masih ada saja yang harus
digunakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang baik disini
adalah jalan memperbanyak kebaikan bekal hidup di akherat. Inilah jalan yang
baik dan benar menghabiskan sisa waktu yang Allah sudah tetapkan.
Kemerdekaan Indonesia yang sekarang berusia 70 tahun memang
berbeda dengan usia manusia. Tapi dalam usia generasi sudah mau menginjak satu
generasi. Sedang untuk usia sebuah negara memang masih masuk ‘remaja’. Kok
bisa? Bolehlah dikatakan demikian karena usia negara kita tentu tidak ingin
hanya sampai 100 atau 200 tahun. Kita berdoa agar tetap ada hingga akhir zaman.
Kapan? Allah Yang Maha Tahu.
Kemerdekaan bangsa Indonesia ini haruslah menjadi semangat
dan momentum untuk berprestasi. Prestasi yang mampu diraih baik yang kecil
maupun yang besar. Bagaimana jalan meraih prestasi
sebagai bangsa Indonesia?
Ke-Tuhan-an
Bangsa
Indonesia ini akan berprestasi di dunia sampai akherat kuncinya mengikuti
perintah Tuhan. Perintah-Nya haruslah ditaati dan diamalkan. Karena hanya
melalui jalan Allah saja yang mampu menyelamatkan dunia akherat. Prakteknya
adalah ibadah, berdoa dan beramal baik.
Ke-Manusia-an
Sebagai
manusia Indonesia yang ber-KeTuhanan harus pasti memanusiakan orang lain sesama
warga Negara. Bukankah Allah hanya membedakan manusia dari derajat ketakwaannya
saja? Urusan perbedaan yang lain tidaklah terlalu penting. Yang lebih penting
perbedaan bukan dijadikan permusuhan tapi digunakan menuju jalan ketakwaan. Jalan
menjadi manusia yang bermanfaat atas orang lain. Sehingga kebaikan mereka mengangkat
tingkat keberadabannya.
Ke-Bersama-an
untuk Persatuan
Rakyat
Indonesia haruslah bersama-sama membangun negeri sesuai bidang masing-masing.
Tanpa saling melemahkan. Semua berkontribusi untuk kemajuan negeri ini. Aneka
ragam yang dimiliki setiap daerah adalah anugerah Ilahi dan kita tetap menjaga
persatuan dalam keberagaman. Bhineka Tunggal Ika.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai…”QS.3.103
Tidak ada komentar:
Posting Komentar