(Building Your Child's Character: Challenges and Solutions)
Kalau Anda disebut “anak nakal” mau? Atau “orang nakal”
mau??? Keduanya sebutan yang tidak memberikan spirit kebaikan. Tentu semua akan
menolak: saya TIDAK! Namun dari kedua sebutan itu masih dikelompokan “diterima”bagi
anak nakal. Lho? Koq bisa? Selama hal yang dilakukan anak-anak bukan sesuatu
yang kriminal. Jika kriminal sudah menunjukkan keseriusan. Ini salah satu
penegasan DR.Margono, M.Pd dalam sesi diskusi dan sarasehan. Anak nakal sering
kali muncul karena salah asuh baik dari orangtua atau orang dewasa. Hal ini
masih dapat diperbaiki, meskipun memerlukan waktu 2,5 usianya.Sementara bagi “orang
nakal” hampir semuanya mengarah pada tindak kriminal. Kalau seperti ini
urusannya sama polisi saja. Jangan sama saya, eee...bukan psikolog.Kirain!wkwk.
Anak nakal yang sering disebut oleh beberapa guru dan
orangtua berkaitan dengan tidak disiplin, suka mengganggu, tidak mau ibadah,
suka bertengkar dan merusak barang. Tapi yang perlu diwaspadai kita semua bila
anak sudah melakukan perkelahian/tawuran antar kelompok, pencurian, pembunuhan dan
pelanggaran norma/asusila. Semua perbuatan yang diwaspadai tersebut merupakan
perbuatan kriminal yang banyak mencontoh orang dewasa. Sementara anak yang
dianggap “nakal” masih bisa diterima di atas merupakan tugas orangtua dan guru.
Sebagai orangtua haruslah bisa memberikan bimbingan tentang konsep diri dan
konsep sosial yang benar. Sebagai contoh “Anakku kamu anak yang baik. Kalau kamu
habis makan makanan sampahnya dibuang di tempat sampah. Ini perbuatan baik dan
benar. Supaya sampah tidak berserakan dan berbau mengganggu orang lain. Karena
mengganggu orang lain tidak disukai oleh Allah dan Rasulullah!” Demikian juga
guru memberikan pendidikan anak-anak tentang hak dan kewajiban serta hubungan
sosial sebagai contohnya. Perilaku-perilaku yang menyimpang pada anak, guru
segera menyelesaikan dengan berkoordinasi dengan BK dan orangtua. Koordinasi ini
penting untuk menumbuhkan langkah bersama dalam penanganan perilaku menyimpang
anak.
Anak baik biasanya semua orang merasa senang dan tenang.
Tidak ada yang perlu diwaspadai. Tapi kalau mendalami firman-Nya dalam surat
al-Mulk(67).2 dan az-Zumar(39).49 tetap semua merupakan ujian(fitnah). Maka
para guru dan orangtua tetap bersikap sebagai pendidik(dai) yang mengajarkan, membimbing dan mencontohkan
kebaikan(=terbaik). Ahsanul amalan! Walaupun ada perbedaan dalam perlakuannya.
Maksudnya perbedaan dalam bimbingan dan pengawasan. Anak-anak yang
dikategorikan masih dalam treatment
agar berperilaku baik. Sedang anak yang baik banyak dimotivasi untuk istiqomah,
berlaku lebih baik dan orang lain juga baik.
Kedua anak tersebut memerlukan perhatian baik tenaga, waktu
dan pikiran. Karena untuk urusan istiqomah sering kali fluktuasi(bagi anak yang
sudah baik). Dakwah selalu diperlukan kapan saja dan dimana saja baik dari
orangtua maupun guru. Demikian juga bagi “anak nakal”(=dalam treatment)masih
sangat labil sekali. Tanpa bimbingan dan pengawasan yang kuat, anak akan
bertambah tidak baik.
Orang baik adalah orang yang hingga akhir hayatnya tetap
berperilaku baik. Ciri-cirinya adalah mau beribadah dengan rajin, bertanggungjawab,
berperilaku baik pada diri sendiri dan oranglain. Menjadi orang baik dibangun
sejak dini meskipun juga tidak menjamin akhir hayat baik, tapi ikhtiar ini jauh
lebih baik.
Dalam perjalan hidup memang terjadi berbagai tikungan yang bila
tidak hati-hati akan terpeleset dan jatuh. Ingat selalu bahwa setan tidak rela
kalau kita semua ini menjadi orang baik. Upaya keras akan selalu ada agar
manusia jatuh pada dosa dan jadi temannya di neraka! Tidak boleh lengah. Bagaimana
langkah-langkah agar tetap berperilaku baik hingga ajal menjemput?
- Ikhlas dalam setiap amal hanya karena Allah
- Ibadah dan doa yang rajin
- Bergaul dengan yang baik-baik
- Punya komunitas saling mendorong kebaikan
- Muhasabah tiada henti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar