(pembelajaran transformatif)
Bagaimana seorang guru mengajar lebih dinamis, menarik dan
kreatif? Memang mengajar apa harus dinamis, menarik dan kreatif? Guru
menyampaikan materi/pelajaan siswa mendengarkan dan mencatat. Demikian pengajaran
yang berlangsung di sekolah dan pesantren ini sudah bertahun-tahun. Madzab seperti
ini berjalan baik-baik saja!demikian terang salah satu guru disalah satu
ponpes. Lho, koq bisa? “Itu kitab kesebelas!”komentar teman. Ya artinya dari
perspektif mana seseorang memandang dan meyakini sebuah cara diambil untuk
suatu pengajaran. Memang penetapan model mana yang akan dilakukan oleh guru,
maka gurulah yang memiliki otoritas. Asal apa yang diputuskan dapat
dipertanggungjawabkan.
Seorang guru yang baik tentu ingin potensi peserta didiknya
berkembang maksimal. Karena maksimal dan tidaknya potensi yang berkembang
berkaitan dengan model pembelajaran. Sebagai contoh model pembelajaran yang
mampu meningkatkan proses pembelajaran yang atraktif, dinamis dan kompetitif
adalah pembelajaran transformatif. Sebagai catatan bahwa keberhasilan dan
kegagalan ukurannya bukan hanya pada hasil akhir, tapi juga proses belajar.
Jadi pembelajaran transformatif menitiktekankan pada proses belajar.
Model transformatif memiliki 4 varian menurut JM Dirkx(1998)
yaitu:
1.emancipatory approach, 2.cognitive-rational approach,
3.developmental approach, 4.spiritual-integrative approach.
Pembelajaran akan hidup dan menarik ketika peserta didik
diberi kesempatan untuk berkontribusi. Didorong dan dilibatkan dengan penuh
dalam proses belajar. Di samping itu pembelajaran yang baik juga merangsang
peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis. Selanjutnya pembelajaran
haruslah mampu mengembangkan potensi peserta didik. Terakhir pembelajaran akan
mempunyai nilai tinggi guru mampu memadukan dan menghubungkan materi pelajaran
dengan nikai-nilai spiritual.
Model pembelajaran transformatif mampu menumbuhkan suasana
yang dinamis, atraktif dan kompetitif. Model ini memiliki 5 pilar yaitu: 1.
Peran pendidik sebagai fasilitator belajar, 2. Peran peserta didik sebagai
subyek belajar, 3. Penggunaan kata-kata persuasif dalam pembelajaran, 4. Pola
interaksi antara pendidik dan peserta didik bersifat patnership, 5. Suasana
belajar aktif, dinamis dan konstruktif. Kelima pilar tersebut menjadi perhatian
guru agar prose belajar berlangsung lebih kondusif.
Deskripsi pembelajaran yang dijelaskan diatas menjadi
bahasan dalam sebuah buku Pembelajaran Transformatif berbasis Learning How To
Learn karya Dr.Hardika, M.Pd. Saya berharap dengan salah satu contoh model
pembelajaran transformatif ini, para guru mampu menggunakan dan mengembangkan
proses belajar yang lebih baik. Dengan proses belajar yang baik diharapkan
hasilnya juga baik. Seringkali guru tergoda akan jalan pintas. Tiada peduli
bagaimanapun proses yang dilakukan yang penting hasilnya baik. Tentu ini bukan
prinsip pendidikan yang benar. Sama artinya kita mendidik peserta didik untuk
tidak kerja keras dan proses tidak bim salabim! Jadi. Bukan kan? Ekses dari hal
ini adalah UN bocor. Ketidakjujuran bukan lagi menjadi proses membangun pribadi
yang unggul untuk masa depan.
+++
Guru membuka pelajaran dengan salam. Menyapa dan mengajukan
pertanyaan tentang topik yang akan dibicarakan. Dilanjutkan dengan cerita
singkat membuka topik untuk dikaitkan dengan materi. Berikutnya bertanya
bagaimana kalau mereka mampu memecahkan masalah hari ini. Siswa dibagi menjadi
5 kelompok. Masing-masing kelompok punya 6 anggota. Tugas masing-masing
kelompok didiskusikan di dalam kelompoknya. Guru memeriksa dan membantu dari
satu kelompok ke kelompok lain. Memotivasi dan mendorong anggota kelompok untuk
berkontribusi. Setelah cukup memberikan waktu untuk berdiskusi, masing-masing
kelompok diminta untuk menyampaikan hasilnya ke kelas. Kelompok lain memberi
tanggapan bagaimana hasil yang disampaikan tersebut. Guru memberi bimbingan dan
membantu pokok-pokok penting pelajaran hari ini. Selanjutnya peserta didik membuat kesimpulan
dari masalah yang diajukan dan hasil penyelesaiannya. Ini contoh model
emancipatory approach dari pembelajaran transformatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar